Yogyakarta – Dosen Departemen Ilmu Kesehatan Anak FKKMK UGM, dr. Ida Safitri Laksanawati, Sp.AK., melakukan penelitian terkait prediktor klinis dan laboratoris infeksi dengue pada anak dan faktor yang berpengaruh terhadap disfungsi organ.
Hasil penelitiannya ini ia paparkan dalam ujian terbuka program doktor pada Rabu (14/3) di Auditorium Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan.
“Tujuan penelitian ini ialah mendapatkan data kuantitatif mengenai karakteristik dan prevalensi gejala klinis dan parameter laboratoris awal infeksi dengue pada anak dengan tujuan khusus dan parameter laboratoris awal infeksi dengue pada anak dengan tujuan khusus menilai pengaruh faktor derajat keparahan klinis, jumlah virus, serotipe, dan tipe infeksi terhadap terjadinya disfungsi organ pada infeksi dengue,” jelasnya.
Ia memaparkan, dalam lima puluh tahun terakhir insidensi dan penyebaran penyakit dengue berkembang di berbagai benua baik di wilayah perkotaan maupun pedesaan hingga menimbulkan masalah kesehatan masyarakat yang serius. Berbagai penelitian terhadap penyakit ini pun dilakukan. Namun, penelitian yang ada pada umumnya melakukan analisis yang membandingkan faktor tipe infeksi, kadar viremia, dan serotipe virus terhadap derajat berat penyakit berdasar klasifikasi diagnosis.
“Belum banyak yang mengaitkannya dengan kejadian disfungsi organ,” imbuh Ida.
Penelitian tersebut ia laksanakan di poliklinik anak RSUP Dr. Sardjito, Poliklinik UGM atau GMC, Poliklinik Puskesmas Umbulharjo I, Poliklinik Puskesmas Tegalrejo, Poliklinik Puskesmas Jetis, dan Poliklinik praktik swasta SpA mulai bulan November 2012 hingga Desember 2015. Dari penelitian tersebut, ia menyimpulkan bahwa disfungsi organ terjadi pada 42, 79% dari semua pasien dengue ditandai dengan kenaikan peningkatan enzim hati.
“Disfungsi hati terjadi lebih banyak pada kasus dengan DBD, namun serotipe, jenis infeksi, dan viremia tidak berhubungan dengan terjadinya disfungsi hati,” paparnya.
Selain itu, ia juga memperoleh data bahwa prevalensi infeksi dengue pada anak dengan demam <72 jam yang datang ke poliklinik adalah 40,14%. Demam disertai injeksi konjungtiva, menggigil, anoreksia, jumlah trombosit < 150.000/uL dan leukopenia < 4500/uL yang diperiksa pada hari kedua demam merupakan diskriminan infeksi dengue dengan AUC 88,75%, sensitivitas 82,6% dan spesifitas 85,3%.