Seremonia.id – Papua, pulau terluas kedua di dunia dengan daratan mencapai 785.753 kilometer persegi, kini menjadi sorotan karena perkembangan pesat potensi kreatif anak muda Papua di bidang sains, seni budaya, dan olahraga. Salah satu inisiatif yang menjadi pendorong perkembangan tersebut adalah kehadiran Papua Youth Creative Hub (PYCH) di kawasan Abepura, sekitar 11 kilometer dari pusat Kota Jayapura.
PYCH didirikan setelah Presiden Joko Widodo bertemu dengan 23 tokoh muda Papua inspiratif di Istana Negara, Jakarta, pada September 2019. Sejak diresmikan pada 21 Maret 2023 oleh kepala negara, PYCH telah menjadi pusat riset, ruang kerja bersama (co-working space), ruang teater untuk pengembangan seni dan budaya, ruang pameran, arena olahraga, dan asrama bagi anak-anak muda Papua yang ingin mengembangkan potensi kreativitas mereka.
Kreativitas anak-anak muda Papua terlihat mencuat dengan adanya Papua Street Carnival 2023 yang digelar pada 7 Juli 2023. Dengan tema “Papua Extravaganza: The East Great Spirit,” acara ini menjadi sorotan karena menampilkan kreasi unik dari para milenial Papua dalam bentuk parade dan fashion show yang megah.
Presiden Joko Widodo, yang membuka resmi acara tersebut di depan Kantor Gubernur Papua di Kota Jayapura, menyatakan keyakinannya bahwa sektor industri kreatif di Tanah Papua akan berkembang dan mendorong ekonomi lokal karena memiliki material, potensi, dan kekuatan yang besar.
“Papua Street Carnival memang baru pertama kali diadakan, hanya memang perlu direncanakan jauh-jauh sebelumnya. Saya kira, ini awal munculnya banyak sekali industri kreatif yang ada di tanah Papua dan kita harapkan ini terus berlanjut,” ujar Presiden Jokowi.
Papua Street Carnival 2023 menampilkan beragam karya kreatif yang terinspirasi dari flora dan fauna endemik Papua, seperti burung cenderawasih, kepiting hitam, ikan pelangi, kopi, dan buah merah. Kostum-kostum unik hasil desain para milenial dari PYCH dan kendaraan hias memukau ribuan penonton yang hadir.
Tidak hanya itu, acara tersebut juga menampilkan karya-karya kreatif dan inovatif di bidang teknologi informasi, termasuk produk laptop dan ponsel hasil produksi PYCH. Hal ini menunjukkan komitmen PYCH untuk mengembangkan potensi anak-anak muda Papua di berbagai bidang, termasuk teknologi.
Pendiri Papua Street Carnival, Yunike, adalah salah satu desainer muda Papua yang merasa bangga dapat mengikuti acara ini. Dia bersama rekan-rekan desainer lokal bekerja keras selama sebulan untuk merancang pakaian-pakaian karnaval yang menakjubkan.
“Papua Street Carnival memang baru pertama kali diadakan, hanya memang perlu direncanakan jauh-jauh sebelumnya. Saya kira, ini awal munculnya banyak sekali industri kreatif yang ada di tanah Papua dan kita harapkan ini terus berlanjut,” ungkap Yunike.
Kehadiran Papua Street Carnival memberikan peluang lebih besar bagi para milenial Papua untuk mengenalkan karya dan desain mereka tidak hanya kepada masyarakat di tanah air, tapi juga ke warga dunia. Selain itu, acara ini berpotensi menjadi ajang tahunan yang mengangkat keunggulan lokal dan karya-karya kreatif anak-anak muda Papua.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, menyatakan bahwa Papua Street Carnival akan menjadi ajang tahunan dan diharapkan melibatkan seluruh pihak dalam persiapannya. Ia yakin acara ini akan semakin sukses di masa depan dan menjadi daya tarik pariwisata serta ekonomi kreatif Papua.
Dengan demikian, hadirnya Papua Street Carnival di Bumi Cenderawasih bukan hanya memamerkan kreativitas anak-anak muda Papua, tetapi juga membuka peluang bagi perkembangan industri kreatif lokal yang potensial dan mendunia.