Jepang dan Korea Siap Bikin Penonton Terpesona di Fiesta Folklore Nusantara 2025

Infografik: Instagram/Visit Jawa Tengah

Semarang, 10 September 2025 — Kota Lama Semarang kembali bersiap menjadi pusat perhatian budaya internasional dengan hadirnya Fiesta Folklore Nusantara 2025, sebuah ajang yang menjanjikan pesta seni lintas bangsa, lintas generasi. Bertempat di depan Gedung Marba, kawasan bersejarah ini akan disulap menjadi panggung terbuka raksasa yang memadukan kemegahan tradisi Nusantara dan pesona budaya mancanegara.

Gelaran yang berlangsung pada 12–13 September 2025 ini menjadi bagian dari Festival Kota Lama Semarang dengan tema besar “Color of Unity.” Tidak hanya menampilkan keragaman seni Nusantara dari Reog Ponorogo hingga Tari Piring, dari komunitas Bugis hingga Minang, festival ini juga mendatangkan penampilan istimewa dari Jepang dan Korea yang siap membuat publik terpukau.

Read More

Kehadiran Jepang akan diwakili oleh pertunjukan traditional dance oleh Mai Kikuchi, menghadirkan nuansa klasik yang sarat makna. Sementara dari Korea, atraksi Taekwondo Show with Hanbok dijadwalkan tampil, memberikan kombinasi unik antara olahraga bela diri dan kebanggaan busana tradisional. Lebih dari itu, festival ini juga menghadirkan Royal Hanbok Exhibition dan Hanbok Parade, sebuah pengalaman visual yang membawa pengunjung menjelajahi keanggunan pakaian tradisional Korea dalam balutan nuansa sejarah dan modernitas.

Sementara itu, panggung Nusantara akan semakin semarak dengan parade budaya, barongsai, wayang potehi, hingga festival kurta-kurti dari komunitas Khoja. Deretan sanggar seni dari berbagai daerah juga ikut serta, seperti Sanggar Gendhug, Sukoreno Kendal, Kusuma Wiratama, hingga Gambang Semarang Art Community. Perpaduan ragam kesenian ini menjadi bukti bahwa Kota Lama Semarang bukan hanya saksi bisu sejarah kolonial, tetapi juga ruang hidup yang terus bergerak untuk merayakan keberagaman budaya.

Dengan jadwal yang padat dari pukul 15.00 hingga 22.00 WIB, Fiesta Folklore Nusantara 2025 bukan sekadar tontonan, melainkan pengalaman lintas budaya yang memperkaya wawasan, mempererat persaudaraan, dan memperindah wajah Semarang sebagai kota warisan dunia.

Related posts

Leave a Reply