JAKARTA, 24 April 2018 – Priceza Indonesia, sebagai salah satu pelopor mesin pencari belanja (shopping search engine) dan platform pembanding harga di Indonesia, baru-baru ini menemukan fakta bahwa merek mobil Jepang masih mendominasi pencarian terpopuler konsumen Indonesia ketika mencari mobil baru dan bekas.
Berdasarkan temuan Priceza yang dikumpulkan selama periode Januari – Desember 2017, urutan pertama, merek mobil baru yang paling banyak dicari adalah Toyota (26.5% dari total pencarian), dengan persentase nyaris dua kali lipat dibanding Honda (14.8%) dan Mitsubishi (14%) di urutan kedua dan ketiga.
Dominasi Toyota ini konsisten dengan angka penjualan yang dirilis Gaikindo, dengan pangsa pasar 34.4% (371.322 unit), diikuti Honda dan Daihatsu dengan masing-masing 17.3%.
Seperti bisa dicermati, ada perbedaan antara urutan ketiga dalam hal ‘pencarian’ berbanding ‘penjualan’. Dari data Priceza, Mitsubishi merupakan merek terpopuler ketiga dalam pencarian, meskipun penjualan aktualnya berada dibawah.
Sedangkan Daihatsu menempati urutan keenam untuk pencarian, yang menjadi indikasi bahwa popularitas merek ini tidak terlalu tinggi – setidaknya dalam benak konsumen digital (e-commerce).
Model mobil baru terpopuler
Di samping merek, data yang dikumpulkan juga merinci daftar model mobil terfavorit yang paling banyak dicari. Selama periode waktu yang sama.
Honda Jazz berada di urutan teratas (31.9%), disusul oleh Toyota Avanza (23.9%) dan Honda HRV (16.8%). Adapun kembaran Toyota Avanza, Daihatsu Xenia, berada di posisi empat (8%). Tepat di bawahnya ada Toyota Calya serta Honda Brio (6.2%), kemudian kembali diisi Toyota Vios (2.7%).
Dari daftar bisa terlihat bahwa 6 dari 7 besar model yang dicari adalah produk Toyota ataupun Honda dan diselingi oleh Daihatsu. Bahkan 8 dari 10 besar model mobil yang dicari adalah kombinasi Honda, Toyota, dan Daihatsu.
Jelas bahwa pabrikan Jepang mendominasi pasar otomotif di Indonesia secara signifikan. Baik dalam hal pencarian, produksi, dan penjualan. Dalam data 10 besar Priceza, merek non-Jepang hanya muncul sekali, di mana Ford menduduki peringkat 9 merek terpopuler.
Honda dan Toyota bersaing cukup ketat sebagai mobil terpopuler di Indonesia. Secara umum, merek Toyota merupakan top-of-mind ketika pembeli potensial mencari informasi. Sedangkan secara khusus, Honda dengan model spesifiknya (terutama Honda Jazz) adalah yang paling diminati para pencari.
Mobil bekas dan pasar aksesori di Indonesia
Masih terkait preferensi model mobil, ada hal lain yang tak kalah menarik ketika membandingkan pencarian mobil baru dan bekas. Berdasarkan data Priceza, mobil bekas yang paling banyak dicari adalah Toyota Innova Diesel keluaran 2011, dengan persentase fenomenal 57.9%. Artinya, 1 dari 2 orang yang mencari mobil bekas, secara spesifik mencari model tersebut.
Selanjutnya Ford model EcoSport 2014 (7.9%) adalah mobil bekas kedua terpopuler. Kehadirannya bersama Hyundai All New Tucson 2016 (2.6%) di posisi tujuh menunjukkan pesona langka dari merek Amerika dan Korea Selatan di tengah himpitan mobil-mobil Jepang.
Temuan menarik juga terlihat pada Honda Jazz 2014 (2.6%) yang ‘hanya’ menduduki peringkat 10, dibandingkan model Honda Jazz yang merupakan mobil baru terpopuler. Ini menunjukkan masyarakat cenderung lebih berminat pada model ini sebagai mobil baru, bukan bekas.
Toyota Avanza 2014 (7.9%) menunjukkan stabilitas di posisi tiga, tidak jauh berbeda dengan posisinya di pasar mobil baru. Sementara Daihatsu Xenia 2005 (2.6%) justru merosot berada di nomor 8. Adapun kehadiran Toyota di papan atas daftar ini mengkonfirmasi persepsi yang beredar, bahwa merek ini memang memiliki pasar yang baik ketika ‘dijual kembali’.
Terakhir, tentang pencarian aksesori atau sparepart mobil. Berdasarkan data Priceza, shockbreaker (27.2%) adalah aksesori yang paling banyak dicari, diikuti oleh bearing roda (12.3%) dan kampas kopling (10.4%). Ini menunjukkan prioritas pencarian sparepart di Indonesiaberorientasi pada ‘kenyamanan berkendara’ atau fungsionalitas.
Sebelum dan sesudah Lebaran jadi waktu pembelian mobil tertinggi di Indonesia
Statistik Gaikindo menunjukkan penjualan tertinggi di tahun 2017 terjadi pada bulan Maret (102 ribu unit), Agustus (97 ribu), dan November (96 ribu). Ini menunjukkan kecenderungan masyarakat Indonesia untuk membeli mobil pada momen Lebaran dan Tahun Baru.
Menurut Bayu Irawan, Co-founder and Country Head Priceza Indonesia, “Angka penjualan mobil terendah berada di bulan Juni 2017, ketika jatuhnya Hari Raya Lebaran. Ini terjadi bukan hanya di 2017 tetapi juga 2016. Penjualan tertinggi terjadi persis di bulan November, Agustus, dan Maret.”
“Sama halnya pada tahun 2016, titik terendah penjualan terjadi di bulan Juli, ketika Lebaran dirayakan. Hal ini menunjukkan ada pola terkait Lebaran. Baik itu pra-Lebaran, ketika Lebaran, dan pasca-Lebaran. Pola naik-turun ini pun konsisten terjadi di tahun-tahun sebelumnya,”sambung Bayu.
Dari statistik ini, ditemukan bahwa kenaikan pesat terjadi pada 3-4 bulan sebelum Lebaran. Penurunan signifikan di kisaran 30% pada masa Lebaran, diikuti kenaikan drastis di 1-2 bulan setelahnya, dan diakhiri angka penjualan yang kuat pada saat 2 bulan sebelum Tahun Baru.