Dunia Telah Bergerak ke Arah Digital dan Kini Lebih Berbahaya, Sudah Amankah Anda?

INDONESIA, 7 November 2017 – Perilaku kehidupan manusia terus berubah. Teknologi yang mempermudah interaksi antar manusia hingga pemenuhan kebutuhan selalu menjadi tolak ukur kemajuan. Saat ini era manusia sudah sampai di tahap digitalisasi. Pertukaran Informasi adalah kunci dari era digital ini. Pada era digital pemegang informasi adalah pemenang. Informasi ini bisa berupa data pribadi hingga data besar setingkat Negara. Informasi yang disalah-gunakan dapat berakibat fatal. Namun sayangnya kesadaran tentang keamanan atas data dan informasi ini masih rendah.

Pada 24 oktober 2017 Fortinet 361° Security – Asia Pacific bertempat di Grand Hyatt Jakarta, Edwin Lim sebagai Direktur dari Fortinet Indonesia membuka dan memberikan pembukaan atas acara ini. Edwin mengatakan bahwa acara ini akan memberikan pemahaman tentang cyber security dan solusi atas kehidupan masa ini dan masa depan. “Konferensi ini juga memberikan wawasan berharga dan kesempatan memperluas jaringan bagi para peserta yang hadir” tambah Edwin. Pada acara ini juga Pratama Persadha sebagai Keynote Speaker memberikan penjelasan tentang bahayanya dunia di era digital jika tidak diimbangi dengan keamanan. Pratama Persadha adalah kepala dari CISSReC (Communication & Information System Security Research Center). Ia berpendapat bahwa kesadaran atas keamanan Cyber dan digital informasi berawal dari pandangan bahwa ancaman ini belum ada di depan mata. Padahal menurutnya bahaya dari penyalahgunaan data, pencurian data dan informasi, hingga kelumpuhan sistem sudah banyak terjadi. Menurut Pratama peretasan sistem lebih mematikan daripada Nuklir. “Kalau di Bom misalnya Jakarta, mungkin yang lumpuh hanya satu kota saja. Tapi kalau diretas satu Negara misalnya semua sistem dan komputernya mati? Berhenti semua”. Ia melanjutkan “ atau kalau Rumah Sakit yang diretas. Itu alatnya kan pakai sistem semua? Coba bayangkan berapa korban yang jatuh?”. Bahaya di era Digital sudah bukan lagi sebagai wacana namun telah menjadi ancaman yang nyata. Tetapi keamanan digital dan Cyber Security masih dianggap sebelah mata.

Pandangan yang menganggap remeh keamanan digital memang harus diubah dengan cara memperlihatkan bahaya yang dapat mengancam kehidupan anda secara pribadi sebagai langkah awal. Dalam acara ini dipaparkan juga bagaimana jika data pribadi anda dapat diakses oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Dengan bermodalkan data pribadi anda, maka rekening Bank tempat anda menyimpan hasil jerih payah anda dapat hilang dalam hitungan detik. Data pribadi ini bisa bocor dari berbagai tempat. Misalnya sosial media, free cloud services, hingga gadget yang selalu bersama anda setiap saat.

Dalam tataran pribadi perilaku berhati – hati dalam membagi informasi menjadi penting. Literasi seperti tidak mengetuk (klik) tautan yang tidak jelas, mengabaikan pesan singkat yang bernada penipuan, hingga mengurangi penyimpanan data pribadi yang sensitif pada free cloud services bisa menjadi solusi jangka pendek. Tetapi peran para ahli yang memiliki pengetahuan lebih tentang keamanan Cyber harus lebih dilihat. Apalagi dalam tataran yang lebih tinggi seperti Perusahaan, Bisnis, hingga Pemerintahan.

Dalam sesi yang lain Alvin Rodrigues Chief Security Strategist, Fortinet, Asia Pacific juga mengutarakan hal yang sama. Ia ingin menggugah kesadaran tentang perilaku digital yang terlalu sembrono. Transformasi perilaku pribadi, komunitas, dan bisnis mau tidak mau harus dilakukan karena dunia telah bergerak. Jika tidak ingin tertinggal maka kita harus ikut bergerak dengan cepat dan tepat. “You need the perfect people to guide you through your transformation journey”. Pemilihan solusi yang tepat untuk bertransformasi adalah kunci nyata untuk dapat bertahan di Dunia yang kini lebih berbahaya. Kini pertanyaannya “sudah amankah anda?’’ jika belum, “apa yang bisa anda lakukan?” dan “dengan siapa anda dapat bertahan?”

Related posts

Leave a Reply