PT Astra International Tbk, Laporan Keuangan Kuartal III Tahun 2017

Ikhtisar

Laba bersih per saham meningkat 26% menjadi Rp350
Pangsa pasar mobil dan motor meningkat
Kontribusi positif dari PT Bank Permata Tbk
Harga batu bara yang kuat menguntungkan volume alat berat dan kontraktor
penambangan
Peningkatan kinerja agribisnis seiring dengan naiknya harga dan penjualan minyak
kelapa sawit (CPO)

“Prospek kinerja hingga akhir tahun ini diperkirakan tetap positif karena penguatan harga komoditas yang terus berlanjut, meskipun ada tantangan dari peningkatan kompetisi di pasar mobil serta bertambahnya provisi kredit pada beberapa aktivitas Grup jasa keuangan.”

Prijono Sugiarto
Presiden Direktur

Laporan Presiden Direktur

Tinjauan Kinerja

Selama sembilan bulan pertama tahun 2017, segmen otomotif Grup Astra mengalami peningkatan pangsa pasar baik itu di pasar mobil maupun motor, namun menghadapi tekanan diskon dari meningkatnya kompetisi di pasar mobil. Kinerja segmen jasa keuangan mengalami peningkatan seiring dengan keuntungan yang kembali dihasilkan oleh PT Bank Permata Tbk, sementara kenaikan harga komoditas mendorong kinerja yang kuat dari divisi alat berat dan pertambangan serta agribisnis.

Kinerja

Pendapatan bersih konsolidasian Grup pada periode ini meningkat 14% menjadi Rp150,2 triliun, seiring dengan peningkatan kontribusi pendapatan dari sebagian besar segmen bisnisnya.

Laba bersih Grup meningkat 26% menjadi Rp14,2 triliun, dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Nilai aset bersih per saham Grup tercatat sebesar Rp2.946 pada 30 September 2017, meningkat 7% dibandingkan akhir tahun 2016.

Nilai kas bersih, di luar Grup Jasa Keuangan, mencapai Rp1,2 triliun pada akhir bulan September 2017, jauh lebih rendah dibandingkan nilai kas bersih pada akhir 2016, yaitu sebesar Rp6,2 triliun, terutama disebabkan oleh investasi jalan tol, pembangkit listrik dan properti yang dilakukan selama sembilan bulan pertama tahun 2017. Anak perusahaan Grup segmen Jasa Keuangan mencatat utang bersih sebesar Rp46,9 triliun, dibandingkan Rp47,7 triliun pada akhir tahun 2016.

Otomotif

Laba bersih dari bisnis otomotif Grup meningkat 10% menjadi Rp6,6 triliun, terutama disebabkan oleh kenaikan penjualan mobil dan motor, meskipun terjadinya peningkatan tekanan pemberian diskon di pasar mobil.

Penjualan mobil secara nasional meningkat 3% menjadi 804.000 unit. Penjualan mobil Astra meningkat sebesar 5% menjadi 444.000 unit, sehingga menghasilkan peningkatan pangsa pasar dari 54% menjadi 55%. Grup telah meluncurkan sembilan model baru dan sepuluh model revamped selama periode ini.

Baca juga  Batik Air Terbang Langsung Soekarno-Hatta, Tangerang ke Don Mueang Jadikan Bangkok sebagai Destinasi Baru di Asia Tenggara

Penjualan sepeda motor nasional tidak mengalami perubahan yaitu sebanyak 4,3 juta unit. Meskipun demikian, penjualan sepeda motor dari PT Astra Honda Motor (AHM) mengalami peningkatan sebesar 2% menjadi 3,2 juta unit, mengakibatkan peningkatan pangsa pasar AHM dari 73% menjadi 75%. Grup telah meluncurkan tujuh model baru dan empat belas model revamped selama periode ini.

PT Astra Otoparts Tbk, bisnis komponen Grup, mencatat peningkatan laba bersih sebesar 30% menjadi Rp370 miliar, didukung oleh peningkatan kontribusi dari perusahaan ventura bersama dan entitas asosiasi yang mencatat kenaikan jumlah penjualan.

