
Jakarta, 08 Desember 2025 – Paini, pendiri Kedai In-Spirasi Rumah Singgih Disabilitas Mandiri (RUMSIDISMA) binaan BSI Maslahat meraih Juara III Jagoan Wirausaha Inspiratif di ajang Apresiasi Wirausaha Inspiratif (AWI) 2025 di Jakarta, Senin (1/12). Ajang Apresiasi Wirausaha Inspiratif 2025 digelar oleh Deputi Bidang Kewirausahaan Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Penghargaan diserahkan oleh Menteri Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Maman Abdurrahman.
Capaian tersebut menegaskan peran UMKM berbasis Disabilitas dalam mendorong ekonomi inklusif. Kedai In-Spirasi menjadi bukti nyata bahwa keterbatasan bukan penghalang untuk berkarya dan berdaya.
Dalam sambutannya, Maman Abdurrahman menggambarkan bahwa tantangan terbesar para calon wirausaha bukan hanya mencari modal atau menemukan ide, melainkan keberanian mengeksekusi gagasan tersebut.
“Risk taking itu jauh lebih dalam dari sekadar kata-kata. Banyak yang punya ide luar biasa, tetapi ketika harus mengambil keputusan penting, keberanian itu justru memudar,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa membangun rasa percaya diri dan optimisme merupakan bagian penting dalam memunculkan Wirausaha Hebat yang mampu menciptakan perubahan nyata di lingkungan usaha. Ajang Apresiasi Wirausaha Inspiratif 2025 disebutnya sebagai ruang bagi para pelaku UMKM untuk mendapatkan dorongan segar, bertukar pengalaman, sekaligus memelihara semangat berkreasi.
Paini menyambut penghargaan dengan syukur dan tekad baru.
“Semangat Paini, bukan dikasihani, tapi diberi kesempatan,” ujar Paini saat menerima penghargaan.
Jargon ini bukan sekadar kata-kata, melainkan prinsip yang ia pegang sejak mendirikan Kedai In-Spirasi pada 18 Januari 2025.
Didukung oleh BSI Maslahat, Kedai In-Spirasi melibatkan 14 penyandang Disabilitas sebagai pelaku aktif dalam produksi, pelayanan, dan pengelolaan usaha. Lebih dari 10 mitra Disabilitas juga berperan sebagai barista, tim produksi, admin, dan operasional. Usaha ini telah menghasilkan lebih dari 20 produk kuliner yang dipasarkan secara offline dan online. Kedai In-Spirasi mencatat rata-rata transaksi Rp15–30 juta per bulan. Pelanggan berasal dari instansi, sekolah, program CSR, dan masyarakat umum. Model usaha ini tidak hanya berorientasi pada profit, tetapi juga pada inklusi dan kemandirian
Kedai In-spirasi bukan sekadar tempat usaha, tetapi sebuah embrio kemandirian ekonomi disabilitas. Di sinilah penyandang disabilitas belajar, bekerja, berlatih, dan akhirnya melahirkan usaha mandiri berbasis keterampilan dan potensi masing-masing. Dari kedai ini, tercipta model usaha inklusif yang bisa direplikasi tanpa harus tergantung pada fisik kedainya. Kedai In-spirasi adalah sumber lahirnya wirausaha disabilitas, bukan sekadar tempat berdagang. Kedai Insipirasi merupakan Model Social Enterprise berbasis pemberdayaan, bukan perluasan outlet.
Seperti mottonya, “Kami tidak membangun banyak kedai, tetapi membangun banyak jiwa mandiri.”
BSI Maslahat mendukung Kedai In-Spirasi melalui pendampingan usaha, pelatihan literasi digital, dan penguatan branding. Program ini sejalan dengan komitmen BSI Maslahat dalam memberdayakan UMKM Disabilitas agar mandiri dan berdaya saing. Penghargaan yang diraih Paini menjadi bukti bahwa pemberdayaan disabilitas melalui dukungan UMKM mampu menciptakan dampak sosial dan ekonomi. Dengan dukungan BSI Maslahat, Kedai In-Spirasi terus berkembang sebagai model usaha inklusif yang mengedepankan kemandirian dan keberdayaan.






