Seremonia.id – Drone Air Berteknologi AI ala Mahasiswa UKDW, Penyelamat Terumbu Karang dari Kapal Perusak, sebagai negara maritim, Indonesia memiliki sumber daya laut yang sangat beragam dan harus dilindungi dari kerusakan karang yang diakibatkan oleh penggunaan bahan peledak maupun bahan beracun. Salah satunya yang berada di Spermonde, Pulau Kodingaren Keke, Sulawesi Selatan, dimana terumbu karangnya banyak mengalami kerusakan.
Menurut data dari Marine Science Diving Club (MSDC) Universitas Hasanuddin, tutupan karang hidup yang berada di beberapa pulau di Spermonde tercatat 30-40 persen dalam kondisi buruk hingga sedang. Dalam upaya perbaikan ekosistem terumbu karang di Pulau Kodingareng Keke masih belum bisa secara langsung memberikan jaminan terumbu karang bisa langsung membaik.
Berangkat dari permasalahan tersebut, empat mahasiswa dari Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) Yogyakarta merancang sebuah alat bernama Coreef Underwater Drone yang menggunakan teknologi Artificial Intelligence (AI). Alat ini dirancang untuk mendeteksi kapal asing, bom dengan gelombang radio, dan memantau terumbu karang. Selanjutnya data hasil pemantauan akan dikirimkan ke Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Makassar untuk ditindaklanjuti.
Tim yang terdiri dari Naftalia Keisya Griselda Runtuwene, Angelina Duha, Belinda Mutiara Laurieta Senduk, dan Josephine Vania Soerjanto merancang alat tersebut untuk meminimalisir kerusakan pada terumbu karang. Naftalia Keisya selaku ketua tim menjelaskan Coreef Underwater Drone memiliki dua fitur utama. Fitur pertama adalah mendeteksi kapal asing dan bom dengan gelombang radio. “Jika Coreef Underwater Drone mendeteksi adanya kapal asing atau bom, maka drone akan memberikan sinyal dan titik lokasinya ke BPSPL Makassar sehingga BPSPL Makassar dapat memberikan peringatan pada kapal maupun menindaklanjutinya,” terangnya.
Fitur yang kedua adalah memantau terumbu karang menggunakan kamera drone yang dilengkapi fitur AI. “Fitur ini digunakan untuk mendata, memantau, maupun mendeteksi kondisi terumbu karang. Selanjutnya data hasil tangkapan atau rekaman tersebut akan dikirimkan ke BPSPL Makassar. Jika terdeteksi adanya kerusakan pada terumbu karang, drone akan memberi sinyal dan titik lokasinya ke BPSPL Makassar sehingga bisa segera ditindaklanjuti dan dilakukan perawatan di lokasi,” paparnya.
Inovasi keempat mahasiswa SI UKDW ini berhasil mendapatkan pendanaan lewat Program Kreativitas Mahasiswa Skema Video Gagasan Futuristik (PKM-VGK) Tahun 2022 yang diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi. Keberhasilan tim ini tentu tidak lepas dari bimbingan Drs. Jong Jek Siang, M.Sc. Dosen Sistem Informasi sekaligus Kepala Program Studi Sistem Informasi UKDW.
Drs. Jong Jek Siang, M.Sc. mengatakan bahwa kompetisi nasional PKM tahun ini lebih berat dari tahun-tahun sebelumnya. “Tahun ini hanya sekitar 4% proposal yang lolos didanai oleh Belmawa dari 37.000 proposal yang diusulkan. Dari 10 skema yang ditawarkan, hanya 63 proposal dari skema VGK yang lolos. Berikutnya, para mahasiswa ini akan membuat video yang menjelaskan ide detil dari gagasan tersebut,” pungkasnya.