Jasa Keuangan

Laba bersih dari bisnis jasa keuangan Grup meningkat 42% menjadi Rp2,9 triliun, sebagian besar karena keuntungan yang kembali dihasilkan oleh PT Bank Permata Tbk.

Sektor bisnis pembiayaan konsumen Grup menunjukkan kenaikan total pembiayaan sebesar 6%, termasuk pembiayaan melalui joint bank financing without recourse, menjadi Rp56,7 triliun. PT Astra Sedaya Finance (ASF), yang fokus pada pembiayaan roda empat, mencatat peningkatan laba bersih sebesar 9% menjadi Rp711 miliar. PT Toyota Astra Financial Services (TAFS), mencatat penurunan laba bersih sebesar 33% menjadi Rp169 miliar seiring meningkatnya provisi kerugian kredit. PT Federal International Finance (FIF), yang fokus pada pembiayaan roda dua, mencatat kenaikan laba bersih sebesar 14% menjadi Rp1,5 triliun, sebagai hasil dari kenaikan pangsa pasar sepeda motor Honda serta diversifikasi produk pinjaman.

Total pembiayaan yang dikucurkan melalui sektor bisnis alat berat meningkat 56% menjadi Rp5,2 triliun. PT Surya Artha Nusantara Finance (SANF), yang fokus pada pembiayaan alat berat kelas kecil dan menengah, melaporkan penurunan laba bersih sebesar 40%, menjadi Rp36 miliar, disebabkan oleh meningkatnya provisi kerugian kredit.

PT Bank Permata Tbk (Bank Permata) mencatat laba bersih sebesar Rp708 miliar, dibandingkan kerugian bersih sebesar Rp1,2 trilliun pada periode yang sama tahun 2016. Rasio kredit bermasalah kotor Bank Permata membaik dari 8,8% pada akhir tahun 2016 menjadi 4,7% pada 30 September 2017, sementara rasio kredit bermasalah bersih membaik dari 2,2% menjadi 1,8%. Keuntungan Bank Permata sebagian besar didorong oleh peningkatan kualitas aset dan penjualan portofolio kredit bermasalah yang telah diumumkan pada periode sebelumnya. Perusahaan asuransi kerugian Grup, PT Asuransi Astra Buana (AAB), mencatat peningkatan pendapatan investasi dan melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 7% menjadi Rp749 miliar.

Baca juga  UIN Sunan Kalijaga Rintis Kerjasama Dengan 10 Perguruan Tinggi Di Cina

Selama periode ini, Perusahaan asuransi jiwa patungan Grup, Astra Aviva Life, menambah lebih dari 185,000 nasabah asuransi jiwa perorangan dan 290,000 nasabah asuransi program kesejahteraan karyawan, sehingga pada akhir bulan September 2017 jumlah nasabah perorangan dan nasabah melalui program kesejahteraan karyawan, masing-masing menjadi 341.000 dan 657.000 nasabah.

Alat Berat dan Pertambangan

Kontribusi laba bersih Grup Astra dari segmen alat berat dan pertambangan meningkat sebesar 80% menjadi Rp3,4 trilliun. PT United Tractors Tbk (UT), yang 59,5% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 80% menjadi Rp5,6 triliun, disebabkan oleh peningkatan kinerja pada bisnis mesin konstruksi, kontraktor penambangan dan kegiatan pertambangan, yang seluruhnya mendapatkan keuntungan dari peningkatan harga batu bara.

Pada segmen usaha mesin konstruksi, volume penjualan alat berat Komatsu mengalami peningkatan sebesar 73% menjadi 2.744 unit, dimana pendapatan dari suku cadang dan jasa perbaikan juga meningkat. PT Pamapersada Nusantara (PAMA), anak perusahaan UT di bidang kontraktor penambangan batu bara, mengalami peningkatan produksi batu bara sebesar 5% menjadi 82 juta ton, sementara peningkatan kontrak pengupasan lapisan tanah (overburden removal) meningkat sebesar 12% menjadi 585 juta bank cubic metres. Anak perusahaan UT dalam bidang pertambangan melaporkan penurunan penjualan batu bara sebesar 12% menjadi 5 juta ton, disebabkan volume penjualan yang lebih rendah dari bisnis perdagangan batu bara.

