Robert Nasrullah Ajak Rawat Lingkungan Lewat Pameran Tunggal “Flora”

Berbagai macam bencana alam menimpa bangsa ini. Namun sekarang ini, sepertinya manusia tidak sadar perilakunya sudah merusak keseimbangan lingkungan. Ketika ada banjir, tanah longsor dan berbagai bencana lainnya kita telah mengabaikan peran lingkungan khususnya tanaman sebagai energi kehidupan bagi manusia.

“Pameran Tunggal bertema Flora, sebagai apresiasi manusia menjaga lingkungan hidup tetap asri terlebih merawat tanaman,” kata KH. Robert Nasrullah saat menjelaskan salah satu karyanya dari dua puluh produk pameran di gedung Campus Service Center UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Selasa (13/2) kemarin.

Menurut Robert Nasrullah, selama ini kita terkesan tidak peduli terhadap tanaman bahkan cenderung merusaknya. Tumbuhan selain berfungsi untuk menjaga keberlangsungan ekosistem dan keseimbangan alam. Seharusnya tahu bagaimana sikap kita terhadap alam itu sendiri.

Salah satu karya Robert Nasrullah yang menjelaskan pentingnya bertanam adalah seni yang berjudul “Taman Buatan”. Karya ini menggambarkan kondisi bangunan sekarang ini yang minim lahan tanam bisa menggunakan pemanfaatan media tanam pada dinding dengan konsep taman gantung.

Pada pameran ini juga mengajak pada pengunjung untuk memanfaatkan pekarangan yang ada di sekitar rumah sebagai lahan tanam. Potret terebut terekam pada karya Robert Nasrullah dengan judul “Rumah Batu”. Pameran ini akan berlangsung sampai 28 Februari 2018 dan menampilkan beberapa karya 2 dimensi, 3 dimensi dan instalasi.

Selain itu, dengan filosofi yang mendalam dan terinspirasi kisah Ibnu Hajar Al-Asqolani Robert Nasrullah menuangkan karyanya yang berjudul “Belajar Dari Batu”. Pesan yang terkandung dalam karya tersebut adalah ketekunan belajar yang ditempuh oleh Ibnu Hajar Al-Asqolani ketika melihat batu yang berlubang oleh tetesan air di sebuah goa, menjadi motivasi untuk menimba ilmu dengan keras sampai menjadi ulama besar di zamannya.

Sementara itu, kolektor kondang dr. Oei Hong Djien berkesempatan membuka Pameran Tunggal bertajuk ‘Flora’ dan juga disemarakkan performance art oleh Yakobus dengan menampilakan puisi dan gerak Yoga serta diadakan diskusi seni dengan narasumber A. Anzieb dan M. Assiry.

Menurut Oei Hong Djien, hidup berbangsa dan negara, termasuk berseni-budaya adalah cara lain mengajak masyarakat melakukan refleksi secara damai dan humor. “Ketawa atau tertawa itu representasi dari damai, kebaikan. Kenapa?Hidup sudah penuh kekerasan, kecurigaan satu dengan yang lain, masak menyebutnya salam damai? Maka perlu ditularkan aura positif, dengan salam  ketawa. Ha ha ha..” Ujar Oei Hong Djien.

Related posts

Leave a Reply