Jakarta, 17 Desember 2024 – Dalam rangka memperingati Hari Ibu yang jatuh pada 22 Desember sekaligus mengenang Kongres Perempuan Pertama Indonesia, Galeri Indonesia Kaya akan menjadi tuan rumah acara bertajuk “Karena Aku Perempuan: Kelahiran Sebuah Pergerakan”. Pertunjukan yang diproduksi oleh KEANA Film ini akan berlangsung pada hari Minggu, 22 Desember 2024, dengan dua sesi pertunjukan pada pukul 15.00 dan 19.00 WIB.
Acara ini menghadirkan kombinasi monolog dan diskusi yang bertujuan untuk menyampaikan pesan inspiratif tentang perjuangan perempuan Indonesia serta pentingnya pemberdayaan perempuan dalam berbagai aspek kehidupan. Tiga aktris ternama, Marcella Zalianty, Ruth Marini, dan Aghniny Haque, akan tampil membawakan monolog yang menggambarkan perjalanan perempuan Indonesia dari masa ke masa.
Selain itu, acara ini juga menghadirkan sejumlah tokoh perempuan dari berbagai bidang untuk berbagi cerita dan pengalaman. Beberapa nama yang akan tampil adalah:
- Ninik L. Karim, budayawan dan pakar psikologi,
- Nurul Arifin, politisi dan aktivis perempuan,
- Triana Wulandari, praktisi pendidikan,
- Nita Yudi, Ketua Umum Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia (IWAPI),
- Andini Effendi, jurnalis dan pembawa acara,
- Davina Veronica, aktris sekaligus aktivis lingkungan.
Acara ini akan ditutup dengan penampilan spesial dari komika perempuan, Sakdiyah Makruf, yang dikenal melalui humor kritisnya dalam mengangkat isu sosial dan perempuan.
Melalui pertunjukan ini, penyelenggara berharap dapat menghidupkan kembali semangat yang pernah digelorakan dalam Kongres Perempuan Indonesia pada tahun 1928. Pertunjukan ini juga ditujukan untuk berbagai kalangan, karena memiliki rating untuk semua umur.
Bagi masyarakat yang ingin menyaksikan acara ini, reservasi tiket dapat dilakukan melalui situs resmi Galeri Indonesia Kaya di www.indonesiakaya.com. Pendaftaran dibuka mulai 17 Desember 2024, dan tiket diberikan secara gratis.
Galeri Indonesia Kaya mengajak masyarakat untuk ikut merayakan momen istimewa ini, yang bukan hanya menjadi refleksi perjalanan perempuan Indonesia, tetapi juga menjadi pengingat bahwa perjuangan untuk kesetaraan dan pemberdayaan perempuan masih relevan hingga saat ini.