Goethe-Institut Indonesien memilih empat belas intelektual untuk mengikuti program study trip “Life of Muslims in Germany”. Dari tanggal 7 sampai 21 Oktober 2017, para peserta akan mengunjungi pusat kajian Islam di tiga Universitas ternama di Berlin, Frankfurt, dan Göttingen. Mereka juga akan berinteraksi dengan masyarakat muslim dari latar belakang sosial dan etnis yang beragam.
Sejak 1950, beberapa fase imigrasi telah mempengaruhi keberagaman suku dan agama di Jerman. Saat ini sekitar 4.100.000 warga negara jerman adalah muslim. Walaupun tergolong sebagai agama minoritas dengan jumlah 5 persen, mereka secara beragam berkontribusi terhadap kebudayaan negaranya. Baik di kota besar ataupun di desa terpencil, kebudayaan islam dapat dengan mudah dijumpai di Jerman, baik dari struktur Masjid, komunitas muslim ataupun asosiasinya.
Goethe-Insitut Indonesien menginisiasi program studi “Life of Muslims in Germany” di awal September untuk menyoroti kebudayaan Islam di lingkungan sekular Jerman. Berkerjasama dengan Universitas Paramadina, dari beberapa rangkaian wawancara terpilih empat belas intelektual Indonesia yang menjadi bagian dari program kunjungan edukasi Jerman ini. Para peserta yang terpilih berasal latar belakang profesi yang sangat beragam seperti jurnalistik, akademik ataupun entrepreneur yang berasal dari beberapa kota dan pulau di Indonesia.
Di tanggal 7 sampai 21 Oktober, para peserta akan melakukan perjalanan ke Jerman dan mengunjungi beberapa pusat kehidupan muslim di Berlin, Frankfurt, dan Göttingen. Sebagai bagian dari perjalanannya, para peserta akan diperkenalkan dengan program pendidikan Islam di Universities of Gottingen dan Frankfurt, juga di Humboldt University Berlin. Universitas tersebut akan menjadi pendamping di beberapa workshop dan memberikan kesempatan kepada peserta untuk bertemu dengan pelajar di jenjang doktoral untuk kajian Islam dan juga di bidang keilmuan lainnya. Perjalanan lebih jauh menuju Museum of Islamic Art dan Orient Department of the State Library yang bertujuan untuk mendorong pemahaman yang lebih dalam tentang hubungan historis, social dan politik secara subjektif. Pada catatan yang lebih pribadi, para peserta akan bertemu dengan berbagai komunitas Muslim dan mengunjungi masjidmasjid Sunni dan Syiah yang berbeda di ibukota. Oleh karena itu, para peserta dari Indonesia memiliki kesempatan untuk berdiskusi dan berjejaring dengan anggota masyarakat dan mendapatkan gambaran kehidupan yang lebih komprehensif sebagai agama minoritas dalam kesehariannya. Selain tur dan kunjungan, setiap harinya akan dilengkapi dengan seminar dan pengarahan, mengenalkan berbagai materi pelajaran dan menggambarkan berbagai latar belakang kehidupan Muslim dan budaya Islam. Pada akhir program, para peserta akan mengunjungi Federal Foreign Office (Kantor Luar Negeri Federal) dan Gedung Parlemen Jerman, untuk bertemu dengan perwakilan dari pemerintah Jerman dalam rangka berbagi wawasan dan pemikiran mereka mengenai budaya Islam di Jerman.
Proyek “Life of Muslims in Germany” ini akan berlanjut dalam format digital berupa situs web untuk memberikan informasi lebih lanjut mengenai ragam aspek budaya Islam di Jerman.