Jakarta, 6 November 2020 – Menteri Perdagangan Agus Suparmanto mengatakan animo menjelang penyelenggaraan Trade Expo Indonesia—Virtual Exhibition (TEI—VE) ke-35 sangat tinggi mencapai 692 pelaku usaha berorientasi ekspor yang terdiri dari perusahaan besar dan UKM nasional. Jumlah tersebut melebihi target awal yaitu 200—300 peserta.
Hal ini disampaikan Mendag Agus pada konferensi pers TEI—VE ke-35 yang diselenggarakan di Cirebon, hari Kamis (5/11). Turut hadir dalam acara tersebut Bupati Cirebon Imron Rosyadi, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Barat Moh. Arifin Soedjayana, Direktur Eksekutif LPEI Daniel James Rompas, dan Direktur PT Debindomulti Adhiswasti.
“Animo pelaku usaha dan buyers sangat menggembirakan. Sejak pendaftaran dibuka pada 9 Oktober 2020 hingga 2 November 2020, tercatat sebanyak 692 pelaku usaha berorientasi ekspor dan
2.026 buyers dari 98 negara telah mendaftarkan diri. Jumlah buyers dan pengunjung diharapkan akan terus bertambah karena pendaftaran masih dibuka hingga acara TEI—VE ke-35 berlangsung,” kata Mendag Agus.
Mendag Agus mengatakan, lima negara dengan jumlah buyers tertinggi selain Indonesia yaitu India 303 buyers, Pakistan 132 buyers, United States 64 buyers, Nigeria 54 buyers, dan Australia 46 buyers. Para buyers yang berminat bertransaksi nantinya akan diarahkan untuk mengadakan penjajakan kesepakatan dagang (business matching), sehingga tercapai kontak dan kontrak dagang yang diharapkan.
Sementara itu, lanjut Mendag, total okupansi tercatat sebanyak 505 stan virtual. Peserta TEI—VE ke- 35 berasal dari sektor manufaktur; fesyen; makanan dan minuman; industri jasa; produk kreatif inovatif; industri strategis; serta kerajinan.
Menurut Mendag Agus, penyelenggaraan Trade Expo Indonesia—Virtual Exhibition (TEI—VE) ke-35 diharapkan dapat mendorong usaha kecil dan menengah (UKM) mengembangkan jejaring bisnis dan investasi. “TEI—VE ke-35 ini merupakan ajang pengembangan jejaring bisnis dan investasi bagi UKM. Para pelaku usaha dan UKM dapat menyajikan dan mempromosikan produk berkualitas buatan Indonesia untuk dipasarkan secara global,” ujar Mendag Agus.
Mendag Agus mengungkapkan, fokus utama TEI—VE ke-35 adalah transaksi bisnis ke bisnis (b2b) yang bersifat jangka panjang dan bertaraf internasional. Hal itu dilakukan guna meningkatkan ekspor Indonesia di kancah perdagangan internasional.
“Meskipun platform ini diinisiasi Kementerian Perdagangan, tetapi TEI—VE ke-35 mengedepankan skema dari, oleh, dan untuk pelaku usaha. Para pelaku usaha secara aktif juga melakukan promosi mulai dari memilih stan virtual, mengunggah konten promosi, dan berinteraksi dengan para buyers internasional,” tutur Mendag Agus.
Mendag Agus mengatakan, seluruh pembiayaan pembuatan platform digital ini tidak menggunakan anggaran dan pendapatan belanja negara (APBN), tetapi berasal dari para pelaku usaha yang antusias terlibat mengikuti TEI—VE ke-35.
Mendag Agus menjelaskan, desain TEI—VE ke-35 dibangun berbasis situs web dengan menggunakan game-play standard platform, yaitu tampilan rangkaian gambar tiga dimensi dengan fitur-fitur interaktif layaknya bermain gim interaktif. TEI—VE ke-35 juga mengadposi infrastruktur gedung pameran Indonesia Convention Exhibition (ICE) di Bumi Serpong Damai (BSD) agar para buyers dan pengunjung mendapatkan pengalaman seperti layaknya mengunjungi TEI di ICE BSD. Selain itu, para pengunjung juga dapat menentukan sendiri pilihan rute kunjungan dan kegiatan setelah melakukan pendaftaran secara daring.
