Pacu Pertumbuhan Wirausaha Muda, Kemenristekdikti Berikan Ijin Pendirian Perguruan Tinggi Kewirausahaan Pertama di Indonesia

Jakarta – Data Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah pada tahun 2017 menunjukan bahwa jumlah wirausaha Indonesia mencapai 3.1 % dari jumlah penduduk Indonesia. Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi senantiasa mendorong lahirnya wirausaha muda Indonesia. Salah satu bentuk dukungan tersebut adalah dengan pemberian ijin pendirian perguruan tinggi dengan program studi ilmu kewirausahaan.

Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mengatakan berdirinya Sekolah Tinggi Kewirausahaan Selamat Pagi Indonesia (SPI) merupakan salah satu bentuk upaya dalam mencerdaskan kehidupan bangsa dengan menghasilkan sumberdaya wirausaha yang berkualitas dan dapat melahirkan wirausaha yang baru di Indonesia.
“Saya sangat mengapresiasi dan mengucapkan selamat kepada SPI. Pendirian ini sesuai dengan kebijakan Kementerian, perguruan tinggi diharapkan jangan hanya mencetak lulusan namun kemudian menjadi pengangguran. Saya berharap lulusan SPI 100% menjadi wirausaha muda Indonesia ,” ucap Menteri Nasir dalam sambutannya pada acara Penyerahan Surat Keputusan (SK) Pendirian Sekolah Tinggi Selamat Pagi Indonesia di Gedung D Kemenristekdikti, Jakarta (Senin, 19/03).

Menteri Nasir mengatakan bahwa Sekolah Tinggi Kewirausahaan Selamat Pagi Indonesia merupakan perguruan tinggi pertama khusus di bidang kewirausahaan di Indonesia. Kehadiran SPI ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi perguruan tinggi lain di Indonesia untuk turut berkontribusi menghasilkan wirausaha di Indonesia. Menristekdikti berharap agar nantinya para mahasiswa di SPI dapat memiliki dedikasi tinggi untuk mendalami ilmu kewirausahaan serta menguasai teknologi, sehingga dapat memasarkan hasil usahanya ke dunia International.

Pendiri Sekolah Tinggi Selamat Pagi Indonesia Julianto Eka Putra mengatakan bahwa SPI merupakan perguruan tinggi berbasis praktek dengan persentase kurikulum 70% praktek dan 30% teori. SPI memiliki sarana belajar yang disebut dengan Kampoeng Succezz, dimana juga digunakan sebagai laboratorium tempat menerapkan teori-teori yang di dapat di dalam kelas. Julianto menambahkan SPI menerapkan muatan lokal enterpreneurship untuk memacu kemampuan ‘life sklill’ peserta didik sehingga nanti lulusannya siap kerja dan mampu bersaing di era global.

“Saat ini untuk sekolah kewirausahaan kami ingin lebih fokus ke praktek, di tempat kami ada resto, penginapan, tour and travel dll yang nanti bisa menjadi laboratorium mereka,” ujar Julianto Eka Putra.

Julianto Eka Putra mengatakan Sekolah Menengah Atas (SMA) Selamat Pagi Indonesia merupakan cikal bakal Sekolah Tinggi Selamat Pagi Indonesia yang didirikan atas dasar keprihatinan melihat banyaknya kalangan tidak mampu dan anak yatim yang putus sekolah. Sekolah ini gratis bagi anak-anak yatim piatu. Dengan berdirinya Sekolah Tinggi Selamat Pagi Indonesia diharpkan ada kesinambungan antara pendidikan menengah dan pendidikan tinggi bagi anak-anak tidak mampu tersebut

. “ Kami berharap Sekolah Menengah Atas Selamat Pagi Indonesia dapat memutus rantai kemiskinan mereka. Beberapa lulusan SMA Selamat Pagi Indonesia saat ini telah dapat membantu keluarganya, membantu biaya sekolah adik-adiknya. Kami sangat bersyukur diberi keprcayaan oleh Kemenristekdikti untuk mendirikan Sekolah Tinggi ini, sehingga dapat lahir lebih banyak wirausaha muda baru di Indonesia,” pungkas Julianto.

Turut hadir dalam acara tersebut Ketua Yayasan SPI Sendy Fransiscus Tantono, Pendiri SPI Julianto Eka Putra, Ketua Sekolah Tinggi SPI Agung Pramono, Direktur Jenderal Kelembangan Iptek dan Dikti Patdono Suwignjo, Kepala Biro Hukum dan Organisasi Ani Nurdiani, Kepala Biro Kerjasama dan Komunikasi Publik Nada Marsudi dan tamu undangan lainnya.

Related posts

Leave a Reply