Solo – Kementerian Perhubungan fokus pada konektivitas infrastruktur transportasi untuk percepatan pembangunan nasional. Konektivitas infrastruktur transportasi tidak hanya dibangun di kota besar saja namun juga di Papua. Demikian disampaikan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi dalam sambutannya pada Dialog Kebangsaan Menggagas Pembangunan Nasional yang Berkelanjutan di Universitas Negeri Surakarta Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Rabu (8/11).
“Kita juga pikirkan bahwasanya bandara-bandara yang harus dibangun bukan saja bandara besar seperti Bandara Internasional Yogyakarta Baru di Kulon Progo, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta tapi juga membangun bandara-bandara di Papua,” terang Menhub Budi.
Menhub menambahkan bahwa masyarakat di puncak Ilaga, Provinsi Papua tidak bisa menuju ke tempat lain kecuali dengan menggunakan pesawat. Kementerian Perhubungan membangun kurang lebih empat puluh bandara.
“Di Papua, Kalimantan Utara dan Sumatera Utara kita juga membangun banyak pelabuhan, sebagai konektivitas infrastruktur transportasi untuk mempercepat pembangunan nasional,” jelas Menhub.
Dalam program pengembangan konektivitas seperti tol laut dan jembatan udara dilakukan dengan suatu rencana pengembangan transportasi multimoda secara terintegrasi. Program pemerintah dengan menyediakan moda transportasi alternatif seperti Tol Laut dan Jembatan Udara diharapkan dapat menyeimbangkan penyebaran pembangunan dan distribusi hingga ke daerah tertinggal, terpencil, terluar dan perbatasan di Indonesia. Hal ini untuk mewujudkan kesejahteraan secara merata bagi masyarakat Indonesia.
“Bisa dibayangkan daya beli masyarakat Indonesia bagian timur masih terbatas sekali, sehingga pemerintah menyediakan kurang lebih 13 trayek tol laut ke Indonesia bagian timur. Jadi, ketergantungan masyarakat terhadap fasilitas dari pemerintah itu tinggi sekali,” papar Menhub Budi.
Lebih lanjut Menhub menegaskan apa yang dilakukan Kementerian Perhubungan ini semata mata agar Indonesia bukan hanya terpusat di pulau Jawa saja tapi Indonesia bagian timur. Karena Papua, Maluku dan sebagainya adalah bagian dari negara kesatuan Republik Indonesia yang harus mendapat perhatian dan harus tumbuh menjadi suatu daerah yang sama makmurnya dengan daerah di Pulau Jawa.
Di samping program konektivitas, Kementerian Perhubungan juga memiliki program pembangunan untuk mendukung10 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional untuk mewujudkan 10 Bali baru.
“Saat ini difokuskan pada 3 kawasan utama yaitu kawasan Danau Toba dengan membangun/mengembangkan Dermaga Ambarita, Danau Ajibata, Danau Simanindo, Danau Tigaras dan pembangunan kapal penyeberangan penumpang Ro-Ro 300 GT,” jelasnya.
Untuk Kawasan Borobudur dengan membangun Bandara Internasional Yogyakarta Baru di Kulon Progo yang direncanakan beroperasi tahun 2019 dan pembangunan kereta api akses Bandara Baru Yogyakarta – Magelang. Untuk Kawasan Mandalika dengan membangun Dermaga Moveable Bridge III Pelabuhan Penyeberangan Lembar.
“Bandara Adisumarmo sendiri kita akan lakukan pengembangan lebih baik dan bangun konektivitas antara Stasiun Balapan dengan KA Bandara sehingga saudara kita dari Madiun atau Klaten bisa secara langsung ke Adisumarmo, bukan hanya ke Yogyakarta saja. Dengan itu maka konektivitas Borobudur, Yogyakarta, Solo dan Semarang itu menjadi satu dan itu memberikan satu kemudahan bagi masyarakat,” tutup Mehub Budi.
Hadir pula dalam kegiatan dialog tersebut adalah Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso.