Tradisi Pacu Jalur Kembali Digelar Bulan Agustus, Tarik Perhatian Global dengan Tren “Aura Farming”

Senin, 7 Juli 2025 — Kabupaten Kuantan Singingi, Riau, kembali bersiap menyambut ajang tahunan Pacu Jalur Tradisional yang akan digelar pada 20–24 Agustus 2025 di Tepian Narosa. Perlombaan perahu panjang ini tidak hanya menjadi tradisi lokal, namun kini juga menjadi sorotan internasional seiring dengan maraknya tren “aura farming” yang ramai di media sosial.

Infografik: Instagram/Dinas Pariwisata Provinsi Riau

Dari Tradisi Lokal ke Fenomena Global

Fenomena ini berawal dari viralnya cuplikan video “Anak Coki” atau tukang tari — anak-anak penari yang berada di ujung perahu dalam lomba pacu jalur. Dengan gerakan khas Melayu yang lincah dan penuh ekspresi, mereka menari untuk membakar semangat para pendayung. Video mereka, yang diunggah ke TikTok dan platform lainnya, memicu tren baru yang dikenal sebagai “aura farming”.

Read More

Tren ini merujuk pada seseorang yang menunjukkan kharisma atau daya tarik alami dengan percaya diri, tanpa kesan dibuat-buat. Aksi “Anak Coki” di atas perahu yang melaju deras di Sungai Kuantan dianggap mencerminkan kekuatan ekspresi tersebut. Tak hanya dari Indonesia, berbagai konten kreator dari luar negeri ikut menirukan gerakan mereka, memperluas daya tarik tradisi ini ke ranah global.

Tradisi Berusia Ratusan Tahun

Pacu Jalur bukan tradisi baru. Lomba perahu ini berasal dari abad ke-17 dan dulunya merupakan bentuk transportasi serta bagian dari perayaan hari-hari besar, seperti peringatan kemerdekaan dan perayaan keagamaan. Jalur — perahu panjang yang digunakan — terbuat dari kayu utuh, memiliki panjang 25 hingga 40 meter, dan diawaki 40 hingga 60 pendayung.

Tidak hanya tentang kecepatan, pacu jalur mencerminkan nilai-nilai budaya seperti kebersamaan, keberanian, dan keharmonisan dengan alam. Bahkan dalam proses pembuatan jalur, masyarakat percaya bahwa setiap batang kayu membawa filosofi tersendiri — dari penebangan pohon hingga proses ukiran, semuanya sarat makna dan adat.

Peran Tukang Tari: Bukan Sekadar Hiburan

Tukang tari atau “Anak Coki” adalah anak-anak berusia 8–13 tahun yang berdiri di bagian depan perahu. Mereka mengenakan pakaian adat Melayu lengkap dan bertugas menjaga ritme pendayung melalui tarian mereka. Gerakan mereka bukan sekadar pertunjukan, tetapi juga bagian penting dari strategi perlombaan.

Anak-anak dipilih karena tubuh mereka yang ringan menjaga keseimbangan perahu, sementara gerakan mereka membangkitkan semangat dan kekompakan tim. Ini mencerminkan bagaimana peran anak-anak dalam budaya tidak hanya simbolis, tetapi juga fungsional.

Agenda Tahunan, Magnet Wisata Budaya

Pacu Jalur telah menjadi agenda tahunan Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi dan merupakan bagian dari kalender pariwisata Provinsi Riau. Kegiatan ini biasanya menarik ribuan penonton, baik dari dalam negeri maupun mancanegara. Tahun ini, dengan tren “aura farming” yang masih berlangsung, perhatian terhadap event ini diperkirakan meningkat.

Untuk informasi lebih lanjut tentang jadwal dan kegiatan Pacu Jalur 2025, masyarakat dapat mengunjungi akun media sosial resmi Pemerintah Kabupaten Kuantan Singingi atau situs web pariwisata Provinsi Riau.

Related posts

Leave a Reply