Kepala BBKSDA Jatim Pimpin Patroli di Dua Cagar Alam

Gunung Sigogor, 16 April 2018 – Nandang Prihadi, Kepala Balai Besar KSDA Jawa Timur (BBKSDA Jatim) memimpin langsung patroli kawasan dan survey lokasi Pemulihan Ekosistem di Blok Rehabilitasi Cagar Alam (CA) Gunung Picis dan Cagar Alam Gunung Sigogor. Tim terdiri dari personil BBKSDA Jatim Bidang KSDA Wilayah 1 Madiun, Seksi Konservasi Wilayah (SKW) 2 Bojonegoro dan Resort Konservasi Wilayah (RKW) 06 Ponorogo. Kedua kawasan suaka alam ini terletak di kecamatan Ngebel kabupaten Ponorogo yang masuk dalam wilayah kerja RKW 06, SKW 2, Bidang KSDA Wilayah 1 Madiun. Tim memulai patroli dari CA. Gunung Picis dan dilanjutkan ke CA. Gunung Sigogor, tepatnya di blok Cengger yang merupakan lokasi pemulihan ekosistem (PE). Blok Cengger CA. Gunung Sigogor terletak pada titik awal pal CA. 61 dengan ketinggian 1.505 mdpl dan luas areal pemulihan ekosistem 3 Ha.

Tipe ekosistem dari Cagar Alam Gunung Sigogor adalah Hutan hujan tropis pegunungan yang floranya didominasi oleh pasang (Quercus sondaica), jamuju (Podocarpus imbricatus), rasamala (Altingia excelsa), dali (Radermachera gigantea), wesen (Dodoneca viscosa), kodokan (Macropanax dispermum), morosowo (Engelhardis spicata), embacang (Mangifera foetida), puspa (Schima wallichii), salam (Eugenia polyantha), dan lain-lain. Sedangkan faunanya didominasi rangkok (Buceros rhinoceros), elang bondol (Haliastur indus), raja udang (Halchyon chloris), dan tulum tumpuk (Megalaima javanensis). Terdapat jutga beberapa jenis mamalia seperti macan tutul (Panthera pardus), monyet ekor panjang (Macaca fascicularis), lutung (Presbytis cristata), dan lain-lain.

Kawasan CA ini berdampingan dengan kawasan perkebunan, hutan lindung dan hutan produksi Perum Perhutani. Blok rehabilitasi kedua kawasan suaka alam ini merupakan areal bekas kebakaran, dan saat ini hanya menyisakan padang savana dan berpotensi terjadi longsor apabila tidak dilakukan penanaman tegakan. Areal PE di CA. Gunung Picis seluas 3.9 Ha dan untuk CA. Gunung Sigogor seluas 3 ha dengan jenis bibit yang akan digunakan adalah puspa, pasang dan cemara gimbal.

Kedua CA ini memiliki keanekaragaman yang cukup tinggi dan pernah menjadi lokasi pelepasliaran dan site monitoring satwa elang jawa. Selain itu, juga merupakan sumber air untuk kebutuhan sehari hari serta untuk memenuhi kebutuhan air Telaga Ngebel yang menjadi sumber PLTA. Terdapat kelompok binaan desa sekitar kawasan konservasi, yaitu desa gondowido yang pelibatannya dengan pembuatan bibit untuk pemulihan ekosistem. Kedua kawasan CA. Tersebut memiliki keanekaragaman yang cukup tinggi, dan pernah menjadi lokasi pelepasliaran satwa elang jawa dan juga menjadi site monitoring dari satwa tersebut.

Related posts

Leave a Reply