
16 Desember 2025 – Program Designing Innovation in Inclusive Waste Management in Sedayu Sub-District memasuki fase baru melalui gelaran public hearing di Sekretariat Keluarga Difabel Pinilih Sedayu pada 11 Desember 2025. Kegiatan ini menandai penutupan program dua tahun yang dijalankan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) dengan dukungan United Board for Christian Education in Asia (UBCHEA), sekaligus menegaskan keberlanjutan komitmen terhadap inisiatif pengelolaan sampah yang inklusif di wilayah Sedayu.
Wakil Rektor Bidang Akademik dan Riset UKDW, Dr. Rosa Delima, S.Kom., M.Kom., menegaskan bahwa perjalanan dua tahun program merupakan proses pembelajaran bersama yang menjadi fondasi penting bagi kerja sama berkelanjutan.
“Kami bersyukur program ini dapat berjalan selama dua tahun. Kami menyadari masih ada kekurangan, namun berbagai capaian—mulai dari inovasi alat pemilah sampah oleh mahasiswa KKN hingga pengembangan sistem rekam medis elektronik (eRM)—telah memberi manfaat nyata bagi masyarakat. Penutupan ini bukan akhir program. Ke depan, inisiatif tetap dapat berlanjut, baik dengan tema seputar waste management maupun isu inklusivitas lainnya,” ujarnya.
Apresiasi juga disampaikan perwakilan Kapanewon Sedayu, Aji Muhminarno, SPSE, Tenaga Kesejahteraan Sosial Kementerian Sosial RI Wilayah Sedayu. Ia menilai pendekatan UKDW membuka ruang partisipasi aktif bagi kelompok difabel dalam setiap tahapan program.
Ketua LPPM UKDW, Dr. Freddy Marihot Rotua Nainggolan, S.T., M.T., IAI., menjelaskan bahwa public hearing dipilih sebagai forum evaluasi terbuka agar masyarakat dapat menyampaikan masukan secara langsung. Menurutnya, tiga pilar utama yakni pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat, dijalankan secara terpadu dan saling melengkapi.
Beragam program dipresentasikan dalam kegiatan tersebut, antara lain evaluasi KKN mahasiswa, pengembangan eRM untuk Rumah Kebugaran Difabel, pembuatan game edukasi pengelolaan sampah berbasis Virtual Reality (VR), produksi eco-enzyme dan turunannya, serta uji coba alat inovatif pendukung pengelolaan sampah bersama Komunitas Pinilih.
Freddy juga mengungkapkan bahwa capaian program Sedayu telah dipresentasikan dalam 10th Asia Pacific Regional Conference on Service-Learning (APRC S-L) di Ateneo de Davao University, Filipina.
“Penggunaan teknologi VR untuk edukasi pengelolaan sampah mendapat perhatian besar dari peserta internasional. Mereka melihat pendekatan ini sebagai metode baru yang potensial untuk meningkatkan kesadaran masyarakat,” ujarnya.
Dari sisi komunitas, Perwakilan Pinilih, Tri Suhartini, mengapresiasi rangkaian program yang dinilainya membawa pengalaman baru dan relevan.
“Program ini inovatif dan memberi kami pengalaman yang luar biasa,” ujarnya.
Ia menambahkan bahwa aplikasi eRM kini telah mulai digunakan di Rumah Kebugaran Difabel.
“Kami bangga karena kini memiliki sistem rekam medis digital. Aplikasi ini memudahkan pembuatan laporan, grafik, dan pengolahan data yang sebelumnya kerap hilang. Ini benar-benar sesuai kebutuhan kami,” katanya.
Sementara itu, Yoyok dari Puskesmas Sedayu 2 menyampaikan harapan agar ke depan sistem eRM dapat terintegrasi dengan data BPJS Kesehatan, sehingga proses entri data menjadi lebih efisien. Ia juga membuka peluang keberlanjutan kolaborasi melalui KKN mahasiswa bidang teknologi informasi untuk mendukung migrasi data.
Salah satu warga, Wahyu, turut berbagi pengalamannya mencoba game VR edukasi pengelolaan sampah. Ia mengajak masyarakat untuk menerapkan pengetahuan yang diperoleh secara konsisten, termasuk pemilahan sampah yang berpotensi memberikan manfaat ekonomi.
Penutupan program ini menegaskan bahwa kolaborasi multipihak, inovasi teknologi, dan pendekatan inklusif mampu memperkuat kapasitas masyarakat dalam menjawab tantangan lingkungan. Meski fase program telah resmi ditutup, semangat kolaborasi yang tumbuh di Sedayu diharapkan terus berlanjut melalui berbagai inisiatif adaptif yang berpihak pada kelompok rentan.









