Dua tahun lalu, tepatnya tanggal 19 April 2016, Pusat Studi Pembangunan dan Transformasi Masyarakat (PSPTM) Fakultas Bisnis Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) diluncurkan untuk melayani masyarakat di Yogyakarta dan di Indonesia pada umumnya. Sri Sultan Hamengkubuwono X menjadi pembicara utama dalam peluncuran tersebut yang ditandai dengan seminar bertemakan Pembangunan dan Kewirausahaan Desa.
Dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun ke-2, Kantor PSPTM mengadakan open house pada hari Rabu, tanggal 18 April 2018 kepada sivitas akademika di lingkungan UKDW. Turut hadir pada acara ini Ir. Henry Feriadi, M.Sc. Ph.D. selaku Rektor, Dr. Charis Amarantini, M.Si selaku Wakil Rektor I, Dra. Eti Istriani, M.M selaku Wakil Rektor II, Joko Purwadi, S.Kom., M.Kom selaku Wakil Rektor III, dan Drs. Sisnuhadi, MBA., Ph.D selaku Wakil Dekan I Mananajemen dari Fakultas Bisnis.
Pusat Studi ini didirikan oleh beberapa dosen Fakultas Bisnis, yang berfokus pada kegiatan penelitian di bidang pembangunan ekonomi dan dampaknya pada masyarakat luas. Pusat studi bertujuan memberi masukan pada Pemerintah untuk upaya pengurangan kemiskinan, pembangunan ekonomi berkelanjutan dan berkeadilan, serta berupaya mentransformasi masyarakat Indonesia untuk menuju masyarakat adil dan sejahtera.
Farsijana Adeney-Risakotta Ph.D selaku pengawas PSPTM, mengatakan bahwa kegiatan open house ini dilakukan juga dalam rangka melakukan sosialisasi terkait dengan Proyek Samigaluh Tanggap Globalisasi. Lebih lanjut Farsijana menjelaskan bahwa perubahan sosial yang terjadi karena pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) di Kecamatan Temon dan Bedah Menoreh, menjadi tanggungjawab bersama umat beragama untuk mempersiapkan warga masyarakat di daerah-daerah yang terdampak. Sebagai investigator dari Proyek Samigaluh Tanggap Globalisasi, Farsijana bersama dengan timnya telah memulai riset kelayakan. Proyek ini dibiayai dari hibah yang dimenangkan oleh PSPTM dalam kompetisi yang diselenggarakan oleh Presbyterian Women di Amerika Serikat.
Jumlah hibah sebesar $ 46.323 akan digunakan untuk 13 kegiatan proyek yang meliputi penguatan kapasitas warga masyarakat dalam membangun kewirausahaan kelompok berbasis produk unggulan di daerahnya. Ada enam produk unggulan yang menjadi konsentrasi dalam penguatan kapasitas kelompok dan organisasi ekonominya, yaitu kelompok usaha bersama teh Menoreh (di desa Nglinggo), kambing etawa, kayu dan bambu, kelapa, makanan lokal dan rumah singgah wisata di desa Kebon Harjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo.
Pengorganisasian kelompok dilakukan sebagai kerjasama dengan Yayasan Griya Jati Rasa dan Koperasi Griya Jati Rasa. Kedua lembaga masyarakat ini telah mendapat izin operasionalnya, memenuhi kewajiban pajak dan bergerak di seluruh DI.Yogyakarta. Akses Pusat Studi ke masyarakat adalah melalui keanggotaan Koperasi Griya Jati Rasa yang juga ada di Kecamatan Samigaluh. Diharapkan melalui proyek Samigaluh Tanggap Globalisasi, universitas dapat memberikan input kepada warga masyarakat melalui penguatan kapasitas ilmu dan ketrampilan dalam alih teknologi, penguatan desain produk, kemampuan manajerial organisasi, standarnisasi administrasi dan akuntansi serta aksesitas perluasan pemasaran produk usaha berbasis budaya lokal yang dapat mengangkat nilai jual dan kehidupan mereka. Warga yang terlibat dalam proyek akan magang di universitas untuk menambah pengetahuan dan ketrampilan mereka.
Keterlibatan dosen dan mahasiswa dalam melakukan riset, presentasikan hasilnya pada seminar dan lokakarya, penulisan modul pengajaran serta penulisan artikel ilmiah diharapkan akan memberikan model tentang praktek mutu (best practices) dalam pembangunan nasional di Indonesia. Selain kegiatan-kegiatan yang langsung dipusatkan di desa, akan dilakukan dalam waktu dekat yaitu Seminar dari riset kelayakan yang menghadirkan masyarakat dari Samigaluh, pemerintah, organisasi masyarakat dan pihak swasta untuk membahas bersama tentang penyiapan masyarakat di Samigaluh menyambut Bedah Menoreh
Dalam sambutannya Ir. Henry Feriadi, M.Sc., Ph.D. menyampaikan harapannya supaya pusat studi di UKDW khususnya PSPTM lebih mendekatkan diri dan peduli pada dinamika masyarakat, tidak menjadi “menara gading” yang sibuk dengan dirinya sendiri. “Saya juga mengharapkan kemandirian dalam mengelola pusat studi supaya dapat berkontribusi dan mampu membiayai penelitian secara mandiri. Semoga PSPTM makin berkembang dan membawa dampak yang dirasakan oleh masyarakat,” paparnya.