18 Mahasiswa Mancanegara Akan Ikuti Joint Summer Program

Yogyakarta, 11 Juli 2018 – Melalui Program Hibah Penguatan Kelembagaan Kantor Urusan Internasional (PKKUI) Tahun 2018, Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) berkolaborasi dengan STIKES Bethesda Yakkum Yogyakarta akan menyelenggarakan Joint Summer Program bertajuk “The Importance of Water Sustainability” pada 15-24 Juli 2018 mendatang. Sebanyak 18 mahasiswa dari empat negara akan mengikuti kegiatan tersebut. Negara peserta Joint Summer Program di antaranya Korea Selatan, Taiwan, India, dan Filipina.

Kepala Biro Kerjasama dan Relasi Publik, Arida Susyetina, S.S., M.A., menyebutkan bahwa penyelenggaraan program yang berlangsung selama sepuluh hari ini mencakup berbagai aktivitas bersama yang akan mendorong mahasiswa Indonesia dan mahasiswa asing dari perguruan tinggi mitra terpilih untuk saling berinteraksi, bertukar pikiran, serta belajar tentang sustainability dan hubungan manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam.

“Secara garis besar program ini terdiri dari Academic and Cultural Activities, Live in Program, serta Final Presentation dan Cultural Performance. Tema sustainability yang diangkat dalam program ini, khususnya water sustainability, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap keberadaan air dan pentingnya menjaga ketersediaan air serta penggunaan atau pengelolaan secara bijak,” paparnya.

Sementara itu Dianti Resti Risanti, S.T. selaku Staff Divisi Kerjasama Luar Negeri dan Urusan Internasional, menambahkan bahwa selain mengikuti kegiatan akademik, seluruh peserta juga akan diajak berkunjung ke beberapa objek wisata dan budaya di Yogyakarta dan sekitarnya. “Kunjungan ke sejumlah objek wisata di Yogyakarta ini juga sebagai ajang promosi pariwisata dan budaya Indonesia, khususnya Yogyakarta,” ungkap Dianti.

Untuk live in program, lanjut Dianti, akan dilakukan di Padepokan Tjipta Boedaja yang berada di kawasan Lereng Merapi, tepatnya di Dusun Tutup Ngisor, Desa Sumber, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Para peserta akan menginap di rumah penduduk selama tiga hari untuk mengenal lebih dekat kearifan masyarakat lokal.

“Peserta akan diajak untuk belajar kesenian tradisional dan memaknai kesenian itu sendiri. Bagi komunitas Padepokan Tjipta Boedaja, kesenian bukan sekedar pertunjukan untuk hiburan, namun merupakan doa dan ungkapan syukur kepada Sang Pencipta. Selain itu, peserta akan menjadi bagian dari keluarga di mana mereka ditempatkan. Mereka akan belajar untuk hidup dalam kesederhanaan,” pungkasnya.

Related posts

Leave a Reply