Nigeria Segera Membangun Pabrik Pupuk Batubara Karya Anak Bangsa

penandatanganan kerjasama antara NASENI dengan PT Saputra Global Harvest (SGH)
penandatanganan kerjasama antara NASENI dengan PT Saputra Global Harvest (SGH)

Seremonia.id – Pupuk batubara terus menjadi perhatian berbagai negara di dunia. Beberapa sudah menyadari bahwa pupuk batubara dapat menjadi solusi dari krisis pupuk dunia saat ini, dan salah satunya adalah Nigeria.

Pemerintah Nigeria telah menjadikan pabrik pupuk batubara sebagai infrastruktur strategis yang akan segera dibangun. Kajiannya sendiri terus dilakukan oleh NASENI (National Agency for Science and Engineering Infrastructure), lembaga pemerintah yang dipimpin langsung oleh presiden Nigeria.

Sebagai finalisasi dari rencana pembangunan pabrik dan diseminasi pupuk batubara di Nigeria, telah dilakukan penandatanganan kerjasama antara NASENI dengan PT Saputra Global Harvest (SGH), Senin (12/09). Penandatanganan ini dilakukan oleh Prof MS Haruna sebagai Executive Vice Chairman NASENI dan Davy Makimian sebagai CEO PT SGH. Acara ini pun disaksikan langsung oleh Duta Besar Nigeria untuk Indonesia Usman Ari Ogah. 

Coal Fertilizer Development di Negeria
Coal Fertilizer Development di Negeria

Mengingat pentingnya kegiatan ini bagi pemerintah Nigeria, Turut hadir juga  beberapa senator dan anggota house of representative (DPR) Nigeria. Dari pihak Indonesia sendiri hadir perwakilan dari kementrian luar negeri, Nanny Wijaya sebagai komisaris PT SGH, Haji Ayep Zaki dan R Umar Hasan Saputra sebagai pemegang paten dari teknologi pupuk batubara.

Davy Makimian mengungkapkan bahwa Nigeria adalah negara kedua di Afrika setelah Zimbabwe yang akan segera membangun pabrik pupuk batubara. Negara lain di benua ini yang terus menjalin komunikasi untuk hal yang sama adalah Kamerun dan Uganda.

Mudah-mudahan tahun depan realisasi pembangunan pabrik di berbagai negara sudah dilakukan, termasuk di Nigeria dan Amerika Serikat” ujar Davy.  

Sebagai pemegang paten, Saputra terus mengembangkan teknologi ini. Menurut Saputra teknologi terakhirnya sudah hampir sempurna, karena mampu menggantikan 100% pupuk kimia dengan hasil yang memuaskan. 

Proses uji coba telah dilakukan di Indonesia dan Afrika pada komoditas padi, jagung dan sayuran. Sedangkan untuk komoditas gandum percobaannya saat ini sedang berlangsung.”Teknologi terakhir inilah yang akan disebarkan dalam bentuk transfer teknologi ke berbagai negara di seluruh dunia” sambung Saputra. 

Saputra menyoroti, paten yang dimilikinya adalah bentuk rahmat Tuhan. Sehingga dia tidak pernah menentukan nilai royalti dan good will, setiap negara dipersilahkan membayar seikhlasnya.

”Yang penting bagi kami adalah bagaimana tanah pertanian di seluruh dunia dapat diperbaiki dengan segera, petani mudah mendapatkan pupuk berkualitas tinggi dengan harga terjangkau, dan dunia tidak perlu lagi mengalami krisis pupuk atau bahkan krisis pangan” tutup Saputra.