Lapar Liburan: Bagaimana Kuliner Memengaruhi Tren Menginap di Rumah Liburan di Asia Pasifik

Riset terbaru Booking.com menghadirkan tren dan wawasan baru seputar kuliner dan mengungkap adanya peningkatan minat wisatawan Asia Pasifik terhadap rumah liburan karena mereka berwisata untuk mengeksplorasi berbagai rasa

BALI, 25 SEPTEMBER 2025 – Riset Taste of Home Asia Pacific dari Booking.com mengungkap bahwa makanan kini memainkan peran yang cukup penting dalam membentuk pengalaman menginap di rumah liburan pada 2025. Wisatawan di kawasan Asia Pasifik semakin banyak memilih rumah liburan yang menawarkan keleluasaan untuk bersantap, menyuguhkan, dan/atau memasak di ruang-ruang atau destinasi yang otentik dan unik. Momen kuliner ini bukan lagi sekadar waktu makan, melainkan kesempatan untuk terhubung, merasakan budaya, dan menciptakan kenangan bermakna hingga mengubah makanan menjadi pintu gerbang budaya, bukan sekadar titik fokus dalam perjalanan.

Read More

Riset yang didasarkan oleh survey terhadap lebih dari 8.000 wisatawan di Asia Pasifik ini menunjukkan bagaimana pengalaman berwisata berbasis kuliner secara mendalam memengaruhi keputusan perjalanan. Saat ini, wisatawan mencari pengalaman yang lebih personal dan bermakna. Oleh karena itu, rumah liburan muncul sebagai bagian penting dari tren yang terus berkembang.

Riset Taste of Home dari Booking.com menunjukkan bahwa makanan kini menjadi pusat pengalaman di rumah liburan. Wisatawan memilih rumah liburan bukan hanya demi kenyamanan, tapi juga untuk merasakan cita rasa lokal, bereksperimen di dapur, dan membangun koneksi melalui kebersamaan di meja makan. Pengalaman kuliner semakin menjadi faktor kunci dalam keputusan berwisata, menjadikan rumah liburan sebagai ruang dinamis untuk penemuan dan kebersamaan,” ujar Laura Houldsworth, Managing Director Asia Pasifik, Booking.com.

Rumah Liburan – “Bumbu Rahasia” dalam Penginapan Berbasis Kuliner

Keberagaman tren dan preferensi kuliner sangat memengaruhi cara wisatawan menjelajahi dunia, dan rumah liburan menjadi pilihan utama akomodasi dalam mengeksplorasi dunia kuliner. Sebanyak 96% wisatawan pecinta kuliner di Indonesia mengaku mengubah pola masak dan makan mereka saat bepergian. 91% berbelanja di pasar lokal, 21% memasak hidangan lokal, 30% mencoba peralatan baru, dan 19% bereksperimen dengan resep baru. 

Di Indonesia, makanan menjadi faktor penting dalam liburan. Sebanyak 93% wisatawan dipengaruhi oleh makanan dan 75% memilih destinasi karena daya tarik kulinernya. Rumah liburan memberikan keleluasaan (33%), privasi (47%), akses dapur (26%), serta kebebasan untuk makan kapan saja (34%), sehingga mendukung pengalaman bersantap bersama dengan hidangan segar.

Makan di luar juga tetap menjadi sorotan dalam liburan. Sebesar 50% wisatawan foodie Indonesia rutin bersantap di restoran lokal saat bepergian, dan 23% memilih rumah liburan demi akses yang lebih baik ke pengalaman kuliner lokal. Bahkan, 75% wisatawan Indonesia pernah memilih destinasi semata-mata untuk mengunjungi restoran atau tempat makan tertentu.

Di kawasan Asia Pasifik, makan di luar adalah bagian penting saat berlibur. Data kami menunjukkan adanya peningkatan sebesar 15% dari tahun ke tahun dalam pemesanan restoran yang dilakukan oleh para wisatawan selama setahun terakhir. Antusiasme mereka terhadap pengalaman kuliner terlihat jelas, dengan rata-rata pengeluaran sebesar 72 USD atau 1.2 juta Rupiah per orang. Lebih lagi, pengeluaran wisatawan mancanegara 25% lebih banyak dibandingkan penduduk lokal. Hal ini menjadi sinyal bahwa dunia restoran yang semarak di kawasan ini merupakan daya tarik utama bagi wisatawan global dan kami bangga dapat mendukung restoran dalam menjawab tantangan ini,” ujar Whey Han Tan, Senior Director of Sales and Services untuk Asia di OpenTable, bagian dari Booking.com.

Ada empat tren utama yang membentuk pengalaman perjalanan kuliner di rumah liburan di kawasan Asia Pasifik. Mulai dari siapa yang memegang peran di dapur, hingga bagaimana wisatawan berbelanja, bersantap, dan mengekspresikan identitas kulinernya. Tren-tren ini menghadirkan wawasan baru tentang meningkatnya minat masyarakat terhadap rumah liburan.

