Jakarta – Serap gabah (Sergap) meningkat cukup tajam sepekan terakhir ini. Dari data yang ada, dilaporkan bahwa rata –rata serapan gabah harian sebesar 17 ribu ton. Bila sebelumnya angka serap gabah harian petani pada 27 April 2018 sebesar 14.516 ton, hanya dalam tiga hari naik cukup besar menjadi 22.758 ton pada 30 April 2018. Angka tersebut merupakan Sergap harian tertinggi selama tahun 2018.
Kementan bersama Bulog berusaha memaksimalkan serapan gabah pada musim panen antara Januari hingga Mei untuk menjaga stabilitas harga jelang Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri tahun 2018.
“Dalam penyerapan gabah kita memperhatikan empat kriteria, yaitu gabah dengan kelembaban maksimal 30 persen, harga pembelian pemerintah (HPP), fleksibilitas hingga 20 persen dari HPP, dan pasokan beras komersil atau premium” ujar Agung Hendriadi, Kepala Badan Ketahanan Pangan, Kementerian Pertanian.
Peningkatan serap gabah ini sejalan dengan pergantian direksi baru dalam manajeman Perum Bulog. Ditunjuknya Budi Waseso, sebagai Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog menggantikan Djarot Kusumayakti diharapkan dapat membawa penyegaran dalam manajemen Bulog serta dapat memperkuat peran Bulog sebagai stabilisator harga pangan dalam rangka menjaga ketahanan pangan nasonal.
Agung Hendriadi meyakini bahwa Bulog dibawah kepemimpinan Budi Waseso dapat memperkuat ketahanan pangan nasional. Menurutnya, dengan latar belakang Budi Waseso sebagai penegak hukum, kelompok atau mafia beras yang mencoba mempermainkan pasokan beras dapat ditindak tegas.
“Ketegasan Bulog dalam menyerap gabah memang diperlukan untuk menyukseskan Program Serap Gabah Petani (Sergap). Dan serapan gabah pada bulan April menjadi yang tertinggi saat ini,” ujar Agung.
Agung menjelaskan, Program Sergap petani ini diluncurkan oleh Kementan sejak 2016. Tujuannya, membantu penyerapan produksi beras petani, sekaligus memastikan stabilitas harga beras dan meningkatkan cadangan beras pemerintah yang menjadi tugas Bulog.
“Dalam Program Sergap Kementan menggandeng Bulog, Perbankan, Babinsa, PPL, Satgas Pangan, dan Kepala Dinas Pertanian dari seluruh daerah. Targetnya menyerap 4,4 juta ton gabah atau 2,2 juta ton setara beras hingga Juni 2018,” paparnya.
Sebelumnya, Budi Waseso berjanji akan menindak oknum yang mempermainkan stok beras. Pria yang akrab dipanggil Buwas ini mengatakan, sikap tegas dibutuhkan untuk mengamankan stok bahan pangan, terutama beras menjelang Ramadan. Apalagi, beras merupakan bahan kebutuhan pokok masyarakat Indonesia.
“Harapan saya tidak ada yang mempermainkan masalah perut masyarakat Indonesia. Ini suatu kebutuhan masyarakat Indonesia yang sangat menyeluruh. Jadi, saya kira tidak boleh ada yang mempermainkan masalah itu,” kata Mantan Kepala Badan Narkotika Nasional itu.
Pernyataan Buwas merujuk pada oknum pedagang besar yang memainkan stok beras. Bahkan, dia siap menindak jajaran di bawahnya jika ada yang melakukan praktik curang sehingga membuat harga pangan mahal.
“Kalau ada yang tidak tertib kita bersihkan. Kalau memang harus disingkirkan, ya kita singkirkan, karena ini sekali lagi berangkatnya untuk masyarakat Indonesia,” pungkas Budi.