Fitur-fitur interaktif disediakan dalam menu navigasi yang membantu mengarahkan perjalanan pengunjung ke berbagai stan dan forum bisnis virtual. Kemudian, para pengunjung dapat berinteraksi langsung secara audio visual melalui aplikasi zoom atau live chat dibantu oleh petugas yang berjaga.
“TEI—VE ke-35 akan berlangsung selama tujuh hari pada 10—16 November 2020. Namun, pameran virtual masih dapat diakses selama satu bulan hingga 10 Desember 2020,” jelas Mendag Agus.
TEI—VE ke-35 akan menampilkan produk dan jasa Indonesia pada zona produk potensial dan unggulan nasional yang terdiri dari jasa dan produk premium; manufaktur; furnitur dan produk kerajinan tangan; makanan dan minuman; aksesori fesyen dan multiproduk.
Selain pameran, TEI—VE ke-35 juga diisi beragam forum yaitu trade, tourism, and investment (TTI) forum dengan tema “Policy Transformation in The New Era Toward Economic Recovery”. Ada pula 27 kegiatan forum bisnis yang akan menghadirkan narasumber para pimpinan kementerian dan lembaga, serta 11 kegiatan bisnis konseling yang akan menghadirkan narasumber dari para perwakilan perdagangan RI di luar negeri.
Total transaksi TEI 2019 tercatat sebesar USD 10,95 miliar yang terdiri atas transaksi produk (barang dan jasa) sebesar USD 1,54 miliar, transaksi investasi sebesar USD 9,29 miliar, dan transaksi jasa sebesar USD 120,08 juta.
Mendag menyampaikan apreasiasinya kepada semua pihak yang mendukung TEI—VE ke-35. Pihak- pihak tersebut, yaitu PT Debindomulti Adhiswasti selaku penyelenggara acara (event organizer/EO) , Kementerian Luar Negeri, Kementerian Keuangan, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Kementerian Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM), Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Pertanian, Kementerian Kelautan dan Perikanan, Kementerian Perindustrian, Kamar Dagang Indonesia, Bank Rakyat Indonesia, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI), dan para pelaku usaha
“Sinergi ini diharapkan dapat menyukseskan gelahar TEI-VE ke-35 2020 dan mendorong peningkatan ekspor Indonesia ke pasar global,” pungkas Mendag.
Gandeng LPEI untuk Pembiayaan Ekspor
Di tahun ini, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan kembali mendukung TEI—VE ke-35 yang diinisiasi Kementerian Perdagangan.
“LPEI sebagai Special Mission Vehicle (SMV) Kementerian Keuangan RI turut serta mendorong peningkatan ekspor nasional melalui berbagai fasilitas pembiayaan, penjaminan, asuransi dan jasa konsultasi,” ujar Direktur Eksekutif LPEI Daniel James Rompas.
Sinergi antara Kementerian Perdagangan RI dan LPEI telah terjalin sejak lama. Sebagai rekan strategis, LPEI dan Kementerian Perdagangan akan memfasilitasi para pelaku UKM berorientasi Ekspor untuk bertemu para calon buyers dari luar negeri.
“Kami mendukung sepenuhnya penyelenggaraan TEI—VE ke-35 pada tanggal 10—16 November mendatang. Meski masih berada di tengah-tengah pandemi Covid-19, kami tetap berupaya mendukung para UKM atau eksportir Indonesia untuk mendapatkan akses bertemu dengan buyers maupun calon buyers luar negeri,” lanjut James.
James Rompas menyampaikan, LPEI akan mengikutsertakan mitra binaan pilihan yang berasal dari program Jasa Konsultasi yang dinamakan Coaching Program for New Exporter (CPNE).
“Program ini bertujuan memberikan pendampingan kepada pelaku usaha agar siap menjadi eksportir dan bankable. Selain itu, LPEI juga akan menggelar klinik pelatihan bagi para pelaku UKM untuk menambah pengetahuan dalam berbisnis, sehingga dapat menembus pasar ekspor,” kata James.