Mengkaji Senyawa Antikanker Turunan Xanton

Kemajuan bidang kimia medisinal dan kimia komputasi telah memungkinkan peneliti untuk merancang suatu senyawa yang diprediksikan mempunyai aktivitas biologis yang baik dan aman karena telah diuji sifat fisikokimiawinya menggunakan komputer secara virtual.

Metode untuk skrining virtual dapat berupa quantitative structure-activity relationship (QSAR) serta molecular docking. Mahasiswa program doktor FKKMK UGM, Isnatin Miladiyah, melakukan penelitian untuk menguji efektivitas serial senyawa xanton sebagai antikanker, potensinya sebagai ko-kemoterapi pada obat standar dengan uji kombinasi, analisis QSAR dan molecular docking terhadap beberapa reseptor antikanker.

“Salah satu senyawa yang potensial untuk diteliti dan dikembangkan sebagai antikanker adalah turunan xanton,” ucapnya saat mengikuti ujian terbuka program doktor pada Rabu (25/7).

Baca juga  Kuliah Lapangan Mahasiswa Prodi PBI UKDW ke Desa Bahasa Borobudur

Berbagai penelitian telah menunjukkan bahwa isolat senyawa xanton dari alam terbukti berefek terhadap peningkatan apoptosis dan hambatan siklus sel, dengan memacu berbagai enzim caspase, peningkatan protein Bax, hambatan terhadap Bcl-2 serta hambatan terhadap berbagai siklin.

Ia menambahkan, penghambatan terhadap COX-2, VEGF, dan telomerase dalam terapi kanker dikaitkan dengan proses metastasis kanker. Sebagian besar penderita kanker meninggal bukan karena kanker primernya, melainkan karena metastasis jauhnya. Karena itu, menurutnya, sangat rasional untuk menggali terapi antikanker yang diarahkan pada penghambatan COX-2, VEGF, dan telomerase, yang berperan besar dalam metastasis kanker.

Hasil yang ia dapat dari penelitian ini di antaranya bahwa persamaan QSAR terpilih yang digunakan untuk mendesain struktur senyawa xanton dengan aktivitas sitotoksik prediktif yang lebih baik, menghasilkan sebanyak 60 senyawa usulan untuk sel WiDR, dan 70 senyawa usulan untuk sel Raji.

Baca juga  Diperlukan, Perkawinan Sistem Moneter Konvensional dan Syariah

“Pengujian potensi penggunaan kombinasi TTX dengan doxorubicin sebagai co-chemotherapy terhadap sel Raji menunjukkan bahwa TTX dan doxorubicin bersifat sinergistik kuat hingga sangat kuat,” imbuh pengajar di Fakultas Kedokteran UII ini.

Hasil molecular docking senyawa xanton 5 dan TTX terhadap berbagai reseptor protein sesuai patogenesis kanker menunjukkan bahwa afinitas ligan senyawa 5 dan TTX paling besar adalah terhadap reseptor Cdk2 dan COX-2 sehingga kemungkinan besar melalui kedua reseptor inilah senyawa xanton bekerja sebagai agen sitotoksik.

Senyawa xanton, jelasnya, lebih efektif terhadap sel lini kanker WiDR daripada sel Raji sehingga perlu dilakukan pengujian sitotoksisitas terhadap sel lini kanker jenis epitel lainnya.