Jakarta, Kominfo – Badan Penelitian dan Pengembangan SDM Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Balai Penyedia dan Pengelola Pembiayaan Telekomunikasi dan Informatika (BP3TI) telah melaksanakan Jambore TIK bagi Remaja dan Dewasa dengan Disabilitas Tahun 2017 Tingkat Nasional pada tanggal 15 s.d 18 November 2017 bertempat di Pusat TIK Nasional Kementerian Kominfo dan pada tanggal 19 s.d 20 November 2017 diselenggarakan acara penganugerahan di Hotel JS Luwansa.
Perkembangan teknologi informasi khususnya internet dan perangkat telekomunikasi telah mengubah berbagai sendi kehidupan. Perkembangan itu pun memberikan dampak yang positif bagi sebagian besar masyarakat yang mampu memanfaatkannya termasuk penyandang disabilitas. Penyandang disabilitas berhak diberikan kesempatan bekerja, tentunya harus disesuaikan dengan kemampuan dan kondisi mereka. Penyandang disabilitas harus diperhatikan semua pihak, pemerintah mengingatkan bahwa semua warga negara mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
Dalam UU No.8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas Pasal 1 menyebutkan kesamaan kesempatan merupakan keadaan yang memberikan peluang dan/menyediakan akses kepada penyandang disabilitas untuk menyalurkan potensi dalam segala aspek penyelenggaraan negara dan masyarakat. Sebagai leading sector pembangunan bidang komunikasi dan informatika yang mempunyai tugas untuk mengembangkan SDM di bidang TIK, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) peduli dan berusaha untuk meningkatkan keterampilan penyandang disabilitas agar dapat memiliki peluang untuk menciptakan peluang lapangan kerja di sektor TIK, untuk itulah kegiatan Jambore TIK bagi Penyandang Disabilitas ini diadakan.
Kegiatan ini juga dimaksudkan untuk meningkatkan literasi teknologi informasi serta kemampuan dan kompetensi bagi generasi muda penyandang disabilitas. Sesuai dengan pengembangan program yang memenuhi hak-hak penyandang disabilitas yang tercantum dalam undang-undang, juga diberdayakan dalam pembagunan inklusif.
Tujuan dari kegiatan Jambore TIK Tahun 2017 yaitu meningkatan e-literasi remaja dan dewasa penyandang disabilitas yang akan diberi wawasan mengenai peluang TIK dalam memanifestasikan potensi mereka untuk produktif, meningkatan informasi dan pemahaman keluarga tentang peluang TIK bagi remaja dan dewasa penyandang disabilitas dalam inklusi aktivitas sosial dan budaya, dan inkusivitas pembangunan serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya inklusivitas pembangunan.
Menkominfo dalam sambutannya, berpesan secara khusus kepada para peserta Jambore TIK khusus untuk Penyandang Disabilitas Remaja dan Dewasa agar dapat menggali potensi mereka menjadi lebih produktif, serta meningkatan informasi dan pemahaman keluarga tentang peluang TIK bagi remaja dan dewasa penyandang disabilitas dalam inklusi aktivitas sosial dan budaya, juga inkusivitas pembangunan serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya inklusivitas pembangunan. “Kita mempunyai teman-teman yang berkebutuhan khusus, jumlahnya ada dua puluhan juta, kominfo bekerjasama dengan Kementerian Sosial, Kementerian Tenaga kerja beserta ekositem membantu mencoba membantu menyiapkan anak-anak muda yang berkebutuhan khusus ini untuk memasuki lapangan kerja. Hanya selama ini pola pikirnya menyiapkan teman-teman ini masuk ke dunia kerja. Sekarang harus dirubah bagaimana teman-teman yang muda ini tidak hanya mendapatkan pekerjaan, tetapi sekaligus menciptakan lapangan pekerjaan dengan memanfaatkan teknologi digital”, ujarnya.
