Tiga mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi UGM membuat terobosan baru yang dapat membantu menghentikan perdarahan dan membantu mempercepat penyembuhan luka pasca operasi. Oktika Nur Anisa, Atha Yuska Irfani, dan Imroatul Maghfiroh mengembangkan spons koral buatan untuk kontrol perdarahan dengan bahan yang dapat diserap tubuh sehingga efektif dan aman untuk digunakan tanpa menimbulkan efek samping yang merugikan.
“Kontrol perdarahan pasca operasi biasanya memakai agen haemostasis, bahan yang membantu dalam menghentikan luka. Tetapi bahan ini memiliki kekurangan tidak biodegradable atau tidak dapat diserap tubuh,” ujar Imroatul, Senin (25/6).
Selain dapat diserap oleh tubuh, jelasnya, spons koral buatan berbahan dasar kalsium karbonat tersebut dapat diaplikasikan dengan mudah menyesuaikan bentuk luka. Pada proses penyembuhan luka, kalsium sendiri berperan sebagai aktivator pembekuan darah.
“Kalsium karbonat memiliki elemen kalsium tertinggi per unit berat,” imbuhnya.
Penelitian ini mereka lakukan dibawah bimbingan drg. Ika Dewi Ana, M.Kes., Ph.D sejak bulan April silam. Sebagai calon praktisi di bidang kedokteran, mereka merasa prihatin dengan fakta bahwa banyak alat kesehatan yang digunakan di Indonesia harus diimpor dari luar negeri. Hal ini mendorong mereka untuk menemukan alternatif alat kesehatan yang dapat diproduksi di Indonesia dan tetap memiliki kualitas yang sama, bahkan lebih baik.
“Penyediaan alat kesehatan yang menurut data terakhir Kementrian Kesehatan RI yang masih harus diimpor jumlahnya mencapai 97,2%. Pengembangan dari spons koral buatan yang absorbable tersebut dapat diproduksi sendiri dengan menggunakan bahan alam yang dapat ditemukan di Indonesia sehingga tidak perlu impor,” papar mahasiswa angkatan 2015 ini.
Pengujian yang mereka lakukan dengan hewan coba di LPPT Unit IV UGM menunjukkan adanya percepatan penyembuhan luka. Setelah diulang hingga empat kali pun, semua pengujian menunjukkan hasil yang positif yaitu dapat mengontrol perdarahan pasca operasi. Spons koral dengan bahan kalsium karbonat ini menjadi aktivator dalam mengubah prothrombin menjadi thrombin, dan selanjutnya thrombin akan mengubah fibrinogen menjadi benang-benang fibrin. Oleh karena itu, spons ini dianggap cukup efektif digunakan untuk membantu mempercepat proses penyembuhan luka pasca operasi. Mereka pun berharap agar dalam waktu mendatang spons ini dapat digunakan secara luas pada pasien.
“Nantinya diharapkan dapat melakukan penelitian klinis lebih lanjut sehingga dapat diaplikasikan secara klinis pada manusia. Spons tersebut dapat diproduksi sendiri sebagai alat yang dapat digunakan sebagai kontrol perdarahan untuk mempercepat penyembuhan luka pasca operasi,” pungkas Imroatul.