Akreditasi merupakan perwujudan dari tanggungjawab perguruan tinggi untuk terus memperbaiki diri dan memberikan layanan terbaik bagi mahasiswa dan alumninya. Dengan kata lain, akreditasi merupakan salah satu jaminan kualitas bagi alumni yang dihasilkannya.
Menghadapi tantangan tersebut Center for Entrepreneurship and Career Development (CENDI) UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menggelar Workshop Tracer Study Untuk Sukses Akreditas yang diikuti oleh 40 PTKIN dan kampus swasta di Indonesia dengan 170 peserta di hotel Grand Tjokro, Kamis-Jum’at (19-20/4).
Direktur Pendidikan Tinggi Islam Ditjen Pendis Kemenag RI, Prof. Dr. M. Arskal Salim GP, M.A menuturkan evaluasi dan asesmen terhadap relevansi Perguruan Tinggi bagi masyarakat menjadi semakin penting dengan situasi dan tantangan global. Salah satunya denga Tracer study yang menjadi sumber data terpenting untuk mengukur relevansi perguruan tinggi terhadap tantangan dan kebutuhan masyarakat (dunia kerja).
“Lulusan atau alumni menjadi indikator kunci karena merekalah yang bisa menilai hubungan relevansi antara apa yang mereka pelajari di perguruan tinggi dan apa yang mereka butuhkan di dunia kerja”, tutur M. Arskal Salim saat menjadi keynote speaker workshop tracer study.
Kasi Penelitian dan Kekayaan Hak Kekayaan Intelektual Dit. PTKI Ditjen Pendis Kemenag RI Mahrus eL-Mawa menambahkan, riset jejak alumni bukan sekadar kebutuhan perguruan tinggi, tetapi juga kepentingan nasional dan global. Oleh karenanya, tanggung Jawab Perguruan tinggi tidak hanya menyiapkan kompetensi keilmuan, tetapi juga memfasilitasi para alumninya sesuai kompetensi dunia kerja untuk membantu pemerintah dalam memecahkan persoalan bangsa.
“Tracer Study yang pernah dilakukan harus dilakukan kembali sesuai dengan ilmu yang benar, dan rekam jejak alumni sudah saatnya menjadi kebutuhan perguruan tinggi melalui pusat karir untuk pengembangan kampus di era globa sekarang ini “ Kata eL-Mawa.
Sementara itu, Direktur CENDI UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Dr. Ahmad Salehudin, M.A mengatakan seringkali aplikasi tracer study pada alumni belum tepat. Karena hanya dilaksanakan menjelang akreditasi, atau disebarkan pada saat wisuda dan menggunakan (random) sampling.
“Mestinya tracer atau survey alumni digunakan untuk memperbaiki mutu perguruan tinggi. Dari sana kita mendapat feedback dari alumni sebagai bahan evaluasi, perbaikan dan penjaminan kualitas pendidikan tinggi yang bisa diwujudkan dalam bentuk akreditasi” kata Ahmad Salehudin
Ahmad Salehudin menambahkan pelaksanaan Tracer Study pada dasarnya dilakukan melalui tiga tahapan. Tahap awal pelaksanaan yaitu pengembangan konsep dan instrumen (concept and instrument development). Tahapan kedua terkait dengan pengumpulan data (data collection), responden dalam pengumpulan data adalah alumni perguruan tinggi. Tahap akhir adalah analisis data dan penulisan laporan (data analysis and report writing).
Tracer Study merupakan jembatan antara penelitian dan kebutuhan perguruan tinggi untuk berkembang. Karena mampu memberikan hasil yang berupa hubungan vertika antara overeducation dan undereducation, tepat atau tidaknya penerapan pendidikan dengan pekerjaan dan hubungan kondisi pendidikan dengan keberhasilan dalam pekerjaan.