
Jakarta, 12 Desember 2025 – Memasuki 2026, masyarakat Indonesia akan terus mengalami tantangan ekonomi, termasuk fluktuasi biaya hidup. INDEF mencatat ekonomi Indonesia pada kuartal III 2025 melambat dibanding periode sebelumnya, dengan pertumbuhan pengeluaran konsumsi rumah tangga yang stagnan dalam beberapa tahun terakhir, menunjukkan daya beli masyarakat masih tertekan. Sementara itu, indeks literasi keuangan mencapai 66,46%, dan inklusi keuangan sekitar 80,51%, menunjukkan masih ada sebagian masyarakat yang belum sepenuhnya siap secara finansial, terutama terkait proteksi, perencanaan, dan pengelolaan risiko.
Di tengah kondisi ekonomi yang berfluktuasi, kebutuhan akan financial wellness menjadi semakin krusial. Fabiola Noralita, Direktur Bisnis Individu IFG Life, mengatakan,
“Mengelola keuangan bukan hanya soal menabung atau menekan pengeluaran, tetapi bagaimana kita membangun financial wellness yang utuh. Mulai dari proteksi, pengelolaan risiko, hingga kebiasaan finansial yang sehat dan berkelanjutan.”
IFG Life sebagai bagian dari Indonesia Financial Group (IFG), holding BUMN di bidang asuransi, penjaminan, dan investasi, berkomitmen menghadirkan perlindungan yang komprehensif, modern, dan mudah diakses, sekaligus mendorong kesiapan masyarakat menghadapi dinamika ekonomi melalui literasi risiko dan perencanaan jangka panjang.

Untuk mulai membangun kebiasaan dan perencanaan keuangan yang lebih sehat, berikut lima langkah financial wellness yang dapat kamu coba:
- Evaluasi kondisi keuangan selama 2025
Sebelum melangkah ke 2026, sangat penting untuk melihat ke belakang kondisi dan aktivitas keuangan mu selama 2025. Periksa dengan jujur pengeluaran, pendapatan, utang, tabungan, dan pola konsumsi. Salah satu caranya adalah dengan membuat tabel sederhana: catat rata-rata pengeluaran per bulan, dikelompokkan menurut kategori seperti kebutuhan pokok, tempat tinggal, keuangan & proteksi, komunikasi & hiburan, dana sosial, dan kebutuhan lainnya, lalu bandingkan dengan pendapatan dan aset yang dimiliki.
Dari tabel sederhana seperti ini, kamu dapat memahami pengeluaran yang mana yang bisa ditekan atau pola pengeluaran kamu. Evaluasi rutin seperti ini memudahkan kamu menyeimbangkan penghasilan dan pengeluaran, menemukan ruang untuk menabung atau berinvestasi, serta memastikan alokasi untuk kebutuhan penting sudah ideal.
- Buat skala prioritas dan target untuk 2026
Setelah memahami posisi keuangan saat ini, langkah berikutnya adalah menetapkan target finansial yang jelas dan realistis sesuai kebutuhan dan rencana hidup kamu di 2026. Coba proyeksikan apa saja milestone atau hal yang kemungkinan membutuhkan biaya besar tahun depan. Misalnya, anak akan masuk sekolah, ada rencana renovasi rumah, ingin mulai membangun dana darurat, atau sudah menargetkan liburan panjang yang selama ini tertunda. Semua rencana ini perlu dimasukkan ke dalam perencanaan agar anggaranmu lebih terarah dan tidak membebani keuangan di tengah jalan.
Dengan target yang spesifik, lebih mudah untuk membuat anggaran bulanan dan melihat prioritas pengeluaran. Penetapan goal seperti ini membuat kamu bisa merencanakan langkah konkret dan bukan hanya “menabung saja,” tetapi memiliki tujuan dan arah keuangan, sehingga lebih termotivasi dan terukur.
- Pahami dan kenali potensi risiko tahun depan
Memasuki 2026, selain menetapkan prioritas dan target, penting untuk memahami risiko yang dapat memengaruhi rencana keuangan kamu. Kejadian tak terduga selalu mungkin terjadi, baik bersifat eksternal seperti inflasi dan fluktuasi harga kebutuhan pokok, maupun internal seperti perubahan penghasilan atau kebutuhan mendadak dalam keluarga.
Kamu dapat mempersiapkan strategi mitigasi yang tepat menjadi salah satu bagian penting untuk mencapai financial wellness. Misalnya menyiapkan cadangan dana darurat, menyesuaikan rencana pengeluaran, atau meninjau ulang alokasi investasi. Memahami risiko membantu kamu lebih realistis dalam membuat keputusan keuangan dan menjaga rencana jangka panjang tetap aman.
- Lengkapi dengan proteksi yang tepat
Ketika situasi ekonomi dan biaya hidup fluktuatif, risiko tak terduga relatif tinggi. Sakit, kecelakaan, kehilangan pekerjaan, hingga kebutuhan mendadak menjadi semakin fatal. Dalam kondisi seperti ini, memiliki proteksi asuransi menjadi bagian krusial dari financial wellness. Bahkan proteksi harus dijadikan prioritas sebelum mulai mengejar investasi agresif, karena asuransi memberikan “sabuk pengaman” agar risiko besar tidak menjebol perencanaan keuangan kamu.
Dalam konteks ini, IFG Life sebagai pemimpin industri asuransi jiwa dan kesehatan, menekankan pentingnya setiap keluarga memiliki proteksi yang memadai, mulai dari asuransi jiwa hingga penyakit kritis yang fleksibel dan komprehensif. Produk seperti LifeCOVER menawarkan manfaat dan premi yang bisa disesuaikan dengan kebutuhan keluarga.
“Kami percaya semua keluarga berhak mendapatkan perlindungan yang layak. IFG Life berkomitmen menghadirkan perlindungan yang komprehensif dan terjangkau bagi seluruh lapisan masyarakat, agar setiap keluarga bisa mengakses proteksi dengan mudah,” ujar Fabiola.
- Bangun kebiasaan mencatat keuangan di tahun 2026 yang konsisten
Konsistensi sering menjadi tantangan terbesar dalam perencanaan keuangan, sehingga membangun kebiasaan rutin lebih penting daripada sekadar membuat rencana. Mulailah dengan langkah praktis, seperti mencatat pengeluaran harian menggunakan aplikasi atau buku catatan, serta membuat kalender keuangan untuk mengingat tanggal penting seperti tagihan bulanan atau jatuh tempo premi.
Luangkan waktu sekali seminggu untuk merekap pengeluaran, dengan cara yang paling nyaman bagi kamu, baik melalui aplikasi maupun buku catatan. Yang terpenting adalah menjadikan kebiasaan ini sebagai rutinitas. Dengan melakukannya secara konsisten, alokasi dana untuk proteksi, tabungan, dan kebutuhan penting bisa tetap terjaga.
Dengan langkah yang terencana dan kebiasaan yang konsisten, ketahanan finansial bukan hanya sekadar resolusi awal tahun, melainkan investasi jangka panjang bagi keamanan hidup. Tahun baru adalah momentum ideal untuk memulai perubahan kecil yang berdampak besar, mulai dari mengevaluasi kondisi keuangan, menetapkan prioritas dan target, mengenal risiko, melengkapi proteksi, hingga membangun kebiasaan mencatat keuangan secara rutin. Semakin cepat kita membangun fondasi finansial yang kuat, semakin siap kita menghadapi berbagai peluang dan tantangan di tahun yang akan datang.





