Jakarta, Seremonia.id – Malioboro kini diwarnai nuansa digital yang tetap sarat dengan tradisi budaya penuh kearifan lokal. Atmosfer leburnya tradisi dan suasana modern masa depan semakin menguat dengan kehadiran dompet digital Indonesia, DANA, di kawasan legendaris dan ikonik di Yogyakarta ini.
Dengan memanfaaatkan DANA yang telah sepenuhnya mendukung QRIS (Quick Response Code Indonesia Standard), yakni standar Kode QR Nasional yang ditetapkan oleh Bank Indonesia, pengunjung kawasan Malioboro sekarang sudah dapat bertransaksi nontunai yang lebih aman, nyaman, dan praktis ketika berbelanja di Pasar Beringharjo, pasar tertua dan terbesar di Yogyakarta. Pengunjung juga dapat memanfaatkannya untuk menikmati transportasi tradisional bebas polusi, andong, di sekitar kawasan Malioboro.
“DANA melihat kawasan Malioboro Yogyakarta, termasuk Pasar Beringharjo, sebagai kawasan wisata budaya yang sarat dengan kegiatan dan transaksi ekonomi. Kawasan tersebut menjadi titik interaksi sosio-ekonomi antara budaya bertransaksi urban yang dibawa oleh para wisatawan dan banyaknya kalangan intelektual yang mulai mengenal nontunai, dengan budaya bertransaksi yang masih serba tunai, belum tercatat dengan bijak, serta rentan dari sisi keamanan, yang masih diterapkan oleh kalangan tradisional” ungkap Darrick Rochili, Chief Innovation Officer DANA.
Dengan menggunakan DANA, masyarakat juga dapat menggunakan produk perbankan seperti kartu debit dan kartu kredit untuk bertransaksi nontunai secara digital dengan keamanan terjamin. Produk perbankan yang dulu hanya identik dengan merchant-merchant modern, kini dimungkinkan untuk digunakan bertransaksi di pasar-pasar tradisional dan tempat-tempat usaha konvensional lainnya.
“Bagi masyarakat luas, kehadiran dompet digital DANA menjadi momentum yang tepat untuk memasyarakatkan keunggulan transaksi nontunai, sekaligus memberikan edukasi melalui pengalaman langsung bahwa ekonomi digital berpotensi besar dalam meningkatkan produktivitas serta kompetensi pelaku ekonomi di semua sektor dan segmentasi. Kehadiran kalangan urban pada interaksi keseharian di Malioboro juga membuat kami optimistis terhadap percepatan adopsi budaya bertransaksi nontunai secara digital di Indonesia yang diinspirasi dari kawasan ini,” tambah Darrick.
Fitur Card Binding merupakan inovasi DANA yang sangat relevan untuk menjawab salah satu tantangan terbesar masyarakat dalam mengadopsi budaya nontunai digital. Merujuk pada hasil survei Jakpat tentang Indonesia Digital Wallet Trend (2019), alasan utama masyarakat enggan untuk mengadopsi budaya bertransaksi nontunai dengan mengandalkan dompet digital adalah karena kerepotan ketika harus melakukan top up.
Melalui pengalaman penggunaan dompet digital yang makin luas dan kaya, masyarakat tradisional diharapkan makin yakin untuk melakukan transformasi menuju budaya nontunai digital yang lebih efisien, produktif, dan kompeten sehingga inklusi keuangan di kalangan masyarakat makin meningkat sesuai dengan visi DANA yang dibangun sejak awal. (SN)