Jakarta, 21 November 2017 – “Kemensos punya nota kesepahaman dengan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) untuk LDP (Layanan Dukungan Psikososial -red) sedangkan untuk logistik juga ada buffer stock untuk mendekatkan bantuan kepada lokasi yang terjadi bencana” ungkap Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Alam (PSKBA) Margowiyono saat wawancara mengenai penanggulangan bencana secara live dengan salah satu Stasiun Televisi Swasta.
Seperti diketahui, lanjut Margo, menurut data PBB, Indonesia merupakan daerah paling rawan bencana di dunia.
Ditanya mengenai kesiapan buffer stock yang cukup, Margo mengungkapkan, Kemensos juga bekerjasama dengan Kementerian dan Lembaga terkait diantaranya BNPB, Bulog, dan lainnya.
Dalam hal mitigasi dan meningkatkan kewaspadaan masyarakat akan terjadinya bencana, Kementerian Sosial sudah bersinergi dengan BNPB.
“Kami mengembangkan program penanggulangan bencana berbasis masyarakat contoh TAGANA (Taruna Siaga Bencana) relawan yang di rekrut sudah ada kurang lebih 35.000 orang, mereka dilatih bagaimana menghadapi situasi bencana dan diharapkan dapat memberi pengetahuan kepada masyarakat” tambah Margo.
Selain itu ada pula sahabat TAGANA, Kampung Siaga Bencana, sudah di 567 lokasi di seluruh Indonesia.
“Dari tahun 2010 KSB dibentuk untuk melatih masyarakat dalam menanggulangi bencana dan TAGANA menjadi fasilitator, mereka harus bisa membuat peta rawan bencana di daerah mereka dan sangat bermanfaat” tandas Margo.