JAKARTA, 27 Desember 2017 – PT Prodia Widyahusada Tbk (Kode Saham: PRDA) melengkapi alat pemeriksaan kesehatan dengan teknologi Next Generation melalui pembelian alat LCMS-MS atau Triple Quad MS dari Waters Corporation, Massachusetts, Amerika Serikat. Alat ini berfungsi untuk melakukan panel pemeriksaan hormon steroid yang dapat mendeteksi ketidaksuburan (infertilitas), kelamin ganda pada bayi, kelainan hormon, dan lainnya. Alat ini merupakan tipe tertinggi dari LCMS-MS yang ada saat ini. Penyerahaan dan unboxing Triple Quad MS ini dihadiri oleh Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty dan Direktur PT Kromtekindo Utama, distributor alat Waters Corporation di Indonesia, Wayan Rediatning di Prodia Tower.
Triple Quad MS ini dapat digunakan pada panel pemeriksaan hormon steroid yang komprehensif yang dapat menggambarkan kondisi metabolisme secara menyeluruh sehingga dapat memberikan diagnosis dan pemantauan terapi yang lebih baik untuk pasien. Dengan alat ini, maka memungkinkan Prodia untuk mengukur target pemeriksaan dalam jumlah banyak dalam satu waktu analisis (multiplex testing). Saat ini, Prodia merupakan satu-satunya laboratorium klinik di Indonesia yang memiliki Triple Quad MS ini.
Di Indonesia, kasus gangguan kesuburan (infertilitas) cukup tinggi. Diperkirakan sekitar 11% dari 150 juta pasangan usia subur mengalami infertilitas dan diperkirakan kasus infertilitas rata-rata naik sekitar 5-10% setiap tahun. Di sisi lain, terdapat satu kemungkinan kasus kelamin ganda pada bayi dari sekitar 10 ribu hingga 20 ribu kelahiran. Dengan alat Triple Quad MS ini, masyarakat dapat melakukan pemeriksaan lebih dini terkait kondisi tubuhnya untuk mengetahui adanya kemungkinan atau risiko gangguan kesuburan maupun kasus kelamin ganda pada bayi.
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty menjelaskan investasi pada pembelian alat pemeriksaan teknologi Next Generation ini sesuai dengan visi Prodia untuk menyediakan layanan kesehatan terpercaya menunjang pengobatan generasi baru. “Sejalan dengan visi Prodia untuk menjadi Next Generation Health Care Provider, kami akan terus melengkapi alat pemeriksaan kesehatan dengan teknologi terdepan. Investasi pada alat pemeriksaan kesehatan dengan teknologi Next Generation merupakan komitmen Prodia terhadap excellence dalam menyediakan hasil pemeriksaan yang komprehensif dan akurat bagi pelanggan,” tegas Dewi.
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty berfoto bersama Direktur PT Kromtekindo Utama, Wayan Rediatning.
Research Laboratory Head Prodia Miswar Fattah menambahkan bahwa Triple Quad MS termasuk alat LCMS-MS kedua yang dimiliki oleh Prodia. “Salah satu kelebihan dari alat ini adalah sensitifitas dan spesifisitasnya yang tinggi. Selain itu, Triple Quad MS ini dapat dimanfaatkan untuk pemeriksaan asam amino, asam organik, vitamin, dan kadar obat dalam darah. Ke depannya Prodia akan mengembangkan pemeriksaan metabolomik berbasis LCMS-MS, yang dapat mendeteksi ratusan metabolit yang memudahkan mengidentifikasi pasien dengan kelainan metabolik bawaan maupun gangguan metabolik lainnya seperti diabetes,” tambah Miswar.
Pada awal November 2017, Prodia telah meluncurkan pemeriksaan ProSafe, tes pemeriksaan unggulan untuk memprediksi risiko kehamilan bayi down syndrome. ProSafe menggunakan teknologi terbaru Next Generation Sequencing (NGS) dari Illumina, San Diego, Amerika Serikat. Sebelumnya, Prodia juga memperkenalkan tes pemeriksaan Warfarin Indivtest yang berfungsi untuk menentukan dosis obat Warfarin. Warfarin merupakan golongan obat antikoagulan untuk mencegah terjadinya pembekuan darah. Selain itu, Prodia juga telah menyediakan layanan Telomere Analysis yang dapat memberikan informasi mengenai usia individu secara biologis.
Tentang PT Prodia Widyahusada Tbk.
Laboratorium klinik Prodia didirikan pertama kali di Solo pada 7 Mei 1973 oleh beberapa orang idealis berlatar belakang pendidikan farmasi. Sejak awal, Dr. Andi Widjaja, MBA beserta seluruh pendiri lainnya tetap menjaga komitmen untuk mempersembahkan hasil pemeriksaan terbaik dengan layanan sepenuh hati.
Sebagai pemimpin pasar, sejak 2012 Prodia merupakan satu-satunya laboratorium dan klinik di Indonesia dengan akreditasi College of American Pathologists (CAP). Sehingga kualitas hasil tes dari laboratorium Prodia sejajar dengan laboratorium internasional.
Pada 7 Desember 2016, Bursa Efek Indonesia (BEI) meresmikan pencatatan saham perdana Prodia sebagai emiten ke-15 di tahun 2016, dengan kode saham “PRDA” . Dalam aksi korporasi itu, Prodia telah menawarkan saham perdana sebanyak 187,5 juta lembar saham. Dengan demikian, dana yang diraih dari penawaran umum perdana saham (IPO) perseroan mencapai sebesar Rp1,22 triliun.
Hingga saat ini, Prodia telah mengoperasikan jejaring layanan sebanyak 279 outlet, termasuk 135 laboratorium klinik di 32 provinsi dan 118 kota di seluruh Indonesia, beberapa diantaranya merupakan Prodia Health Care (PHC) yakni layanan wellness clinic yang berbasis personalized medicine serta specialty clinics yang terdiri dari Prodia Children’ s Health Centre (PCHC), Prodia Women’ s Health Centre (PWHC) dan Prodia Senior Health Centre (PSHC).