PT Acset Indonusa Tbk (Acset), perusahaan kontraktor umum yang 50,1% sahamnya dimiliki UT, melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 178% menjadi Rp111 miliar, serta mencatat penambahan kontrak baru senilai Rp7,2 triliun dibandingkan Rp2,5 triliun yang berhasil diterima pada periode yang sama tahun lalu.

Agribisnis

Laba bersih dari segmen agribisnis Grup meningkat sebesar 23% menjadi Rp1,1 trilliun.

PT Astra Agro Lestari Tbk (AAL), yang 79,7% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, membukukan laba bersih sebesar Rp1,4 triliun, meningkat dari Rp1,1 triliun pada tahun 2016, disebabkan oleh peningkatan pendapatan dari harga minyak kelapa sawit (CPO) yang lebih tinggi serta peningkatan penjualan minyak kelapa sawit. Harga rata-rata minyak kelapa sawit mengalami peningkatan sebesar 10% menjadi Rp8.309/kg, sementara penjualan minyak kelapa sawit dan produk turunannya meningkat sebesar 15% menjadi 1,26 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Baca juga  BSI Fasilitasi Layanan Perbankan Syariah DJKN Kementerian Keuangan

Infrastruktur dan Logistik

Divisi infrastruktur dan logistik Grup mencatat kerugian bersih sebesar Rp66 miliar, dibandingkan dengan laba bersih sebesar Rp213 miliar di periode yang sama tahun lalu, sebagian besar disebabkan oleh kerugian awal dari ruas jalan tol baru Cikopo-Palimanan, yang 45% sahamnya diakuisisi Grup awal tahun ini, serta kerugian atas pelepasan PT PAM Lyonnaise Jaya, perusahaan penyedia air bersih, yang sebelumnya dimiliki Grup sebesar 49% dan memiliki sisa waktu pengoperasian 5 tahun lagi. PT Marga Mandala Sakti (MMS), operator jalan tol yang mengoperasikan jalur Tangerang-Merak sepanjang 72,5 kilometer (km), yang 79,3% sahamnya dimiliki Perseroan, mencatat peningkatan volume trafik kendaraan sebesar 6% menjadi 37 juta kendaraan.

PT Serasi Autoraya (SERA) mengalami kenaikan laba bersih sebesar 99% menjadi Rp135 miliar, disebabkan oleh kenaikan marjin kontrak sewa mobil dan bisnis logistik, meskipun terjadi penurunan sebesar 6% atas jumlah kontrak sewa kendaraan.

Teknologi Informasi

Laba bersih dari segmen teknologi informasi Grup stabil sebesar Rp105 miliar

PT Astra Graphia Tbk, yang 76,9% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, melaporkan laba bersih sebesar Rp136 miliar, terutama disebabkan oleh perolehan pendapatan yang lebih tinggi dari bisnis solusi dokumen dan jasa layanan perkantoran, yang sebagian diimbangi oleh pendapatan yang lebih rendah dari bisnis solusi teknologi informasi.

Properti

Laba bersih dari divisi properti Grup mengalami peningkatan 15% menjadi Rp97 miliar, sebagian besar disebabkan oleh peningkatan laba dari proyek Anandamaya Residences yang direncanakan selesai pada tahun 2018.

Pada September 2017, PT Astra Land Indonesia (ALI), yang 50% sahamnya dimiliki Grup, menandatangani perjanjian untuk meningkatkan kepemilikannya di PT Astra Modern Land (AML) dari 50% menjadi 67%, yang saat ini sedang mengembangkan lahan seluas 67 hektar di wilayah Jakarta Timur.

Prospek Bisnis

Prospek kinerja hingga akhir tahun ini diperkirakan tetap positif karena penguatan harga komoditas yang terus berlanjut, meskipun ada tantangan dari peningkatan kompetisi di pasar mobil serta bertambahnya provisi kredit pada beberapa aktivitas Grup jasa keuangan.