Makassar, 23 Juni 2023 – PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) terus memperluas program penyaluran dan pemberdayaan zakat melalui Desa BSI (Bangun Sejahtera Indonesia) guna membangun desa-desa binaan, termasuk di wilayah Timur Indonesia.
Dalam upaya menguatkan ekonomi umat, BSI kini fokus pada optimalisasi sektor agrikultur dengan mengembangkan klaster peternakan sapi potong di Desa Parangbanoa, Palangga, Gowa, Sulawesi Selatan.
Direktur Keuangan & Strategi BSI, Ade Cahyo Nugroho, menjelaskan, “Peningkatan ekonomi desa harus dibangun melalui pemanfaatan potensi sumber daya alam, pengelolaan keuangan yang baik, pembentukan lembaga yang kuat, dan perubahan pola pikir masyarakat. Dengan demikian, desa-desa yang tangguh, berwawasan, dan berkelanjutan dapat terbentuk.”
Penguatan ekonomi syariah di berbagai sektor, termasuk sektor agrikultur, merupakan salah satu upaya BSI dalam mendorong kemajuan Islamic Ecosystem di wilayah Timur Indonesia. BSI memberikan dukungan melalui penyediaan fasilitas yang layak bagi masyarakat, mendukung sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta menjalin kerja sama dengan berbagai universitas dan lembaga di Sulawesi Selatan dan Pulau Sulawesi secara umum.
Cahyo menyampaikan bahwa BSI fokus mengembangkan Desa BSI sebagai bagian dari upaya perseroan dalam mendorong kemajuan ekonomi umat dari desa. Dengan membangun desa-desa di wilayah Indonesia yang memiliki potensi sumber daya ekonomi, BSI berharap dapat mendorong pertumbuhan desa yang berkembang, tangguh, dan berkelanjutan.
Melalui program desa binaan ini, BSI diharapkan dapat membantu masyarakat desa mengembangkan potensi sektor peternakan, sehingga meningkatkan kesejahteraan mereka.
“CBSI serius dalam mendorong kemajuan ekonomi umat, dan salah satu caranya adalah dengan mengimplementasikan ekonomi syariah secara nyata untuk meningkatkan taraf hidup mustahik. Melalui pendampingan ini, BSI siap membantu mustahik naik ke tingkat yang lebih baik,” ungkap Cahyo.
Desa BSI dibangun untuk meningkatkan taraf hidup mustahik dengan memberikan program pendampingan hingga mereka dapat menjalankan program tersebut tanpa bantuan.
Sekretaris Daerah Kabupaten Gowa, Kamsina, mengatakan bahwa Pemerintah Daerah memberikan dukungan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk melalui program pendampingan melalui penguatan zakat.
“Kami siap dalam hal regulasi dan kebijakan yang mendorong para peternak desa untuk meningkatkan taraf hidup mereka,” tutur Kamsina.
Desa Parangbanoa dikembangkan sebagai bagian dari klaster peternakan sapi potong. Saat ini, BSI dan BSI Maslahat telah bekerja sama dengan 50 peternak binaan di desa ini, dengan total hewan ternak sapi potong mencapai 150 ekor.
Klaster peternakan di Parangbanoa terus mengalami pertumbuhan positif berkat program pembinaan dan pendampingan yang telah memasuki tahun kedua. Beberapa kegiatan yang dilakukan termasuk pengadaan sarana dan prasarana, penguatan kapasitas penerima manfaat/kelompok, penguatan keagamaan, dan pengembangan jaringan pemasaran.
“Sapi-sapi di Desa BSI ini akan didistribusikan ke daerah-daerah Makassar dan sekitarnya untuk memenuhi kebutuhan hewan kurban menjelang Hari Raya Idul Adha. Kami telah menyiapkan 150 ekor sapi untuk dijual saat Hari Raya,” ujar Direktur Eksekutif BSI Maslahat, Sukoriyanto Saputro. BSI dan BSI Maslahat bekerja sama dalam program kelembagaan guna memperjelas struktur dan alur program serta penyaluran zakat kepada mustahik.
Saat ini, BSI telah membangun 13 desa binaan di seluruh Indonesia, yang terdiri dari berbagai klaster peternakan, perikanan, pertanian, dan perkebunan.
Program pendampingan ini akan berlangsung hingga 3 tahun, dengan tujuan agar setiap kelompok dapat mandiri dan berkelanjutan. Kriteria pemilihan desa meliputi tingkat kefakiran, potensi sumber daya alam, potensi sumber daya manusia, dan potensi sosial kemasyarakatan.