Empat mahasiswa Fakultas Keperawatan (FKp) Universitas Airlangga meraih special award dan medali perak dalam kompetisi World Young Inventors Exhibition (WYIE) Competition di Kuala Lumpur, Malaysia, 9–12 Mei. Mereka berhasil meraih juara lantaran presentasi inovasi yang mereka buat, yaitu beauty spray dari ekstrak biji labu kuning untuk anti penuaan.
Prestasi itu diraih Rahmatul Habibah, Agustina Lia Fitriani, Asih arama Anindhia, dan Rizki Jian Utami.
“Kami presentasi dengan topik ‘Beauty spray of cucurbita moschata for anti aging’. Nah, di sana, kami mempresentasikan secara oral di depan dua juri dari negara lain tentang bagaimana inovasi kami. Bagaimana kami membuatnya, apa kelebihannya, bagaimana analisis SWOT-nya, bagaimana future research-nya, dan lain-lain,” ujar Lia, salah seorang anggota tim.
Atas presentasi tersebut, delegasi UNAIR itu mendapatkan special award dari World Invention Intellectual Property Associations (WIIPA) Taiwan, organisasi sosial nirlaba internasional bidang penemuan. Termasuk mendapatkan medali perak dari acara WYIE.
Lia menuturkan, ide awal munculnya inovasi tersebut adalah banyaknya orang pada era sekarang, khususnya perempuan, yang sibuk dengan pekerjaannya. Mereka tidak memiliki waktu untuk melakukan perawatan wajah.
“Kami berinovasi membuat sebuah skin care yang praktis. Bisa dibawa ke mana-mana. Dan, tentu, murah serta bahannya mudah didapat. Akhirnya kami terpikir untuk membuatnya dari biji labu kuning atau pumkin seeds. Kandungannya setara dengan biji bunga matahari yang kaya akan vitamin E, karatenoid, tekoferol antioksidan, dan anti aging essence,” jelasnya.
Bahan-bahan itu, lanjut Ika, dapat membantu meregenerasi kulit mati sehingga sangat baik untuk anti aging.
Para peserta berasal dari berbagai negara, antara lain, Arab Saudi, Taiwan, Thailand, Korea, Malaysia, Macau, dan Indonesia. Mereka merupakan siswa SMP-SMA, mahasiswa, dosen, dan peneliti. Sementara itu, dari Indonesia, ada 70 tim yang berangkat. Salah satunya berasal dari FKp UNAIR.
Sebelum berangkat mengikuti kompetisi di Kuala Lumpur, setiap peserta harus mengikuti tahap seleksi. Seleksi abstrak adalah yang paling awal. ”Tim kami membuat sebuah inovasi kecantikan yang lagi tren, yaitu beauty spray dari biji labu kuning untuk anti aging (penuaan, Red),” tambahnya.
Dari kompetisi tersebut, Lia mengaku mendapat pengalaman yang berlimpah. Pertama, dia bisa membawa nama UNAIR, khususnya FKp di kancah internasional melalui sebuah inovasi penelitian. Kedua, kemampuan berbahasa Inggris Lia semakin terasah.
“Selain itu, kami bisa mengenal banyak orang. Khususnya investor dari berbagai negara. Kami juga berkesempatan melihat budaya negara lain,” ungkap Lia.