Percepatan Transisi Energi dengan Hijaunesia

Senin, 29 Mei 2023 – Hijaunesia 2023 bertujuan untuk memastikan pasokan listrik bagi industri di Indonesia dan mendukung pengembangan industri lokal. Saat ini, PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sedang membangun tiga pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan total kapasitas 3,2 megawatt peak (MWp) di Kabupaten Selayar, Sulawesi Selatan. Ketiga proyek ini berlokasi di Desa Pasimarannu (kapasitas 1.398 kilowatt peak), Desa Takabonerate (kapasitas 1.114 kWp), dan Desa Pasilambena (kapasitas 695 kWp). PT PLN menargetkan agar ketiga PLTS ini dapat beroperasi pada Oktober 2023.

PLTS ini akan menjadi tambahan pasokan listrik untuk melayani 29.392 pelanggan PLN di Kabupaten Selayar. Sebelumnya, Kabupaten Selayar telah memiliki satu PLTS dengan kapasitas 1,3 MWp di Desa Parak, Kecamatan Bontomanai. Selain itu, sektor kelistrikan di wilayah Sulawesi Selatan, Tenggara, dan Barat telah menggunakan energi terbarukan, seperti pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB) Tolo (60 MW), PLTB Sidrap (70 MW), pembangkit listrik tenaga air (PLTA) Bakaru (2×63 MW), PLTA Poso (515 MW), PLTA Malea (90 MW), dan PLTA Bili-bili (19,5 MW). Hal ini telah meningkatkan kontribusi energi baru dan terbarukan (EBT) di Sulawesi Selatan menjadi 45,8 persen, melebihi target nasional 23 persen pada tahun 2025.

Tiga pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dengan total kapasitas 3,2 megawatt peak (MWp) akan segera diaktifkan PT PLN di Pulau Selayar. PLN

Untuk mempercepat pemanfaatan EBT, anak perusahaan PT PLN, yaitu Indonesia Power (IP), telah menginisiasi pengembangan pembangkit listrik energi hijau dan bersih dengan kapasitas tujuh gigawatt (GW), untuk mencapai target bauran energi baru dan terbarukan sebesar 23 persen pada tahun 2025. PLN Indonesia Power mengajak calon mitra strategis dari 15 negara untuk berkontribusi dalam Proyek Hijaunesia 2023. PLN Indonesia Power, sebagai perusahaan pembangkit terbesar di Asia Tenggara, akan mengembangkan energi hijau sebesar tujuh GW di 108 lokasi di Indonesia. PT IP sendiri saat ini mengelola pembangkit listrik dengan kapasitas lebih dari 21 GW.

PLN Indonesia Power mengundang mitra yang memiliki visi yang sejalan, komitmen terhadap keunggulan, dan siap bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Salah satu persyaratan bagi mitra PLN IP yang diajukan oleh Kementerian Perindustrian adalah dukungan terhadap perkembangan industri Solar PV Nasional. Oleh karena itu, PLN IP juga mengundang produsen Solar PV Peringkat-1 (Tier-1) yang berencana mendirikan pabrik di Indonesia dan mampu memenuhi persyaratan tingkat komponen dalam negeri (TKDN).

Proyek Hijaunesia 2023 terdiri dari 12 proyek solar photovoltaic (PV) dan satu proyek pembangkit listrik tenaga angin/bayu. Proyek ini merupakan komitmen dan implementasi PLN melalui PLN Indonesia Power dalam aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola (ESG). Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat bahwa kapasitas terpasang listrik berbasis EBT telah mencapai 12,5 GW hingga Desember 2022. Pemerintah berkomitmen untuk terus meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit EBT hingga 368 MW pada tahun 2023.

Suplai tambahan energi hijau pada tahun 2023 akan berasal dari berbagai proyek, termasuk pembangkit listrik tenaga air (136 MW), pembangkit listrik tenaga surya (161 MW), pembangkit listrik tenaga panas bumi (13 MW), dan pembangkit listrik tenaga bioenergi (PLT Bioenergi) dengan kapasitas 58 MW. Produksi listrik dari sumber energi EBT ini akan dialokasikan ke dalam jaringan daya listrik PLN. Selain itu, pemerintah juga menargetkan penambahan instalasi PLTS atap atau solar PV Rooftop sebesar 100 MWp. Saat ini, kontribusi energi baru dan terbarukan dalam bauran energi nasional baru mencapai 12,3 persen hingga tahun 2022. Proyek Hijaunesia diharapkan dapat mencapai target sebesar 23 persen bauran EBT nasional pada tahun 2025.