SURABAYA – Pemerintah memberi bantuan dan bimbingan bagi lembaga inkubator bisnis dari perguruan tinggi dan Kawasan Sains dan Teknologi (KST) atau Science and Techno Park (STP) untuk membantu perusahaan pemula teknologi setempat dari berbagai segi, termasuk pemasaran, finansial, dan produksi.
Peran sebagai inkubator bisnis dari perguruan tinggi dan STP ini termasuk amanah dari Nawacita pemerintah saat ini, demikian ungkap Direktur Jenderal Kelembagaan Iptek dan Dikti Patdono Suwignjo dari Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti).
“Ekonomi jangan berkembang hanya pada kota-kota besar, tetapi juga di kota-kota kecil, untuk itu dikembangkan konsep pengembangan ekonomi daerah melalui STP. Di RPJMN disebutkan akan dibangun 100 STP dari Sabang sampai Merauke,” ungkap Patdono saat membuka Kick Off Meeting Program Pengembangan Kelembagaan Inkubator Bisnis Teknologi di salah satu hotel di Surabaya pada Rabu, 23 Mei 2018.
STP pada dasarnya memiliki banyak peran, termasuk pengujian laboratorium, pameran produk penelitian, namun pemerintah mulai memfokuskan STP pada membimbing perusahaan pemula (start-up companies) berbasis teknologi.
“Kalau kemampuan STP untuk transfer teknologi dan inkubasi bisnis itu percuma, karena layanan yang paling penting di STP untuk menghasilkan start-up companies itu transfer teknologi dan inkubasi bisnis,” ungkap Patdono.
Terkait dengan layanan inkubasi bisnis di STP, Patdono memastikan tenants atau peserta perusahaan pemula akan didukung secara komprehensif.
“Inkubator harus bisa membantu bagaimana tenants membuat rencana bisnis yang bagus, termasuk modelnya dan nilai tambah yang diberikan kepada pelanggan. Kemudian bagaimana rencana strategisnya, rencana pemasarannya, dan rencana produksinya,” ungkap Patdono.
Selain dukungan dalam perencanaan, inkubator pada perguruan tinggi dan STP juga membantu mencari pendanaan atau financial support bagi perusahaan pemula.
“Inkubator harus bisa memfasilitasi pengusaha pemula berbasis teknologi mendapatkan akses untuk dukungan pendanaan,” ungkap Patdono.
Kick-Off ini disertai pelatihan yang diselenggarakan selama empat hari hingga Sabtu, 26 Mei 2018. Pelatihan ini diikuti oleh inkubator bisnis dari beberapa Perguruan Tinggi Negeri yang mendapatkan Bantuan Pengembangan Kelembagaan Inkubator Bisnis Teknologi 2018, mencakup UI, UGM, ITB, IPB, ITS, Unpad, Unair, Undip, Unhas, Unsyiah, Unsri, Universitas Negeri Medan, Universitas Negeri Balikpapan, Universitas Mataram, Universitas Pattimura, Universitas Lambung Mangkurat, Politeknik Negeri Kupang, Universitas PGRI Semarang, Universitas Muslim Indonesia, Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara, STIMIK Primakara Bali, Pusat Inovasi LIPI, Maleo Techno Park, dan Universitas Skystar Venture.
STP yang hadir mencakup STP Solo, STP Universitas Andalas, STP Provinsi Riau, STP Jember, STP Sragen.