JAKARTA, 5 Februari 2018 – PT Prodia Widyahusada Tbk (Kode Saham: PRDA) telah menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding) dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tentang dukungan penerapan standar pelayanan dan pemeriksaan laboratorium klinik bagi para dokter. Tujuan penandatanganan MOU ini dilakukan diantaranya untuk meningkatkan mutu pelayanan dalam pemeriksaan laboratorium klinik. Acara penandatanganan MOU tersebut dihadiri oleh Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Prof. Dr. Ilham Oetama Marsis, Sp.OG (K), Sekretaris Eksekutif PB IDI Dien Kuswardani, Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty, dan Direktur Bisnis & Marketing Prodia Indriyanti Rafi Sukmawati di Prodia Tower, Jakarta Pusat.
Ketua Umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) Prof. Dr. Ilham Oetama Marsis, Sp.OG (K) menyambut baik penandatanganan nota kesepahaman dengan Prodia ini. “Penandatanganan nota kesepahaman antara Prodia dan IDI ini merupakah langkah positif dalam meningkatkan mutu pelayanan dalam pemeriksaan laboratorium klinik serta meningkatkan profesionalisme dokter dalam memberikan pelayanan pemeriksaan penunjang,” jelas Prof. Marsis ditengah sambutannya di Prodia Tower, Jumat (2/2).
Ruang lingkup kerja sama ini meliputi pendidikan dan pelatihan bagi para dokter yang telah tergabung dalam IDI, pemeriksaan laboratorium klinik berkala bagi anggota IDI, pengembangan standar pelayanan laboratorium klinik, dan pemanfaatan sistem informasi untuk validitas data dokter serta Continuing Professional Development (CPD) atau Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian berkelanjutan (P2KB).
Continuing Professional Development (CPD) atau Program Pengembangan Pendidikan Keprofesian berkelanjutan (P2KB) merupakan upaya pembinaan bersistem bagi para dokter untuk meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan profesionalisme dokter agar dapat memberikan pelayanan pemeriksaan kesehatan dengan lebih baik lagi.
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty menerangkan bahwa Prodia berkomitmen untuk terus menjalin hubungan baik dengan para dokter IDI. “Kami sangat bangga dapat bekerjasama dengan IDI. Melalui penandatanganan MOU ini, kami berharap dapat menjalin hubungan yang lebih erat lagi dengan para dokter IDI serta dapat membantu mengembangkan pengetahuan dan kompetensi para dokter untuk meningkatkan kualitas pelayanan pemeriksaan laboratorium klinik,” tegas Dewi.
Lebih lanjut, Dewi juga berharap penandatanganan MOU ini tidak hanya bermanfaat bagi IDI atau Prodia saja namun juga bagi masyarakat secara luas. “Kami berharap kerja sama ini tidak hanya mendatangkan manfaat bagi kedua belah pihak saja namun juga dapat memberikan dampak yang positif bagi masyarakat luas,” tambah Dewi.
Sejak didirikan 45 tahun lalu, Prodia telah berkontribusi dalam memajukan penelitian dan pengembangan ilmu kesehatan khususnya laboratorium kesehatan di Indonesia. Hingga saat ini, Prodia telah menyediakan informasi terkini mengenai perkembangan ilmu kedokteran dan laboratorium bagi dokter dan masyarakat umum melalui diantaranya Forum Diagnosticum, Informasi Laboratorium, dan The Indonesian Biomedical Journal bagi para dokter, seminar atau talkshow, diskusi ilmiah, dan penyuluhan kesehatan bagi dokter maupun masyarakat umum.
Sejak tahun 1991, Prodia telah mendukung lebih dari 3.000 penelitian dan mengerjakan hampir lebih dari 400 pemeriksaan baru untuk kebutuhan riset. Sampai dengan tahun 2017, Prodia telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan 30 universitas ternama di Indonesia yang terdiri dari 28 Fakultas Kedokteran, 1 Institusi Sains dan Teknologi, dan 1 Fakultas Farmasi. Kerja sama ini ditujukan untuk meningkatkan kegiatan pendidikan dan penelitian khususnya di bidang kedokteran biomedik di Indonesia.
Tentang PT Prodia Widyahusada Tbk.
Laboratorium klinik Prodia didirikan pertama kali di Solo pada 7 Mei 1973 oleh beberapa orang idealis berlatar belakang pendidikan farmasi. Sejak awal, Dr. Andi Widjaja, MBA beserta seluruh pendiri lainnya tetap menjaga komitmen untuk mempersembahkan hasil pemeriksaan terbaik dengan layanan sepenuh hati.
Sebagai pemimpin pasar, sejak 2012 Prodia merupakan satu-satunya laboratorium dan klinik di Indonesia dengan akreditasi College of American Pathologists (CAP). Sehingga kualitas hasil tes dari laboratorium Prodia sejajar dengan laboratorium internasional.
Pada 7 Desember 2016, Bursa Efek Indonesia (BEI) meresmikan pencatatan saham perdana Prodia sebagai emiten ke-15 di tahun 2016, dengan kode saham “PRDA” . Dalam aksi korporasi itu, Prodia telah menawarkan saham perdana sebanyak 187,5 juta lembar saham. Dengan demikian, dana yang diraih dari penawaran umum perdana saham (IPO) perseroan mencapai sebesar Rp1,22 triliun.
Hingga saat ini, Prodia telah mengoperasikan jejaring layanan sebanyak 284 outlet, termasuk 137 laboratorium klinik di 33 provinsi dan 119 kota di seluruh Indonesia, beberapa diantaranya merupakan Prodia Health Care (PHC) yakni layanan wellness clinic yang berbasis personalized medicine serta specialty clinics yang terdiri dari Prodia Children’ s Health Centre (PCHC), Prodia Women’ s Health Centre (PWHC) dan Prodia Senior Health Centre (PSHC).