Lebih lanjut, Menkominfo juga menjelaskan kepada para penyandang disabiitas ini untuk berpikir bagaimana kita merubah pola pikir baku tentang mendapat pekerjaan menjadi percepatan percepatan teknoolgidi Indonesia ini berpikir bagaimana kita merubah proses, bagaimana kita merubah cara memanfaatkan teknologi untuk mendorong percepatan-percepatan lapangan kerja di Indonesia. “Bagaimana membuat suatu pekerjaan pekerjaan lain termasuk dirinya menciptakan suatu pekerjaan. Kominfo dengan BP3TI sebagai unit yang fokus kepada pembangunan di wilayah terluar itu ada 122 kabupaten kota yang masuk Perpres 131 yang pemerintah dalam hal ini diwakili oleh kominfo bisa melakukan kebijakan atau keberpihakan (affirmative policy), karena daerah tersebut dianggap daerah yang tidak visible secara keuangan maupun bisnis dianggap oleh teman-teman operator sehingga pemerintah masuk ke sana sama seperti proyek Palapa ring dalam hal untuk memberikan bantuan funding start up. Kalau start up nya ada di daerah tersebut apalagi disiapkan ataupun merupakan kreasi atau hasil karya teman-teman yang ada di ruangan ini antara lain pemerintah kominfo akan mendanai start up tersebut. Tentunya dengan tata cara persyaratan dan lain sebagainya tetapi harus ada kebijakan keberpihakan. Kebijakan-kebijakan ini dilakukan oleh kominfo atas nama pemerintah. Menkomifo juga turut berkomentar bahwa Kominfo mendukung penuh start up selama dia memberikan nilah tambah kepada proses yang ada. “Saya baru saja dari Bangka Belitung, disana saya temukan aplikasi baru namanya AOKA, sebuah aplikasi pengiriman barang untuk Kota Pangkalpinang. Disini hanya ada tiga orang tetapi sudah menghasilkan jutaan rupiah. Tidak harus cita-citanya menjadi Gojek, traveloka, tokopedia maupun Bukalapak. Dengan visi tersebut setidaknya untuk star up lokal mereka telah menciptakan cara baru yang perlu diapresiasi”, kata Menkominfo sembari memberi semangat kepada para peserta Jambore TIK kali ini.
Terkait dengan penggunaan bahasa isyarat Menkominfo juga turut memberi tanggapan. “Kami akan bahas khusus nanti pada saat revisi undang-undang penyiaran tahun 2018 untuk memastikan lagi affirmative policy secara politis itu harus ada. Kita harus masukkan ke revisi undang-undang, nanti akan ada sanksi yang tegas bagi televisi yang tidak menampilkan bahasa isyarat dalam program mereka. Saya juga akan mendorong Hackaton untuk menciptakan aplikasi berkebutuhan khusus untuk masyarakat Indonesia’, ucapnya mengkahiri.
Jambore TIK bagi remaja dan dewasa dengan disabilitas tingkat nasional diikuti oleh 92 orang peserta disabilitas (penglihatan, pendengaran, fisik dan intelektual) yang berusia remaja (15-24 tahun) dan usia dewasa (25–35 tahun) yang merupakan peserta juara 1 (pertama) dari kegiatan Jambore Regional Jayapura, Balikpapan, Manado, Palembang dan Yogyakarta. Mereka berasal dari Sekolah Luar Biasa, Panti Asuhan, Komunitas dan Yayasan yang menaungi kalangan disabilitas yang telah lolos seleksi dalam proses pendaftaran secara online.
Materi pelatihan yang dilaksanakan yaitu Microsoft Office Excel, Microsoft Office Word, Microsoft Office Powerpoint, Internet, Design Grafis, dan Public Speaking. Sementara untuk kompetisi akan dibagi menjadi dua yaitu Kompetisi Kategori Individu dan Kompetisi Kategori Kelompok.
