FSM 2025 Hadir 19–21 September di Alun-Alun Timur Rangkasbitung

Rangkasbitung, September 8, 2025 – Festival Seni Multatuli 2025 dengan tema Semarak Budaya Indonesia resmi dijadwalkan ulang. Setelah sempat diumumkan akan tertunda, acara ini dipastikan berlangsung pada 19–21 September 2025 di Alun-alun Timur, Rangkasbitung, Kabupaten Lebak, Banten.

Keputusan perubahan tanggal ini diambil setelah melalui koordinasi dengan berbagai pihak. Dalam pernyataannya, Direktur Festival Seni Multatuli 2025, Niduparas Erlang, menyebut langkah tersebut ditempuh demi memastikan ruang seni dan budaya tetap dapat hadir bagi masyarakat luas.

Read More

Tema besar tahun ini adalah “Orang-Orang Baru dari Banten.” Rangkaian kegiatan mencakup kolaborasi lintas seni, tradisi, dan pemikiran yang digelar selama tiga hari penuh di pusat kota Rangkasbitung.

Salah satu agenda utama adalah Ngarengkong Kolosal, pertunjukan yang melibatkan 300 masyarakat adat Kasepuhan Banten Kidul. Kegiatan ini akan membuka festival dengan perayaan tradisi yang menghadirkan suara dan langkah kolektif.

Selain itu, Simposium Sastra Hindia Belanda dan Kita akan menghadirkan akademisi, penulis, dan peneliti untuk membahas jejak sejarah sastra kolonial dalam konteks masa kini.

Diskusi bertajuk Orang-Orang Baru dari Banten juga menjadi bagian penting, melibatkan penulis, jurnalis, serta peneliti yang menyoroti dinamika masyarakat dan kebudayaan Banten.

Festival menghadirkan pula pertunjukan seni tradisi, seperti Calung Renteng dan Koromong Baduy. Dua kesenian khas ini akan dipadukan dengan penampilan seniman nasional, termasuk Butet Kartaredjasa, Irma Maulani, Buhunna Sora, serta Once Mekel bersama paduan suara SMPN se-Rangkasbitung.

Rangkaian acara tidak berhenti di panggung seni. Penonton juga dapat menyaksikan pemutaran film Setelah Multatuli Pergi serta pementasan teater monumental Sekali Peristiwa di Banten Selatan oleh Teater Gates.

Program Telusur Jejak Multatuli mengajak peserta menyusuri sejarah Rangkasbitung, kota yang lekat dengan nama penulis Multatuli. Di sisi lain, Workshop Daur Ulang Kertas bersama Kertas Sobek memberi ruang pembelajaran kreatif berbasis keberlanjutan.

Sebagai penutup, akan hadir Ceramah Budaya: Agama Urang Sunda bersama Dr. Aditia Gunawan dari Perpustakaan Nasional RI. Sesi ini dirancang sebagai puncak refleksi budaya, menghubungkan warisan lokal dengan wacana pengetahuan yang lebih luas.

Festival Seni Multatuli telah menjadi agenda budaya tahunan di Rangkasbitung. Kehadirannya dimaksudkan untuk memperkuat identitas daerah, membuka ruang apresiasi, serta menjadi jembatan antara masyarakat, seniman, dan tradisi.

Dengan perubahan jadwal ini, seluruh kegiatan yang sebelumnya direncanakan tetap akan dilaksanakan. Penekanan diberikan pada semangat bersama untuk merayakan seni dan budaya Indonesia dari Banten.

Informasi terkini mengenai Festival Seni Multatuli 2025 Semarak Budaya Indonesia tersedia melalui kanal media sosial resmi dan laman www.festivalsenimultatuli.id.

Related posts

Leave a Reply