JAKARTA, Mei 2018 – PT Prodia Widyahusada Tbk (Kode saham: PRDA) membagikan dividen tunai sebesar Rp 60,32 miliar atau 40% dari laba bersih Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017. Jumlah pembagian dividen tunai tersebut setara dengan Rp 64,34 per lembar saham. Pembagian dividen tersebut diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Tahunan Perseroan yang diselenggarakan di Kantor Pusat Perseroan, Prodia Tower, Jakarta Pusat.
Jumlah pembagian dividen tunai untuk tahun buku 2017 ini lebih tinggi Rp 33,88 miliar atau naik sekitar 56,16% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2016, Perseroan membagikan dividen tunai sebesar Rp 26,44 miliar atau setara dengan 30% dari laba bersih Perseroan untuk tahun buku 2016.
Direktur Utama Prodia Dewi Muliaty mengatakan Perseroan berkomitmen untuk selalu memberikan nilai tambah bagi seluruh pemangku kepentingan termasuk pemegang saham. “Kinerja Perseroan yang baik pada tahun 2017 memungkinkan kami untuk memberikan dividen sebesar 40% dari laba bersih Perseroan untuk tahun buku 2017. Sejak menjadi perusahaan terbuka pada 7 Desember 2016 lalu, kami berkomitmen untuk selalu memberikan nilai tambah bagi pemegang saham Perseroan melalui inovasi berkelanjutan yang mengedepankan peningkatan nilai bagi pelanggan dan reputasi perusahaan,” tutur Dewi.
Pada tahun 2017, Perseroan berhasil membukukan pertumbuhan laba bersih sebesar 71,1% menjadi Rp 150,80 miliar pada tahun 2017. Kenaikan laba bersih Perseroan pada tahun 2017 salah satunya ditopang oleh peningkatan pendapatan bersih Perseroan. Pendapatan Bersih Perseroan juga meningkat menjadi Rp 1.466,01 miliar atau tumbuh sebesar 7,90% dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,358,66 miliar.
Pertumbuhan pendapatan bersih Perseroan pada tahun 2017 ditunjang oleh peningkatan pendapatan dari masing-masing segmen pelanggan yang terdiri dari pelanggan individu, referensi dokter, referensi pihak ketiga, dan klien korporasi. Segmen pelanggan individu dan rujukan dokter menyumbang masing-masing sebesar 33.3% dan 32.1% kepada pendapatan Perseroan. Sedangkan, kontribusi segmen referensi pihak ketiga dan klien korporasi sebesar 18.3% dan 16.2% terhadap pendapatan Perseroan.
EBITDA Perseroan pun meningkat 14,3% dari Rp 209,07 miliar pada tahun 2016 menjadi Rp 239,05 miliar pada tahun 2017. Pada tahun 2017, jumlah pemeriksaan mencapai 15.1 juta dan jumlah kunjungan mencapai 2.5 juta. Berdasarkan survey dari IMS Health 2017, market share Prodia juga berhasil meningkat menjadi 38,5% untuk kategori laboratorium kesehatan swasta di Indonesia.
Perseroan juga semakin mengukuhkan posisinya sebagai Next Generation Healthcare Provider dengan jejaring layanan terbesar di Indonesia. Pada tahun 2017, Perseroan telah mengoperasikan jejaring layanan sebanyak 283 outlet, termasuk diantaranya 136 laboratorium klinik, di 32 provinsi dan 118 kota di seluruh Indonesia. Pada November 2017, Perseroan melakukan ekspansi layanan ke Papua dengan membuka outlet pertamanya di kota Jayapura.
Sejalan dengan komitmen Perseroan yang mengembangkan konsep pengelolaan kesehatan berbasis individu (personalized medicine), Prodia terus berinovasi dalam mengembangkan tes-tes pemeriksaan khusus (esoteric test) dan panel pemeriksaan baru untuk memenuhi kebutuhan pelanggan yang semakin meningkat atas penyediaan layanan jasa kesehatan yang berkualitas.
Pada tahun 2017, Perseroan meluncurkan beberapa tes pemeriksaan unggulan diantaranya seperti tes pemeriksaan mutasi gen EGFR ctCDNA untuk penetapan pengobatan kanker paru secara tepat (precision medicine), pemeriksaan non-invasive prenatal testing (NIPT) yang diberi nama ProSafe, yaitu pemeriksaan unggulan untuk memprediksi risiko kehamilan bayi down syndrome, kerjasama rujukan Analisis Telomer untuk mengetahui usia biologis manusia, paket Marathon Fit Panel yakni panel pemeriksaan kesehatan bagi pelari serta Warfarin Indivtest untuk menetapkan dosis obat warfarin yang berfungsi untuk mencegah terjadinya pembekuan darah. Prodia merupakan laboratorium klinik pionir di Indonesia yang menyediakan pemeriksaan-pemeriksaan tersebut.
“Berbagai inisiatif dan kebijakan strategis yang kami lakukan bertujuan untuk mendukung kinerja Perseroan agar terus tumbuh secara berkelanjutan sehingga kami dapat mempertahankan posisi sebagai market leader di industri laboratorium klinik di Indonesia serta dapat memberikan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan. Kami ingin terus melayani masyarakat Indonesia dengan layanan pemeriksaan kesehatan yang terbaik,” tegas Dewi.
Pada awal tahun 2018, Perseroan telah membuka cabang di Sorong, Papua Barat dan Bogor. Perseroan juga telah menghadirkan layanan Laboratorium Patalogi Anatomik yang terintegrasi dengan molecular pathology untuk mendukung precision medicine serta layanan sitogenetik yang berfungsi memenuhi kebutuhan pemeriksaan genetik atau analisis kromosom.