Kompetisi kategori individu yaitu:
a. Microsoft Office (Excel, Word, Powerpoint)
b. Internet
c. Desain Photoshop dan Publik Speaking
Kompetisi kategori kelompok yaitu:
a. Desain Sampul
b. Desain Presentasi
Adapun nama-nama peserta Jambore Tingkat Nasional yaitu sebagai berikut:
Kompetisi Microsoft Word dan Microsoft Excel
Kategori Remaja Dengan Disabilitas Penglihatan
NO | NAMA PESERTA | ASAL PROVINSI |
1 | Fadel Muhammad Muslim | Sumatera Barat |
2 | Tion Iswanto | Banten |
3 | Siti Azizah | Sulawesi Tengah |
Kompetisi Microsoft Word dan Microsoft Excel
Kategori Dewasa Dengan Disabilitas Penglihatan
1 | Syifa Urrachmah | DI Aceh |
2 | Fandy Dawenan | Bali |
3 | Fitriani Harum Sari | Banten |
Kompetisi Microsoft Word dan Microsoft Excel
Kategori Remaja Dengan Disabilitas Pendengaran
1 | Fayza Putri Adila | Jawa Barat |
2 | Balqis Shabrina Hanifati Nabila | Kalimantan Timur |
3 | Hanny Petra Kiriwenno | Maluku |
Kompetisi Microsoft Word dan Microsoft Excel
Kategori Dewasa Dengan Disabilitas Pendengaran
1 | Dwi Putranto | Jawa Timur |
2 | Muhammad Fadhil | Sumsel |
3 | Riddo Setiawan | Jambi |
Kompetisi Adobe Photoshop dan Public Speaking
Kategori Remaja Dengan Disabilitas Fisik
1 | Afiriyan Choirul Anam | Jawa Tengah |
2 | Nurhamida Niaro Dalimunthe | Sumsel |
3 | Junaidi | Kalimantan Timur |
Kompetisi Adobe Photoshop dan Public Speaking
Kategori Dewasa Dengan Disabilitas Fisik
1 | Lalu Ahmad Fatoni | NTB |
2 | Risto Wahyudi | Jawa Tengah |
3 | Rahmat Hidayat | Kalimantan Timur |
Kompetisi Internet
Kategori Disabilitas Intelektual
1 | Carter Elungan | Papua Barat |
2 | Muhammad Zain Nabhan | DI Yogyakarta |
3 | Mahdiah Aisyah | Kalimantan Timur |
Kompetisi Internet
Kategori Umum
1 | Bahrul Ilmi | Kalimantan Barat |
2 | Al-Islamabad | Jawa Barat |
3 | Muchamad Iqbal Rizky | DKI Jakarta |
Kompetisi Desain Poster
Kategori Umum
1 | Dzaky Rachmadiansyah | Kalimantan Timur |
2 | Adam Nur Muslim | Kalimantan Barat |
3 | Anggara Tegar Rahmat | DI Yogyakarta |
Kompetisi Public Speaking
Kategori Umum
1 | Rizkah | Sulawesi Selatan |
2 | Lalu Ahmad Fatoni | NTB |
3 | Rahmat S | Sulawesi Barat |
Kompetisi Desain Sampul
Kategori Kelompok
KELOMPOK 10 (Juara 1) | Destry Indra Wibowo | DI Yogyakarta |
Valentinus Nawipa | Papua | |
Stela Maria Paskalia | Sulawesi Utara | |
Muhammad Fadhil | Sumatera Selatan | |
KELOMPOK 9 (Juara 2) | Putri Permata Sari | Sumatera Selatan |
Rahmat Hidayat | Kalimantan Timur | |
Siti Azizah | Sulawesi Tengah | |
Ulansari Kasim | Maluku Utara | |
Muhammad Zain Nabhan | DI Yogyakarta | |
KELOMPOK 5 (Juara 3) | Anggara Tegar Rahmat | DI Yogyakarta |
Adam Nur Muslim | Kalimantan Barat | |
Indra Djaya | Kalimantan Selatan | |
Nurul Fadhilah Mailani | Bengkulu | |
Inayah Andriyani | Gorontalo |
Kompetisi Desain Presentasi
Kategori Kelompok
KELOMPOK 2 (Juara 1) | Aper Sujayana | Kalimantan Timur |
Syifa Urrachmah | DI Aceh | |
Dwi Putranto | Jawa Timur | |
Anggi Saputri | Sulawesi Tenggara | |
Fergi Adriana | Kalimantan Utara | |
KELOMPOK 3 (Juara 2) | Herdy Sariman | Sulawesi Utara |
Chani Gia | Sumatera Selatan | |
Jooce Edgar Waromi | Papua | |
Muhammad Iqbal Rizky | DKI Jakarta | |
Dito Chandra Yasa | Kalimantan Timur | |
KELOMPOK 8 (Juara 3) | Khaerunnisa | Sulawesi Selatan |
Novi Lufita Sari | Lampung | |
Derek Garido Jacobsz | Maluku | |
Syafrudin Perdana Putra A | Kalimantan Selatan | |
Heni Purwaningsih | Sulawesi Tenggara |