BSI Maslahat Perkuat Kehidupan Berkelanjutan yang Layak melalui Air  Bersih 

doc. BSI Maslahat

4 Desember 2025 – BSI Maslahat hadirkan Sumur Bor Ponorogo untuk kelangsungan hidup yang layak, dan  menghasilkan peningkatan pertumbuhan produktivitas pertanian. Peningkatan ini menjadi  sumber pendapatan yang signifikan bagi para petani. 

Air merupakan kebutuhan penting untuk menjaga kelangsungan hidup. Salah satu bentuk  Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah menggunakan air bersih sehari-hari. Dengan  menggunakan air bersih, dapat terhindar dari berbagai penyakit yang disebabkan karena  kualitas air yang buruk. Di beberapa wilayah Indonesia masih banyak yang mengalami krisis air  bersih, misalnya di Pulau Nusa Tenggara Timur, Jawa, dan Bali. Kelangkaan air dapat muncul  akibat minimnya air karena perubahan iklim atau disebabkan karena kurangnya fasilitas akses  air. 

Read More

“Sebaik-baik sedekah adalah memberi air.” (HR. Ahmad).

Air merupakan salah satu sumber  kehidupan penting bagi makhluk hidup. Di sebagian daerah Indonesia bahkan belahan dunia,  banyak mereka yang kesusahan dan membutuhkan air bersih untuk hidup. Sejalan dengan tema  SDGs poin 6 tentang Air Bersih dan Sanitasi Layak (Clean water and sanitation) yang bertujuan  untuk menjamin akses atas air dan sanitasi untuk semua. Pemahaman tersebut tertuang dalam  wujud nyata BSI Maslahat untuk menghadirkan harapan baru bagi mereka yang terdampak. 

Penerapan Program Air Bersih 

doc. BSI Maslahat

BSI Maslahat memiliki program wakaf sumur yang merupakan sumber air bersih untuk  masyarakat Indonesia sejak Juli 2024. Tujuan program ini meliputi: 

1. Menyediakan sumber air bersih bagi masyarakat sekitar 

2. Memenuhi kebutuhan air untuk konsumsi atau irigasi 

3. Meningkatkan taraf hidup masyarakat 

Dalam upaya memutus rantai kelangkaan air bersih, BSI Maslahat telah berpartisipasi  menyalurkan bantuan air bersih yang dikembangkan melalui mekanisme berbeda diluar wakaf.  Beberapa diantaranya yaitu, Desa Kubu Raya di Kalimantan Barat; Kampung Watumere, Desa  Ndetuzea, dan Desa Ndorurea di Kabupaten Ende, NTT; bahkan ke Palestina. Selain itu, BSI  Maslahat juga menghadirkan program wakaf sumur di berbagai daerah terdampak di Indonesia,  seperti Sumur Bor Palembang, Subang, Grobogan, Ende, dan Ponorogo. 

Dari Benih Pangan Biasa, menjadi Pertanian Produktif yang Menyejahterakan 

doc. BSI Maslahat

Air bersih bukan sekedar kebutuhan fisik, tetapi juga bisa dimaknai sebagai simbol kesucian,  keberlanjutan, dan kasih sayang alam kepada manusia. Menyadari hal itu, BSI Maslahat  meresmikan sebuah sumur bor di Dusun Cabean, Desa Plunturan, Kecamatan Pulung,  Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur, yang dibangun dari dana wakaf. 

Dusun Cabean dikenal sebagai kawasan pertanian dengan lahan yang luas dan mayoritas  penduduk bekerja di sektor pertanian. Selama ini, warga hanya bisa menanam padi saat musim  hujan dan jagung saat musim kemarau. Keterbatasan air membuat siklus tanam pertanian  menjadi terbatas. 

Di Dusun Cabean, ada komunitas tani yang bernama Kelompok Tani Mulyo. Manfaat sumur  bor ini dirasakan langsung oleh warga yang tergabung dalam Kelompok Tani Mulyo.  Sebelumnya, petani hanya mampu mengelola lahan dua kali dalam setahun untuk ditanami padi dan jagung. Kini, lahan seluas 1 hektar yang menerima manfaat air dari sumur tersebut  meningkat produktivitasnya sehingga mampu ditanami 3 kali setahun. Kehadiran sumur bor ini  menjadi awal mula peningkatan penghasilan pertanian.  

Awalnya, dengan menanami lahan dengan padi dalam 1 musim, petani mampu menghasilkan  Gabah Kering Panen (GKP) sebanyak 7 ton/ha dengan harga jual Rp6.600/kg. Selain itu,  terdapat jagung dimusim berikutnya dengan produktivitas 9 ton/ha dengan harga jual  Rp6.500/kg untuk jagung benih. Peningkatan penghasilan petani diperoleh melalui  penambahan masa tanam satu kali, yaitu padi dengan nilai Rp46.200.000 dan jagung sebesar  Rp58.500.000, sehingga total pendapatan mencapai Rp104.700.000 per tahun.  

Kehadiran sumur bor kemudian menjadi solusi karena mampu memperluas pemanfaatan lahan  hingga dapat ditanami sebanyak tiga musim. Dampaknya, pendapatan petani meningkat dari  Rp104.700.000 menjadi Rp163.200.000, atau naik sebesar 55,87%. Angka ini menjadi bukti  nyata bahwa akses air bersih tidak hanya untuk kesehatan, tetapi juga meningkatkan  kesejahteraan masyarakat. 

Setiap tetes air bersih dari wakaf sumur yang diciptakan, adalah embun pagi yang menyegarkan,  menenangkan, dan menjadi awal dari kehidupan yang layak. Dari keterbatasan mereka yang  membutuhkan, BSI Maslahat siap memberi kemaslahatan untuk membangun air bersih demi  keberlanjutan yang layak dan kesejahteraan masyarakat. 

Related posts

Leave a Reply