  1. KEPALA CHEF BARU DI RUMAH LIBURAN

Peran “chef” dalam berlibur kini bergeser. Hanya 27% wisatawan Indonesia masih mengandalkan ibu mereka untuk memasak. Generasi muda sekarang mengambil alih dalam memadukan resep keluarga dengan ide-ide baru. Di antara kelompok usia, Milenial (34%) paling sering memasak resep keluarga, disusul Gen X (31%), Gen Z (28%), dan Boomer (22%). Untuk memasak makanan mereka sendiri, Gen Z dan Milenial berada di angka yang sama (14%), lebih tinggi dibanding Gen X (9%) dan Boomer (13%). Menariknya, 16% wisatawan Indonesia memasak untuk menjamu tamu di rumah liburan, dengan kontribusi Gen Z sebesar 15%.

  1. BERBAGAI PERSONA DI DAPUR RUMAH LIBURAN

Rumah liburan kini bertransformasi lebih dari “di mana” kita makan, menjadi “siapa kita” saat kita berada di dapur rumah liburan. Dari sini, terdapat empat persona berbeda yang muncul:

  • Traditionalist (si nyaman) yang setia pada resep keluarga (38%) dan comfort food (33%).
  • Experimenter (si pemberani) yang gemar mencoba resep dan metode memasak baru (34%).
  • Minimalist (si praktis dan cari aman) yang beralih ke memasak makanan yang lebih sederhana dan cepat saat tinggal di rumah liburan
  • Socialite (si penghibur) yang dikenal karena bakatnya di dapur dan cenderung memasak bersama atau berkelompok (34%)

Bersama-sama, para persona ini menunjukkan bahwa dapur rumah liburan tidak lagi sekadar fungsional, tetapi menjadi panggung untuk rasa, kreativitas, dan koneksi.

  1. PARIWISATA TROLI 

Lupakan suvenir, wisatawan masa kini justru lebih senang memenuhi keranjang belanja mereka dengan hasil bumi dan bahan makanan yang segar. Di seluruh Asia Pasifik, rumah liburan mendorong tren baru yang disebut ‘trolley tourism’ (pariwisata troli) di mana berjalan-jalan ke pasar tradisional, festival kuliner, hingga supermarket hits menjadi bagian dari pengalaman berwisata. Wisatawan Australia khususnya semakin gemar mengikuti tren ini, memilih untuk mendukung bisnis local dan memasak dengan bahan segar musiman selama liburan mereka. Jadi, ini bukan sekadar soal makan enak, tetapi juga belanja secara cerdas sekaligus merasakan langsung denyut kuliner setempat. Menariknya, 91% wisatawan Indonesia mengaku senang berkunjung ke pasar atau supermarket lokal saat liburan. Angka ini melonjak hingga 94% di kalangan mereka yang sering memesan rumah liburan sebagai akomodasi mereka.

  1. DAPUR PORTABEL

Wisatawan di seluruh Asia Pasifik kini seakan seperti membawa dapur mereka sendiri saat liburan. Banyak yang menyiapkan bumbu favorit atau bahkan peralatan masak. Ini menciptakan semacam dapur portabel demi kenyamanan, tradisi, dan kemudahan. Dengan cara ini, dapur di rumah liburan terasa akrab namun tetap memberi ruang untuk eksplorasi kuliner di destinasi baru. Di Indonesia, 95% wisatawan membawa bahan makanan atau perlengkapan masak, mulai dari mi instan (58%), saus sambal (48%), kopi bubuk (41%), alat BBQ portabel (28%), hingga peralatan pembuat kopi (17%) dan blender (13%). Tren ini bahkan lebih tinggi di beberapa negara Asia Pasifik lain seperti India, Korea Selatan, Vietnam, dan Thailand.

Jenis rumah liburan yang dipilih pun sangat dipengaruhi oleh kebutuhan kuliner. Di Indonesia, sebesar 35% wisatawan pecinta kuliner lebih suka menginap di private villa untuk pengalaman memasak dan makan yang lebih santai dan privat. Pilihan popular lainnya termasuk guesthouse atau homestay (35%), perkemahan/glamping (28%), farmstay (26%), atau rumah pantai (26%).

Rumah liburan juga jadi pilihan ideal, baik untuk liburan santai maupun perayaan besar. Wisatawan bisa dengan leluasa memasak makanan bergizi, menjamu tamu dengan hidangan istimewa, atau menyeimbangkan keduanya sambil tetap mengeksplorasi kuliner lokal. Di Indonesia, alasan utama pemesanan rumah liburan adalah untuk liburan keluarga (57%), diikuti dengan liburan untuk bersantai (29%), liburan bersama teman (24%), liburan sekolah (21%), serta perayaan besar kebudayaan atau keagamaan (18%).

Di Booking.com, kami memahami apa yang membuat menginap di rumah liburan menjadi nyaman dan berkesan. Riset ini memberikan wawasan berharga mengenai apa yang dicari wisatawan, membantu mendorong percakapan positif tentang peran akomodasi alternatif dalam mendukung ekonomi pariwisata local. Temuan ini juga memberdayakan pemilik property untuk lebih memahami preferensi wisatawan dan merencanakan kebutuhan tamu mereka. Dengan lebih dari 8,4 juta rumah liburan di antara 31 juta listing kami, kami bertujuan untuk menawarkan pilihan penginapan terbaik seluas mungkin di seluruh dunia serta memudahkan semua orang untuk menjelajahi dunia,” tutup Laura Houldsworth, Managing Director Asia Pasifik, Booking.com.

Untuk informasi lebih lanjut seputar riset Taste of Home Asia Pacific Booking.com dan untuk mengunduh laporannya, silakan klik di sini.

Related posts

Leave a Reply