Candi Borobudur, Magelang 10 Maret 2019 – Setiap tanggal 24 Maret seluruh Negara di Dunia memperingati hari Tuberkulosis sedunia.
Tahun ini, Duta Besar Amerika Serikat di Jakarta, Gubernur Provinsi Jawa Tengah, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI: dr. Anung Sugihantono, M.Kes, USAID dan KNCV melakukan Peluncuran Hari TBC sedunia bersamaan dengan Peringatan 70 Tahun Kemitraan Indonesia dan Amerika Serikat.
Bertempat di salah satu Mahakarya Kebudayaan Bangsa di Dunia, Candi Borobudur, seluruh undangan yang hadir diajak bersama melihat A Story of Hope yang merupakan salah satu rangkaian perayaan, memperlihatkan bentuk kemitraan yang baik antara Indonesia dan Amerika Serikat melalui project 5 tahun dari USAID untuk Penanggulangan TBC di Indonesia.
Tuberkulosis bukanlah momok yang harus ditakutkan, namun seharusnya diobati dengan cepat dan tepat. TBC adalah penyakit yang dapat disembuhkan. Alfiyah dan Varel merupakan salah satu contoh kasus penderita TBC yang berhasil sembuh berjuang dari TBC Kebal Obat dan Varel dengan TBC Sensitif Obat.
dr. Anung Sugihantono, M.Kes menegaskan kembali komitmen Pemerintah Indonesia untuk eliminasi TBC pada tahun 2030. Hal tersebut disampaikan pada Pertemuan High Level Leadership Meeting (HLLM) on Ending TB yang diselenggarakan di New Delhi, India, tanggal 13-14 Mei 2018.
Saat itu, Menteri Kesehatan RI mewakili negara-negara anggota WHO dari South East Asia Region (SEARO) pada Pembukaan HLLM oleh Perdana Menteri India, menyampaikan bahwa Pemri telah menetapkan Pencegahan dan Pengendalian TBC sebagai Prioritas Pembangunan Nasional 2015-2019 dengan 12 indikator yang dimonitor langsung oleh Presiden. Menteri Kesehatan RI menjelaskan bahwa ”Presiden memiliki komitmen politik yang kuat untuk eliminasi TBC pada tahun 2030 dan mendorong pendekatan multi-sektor”. Hal tersebut merupakan komitmen yang sangat penting dalam mensukseskan target eliminasi TBC di Indonesia pada tahun 2030.
Lebih lanjut dr. Anung menjelaskan bahwa komitmen tersebut telah diwujudkan dalam aksi nyata berupa penyediaan pendanaan penuh untuk eliminasi TBC, jaminan kesehatan nasional untuk peningkatan kualitas pelayanan kesehatan kepada pasien TBC, pelaksanaan pendekatan keluarga dan masyarakat, pembentukan strategi kemitraan masyarakat dan swasta di daerah, serta pencarian aktif pasien TBC, dan pengembangan inovasi penelitian dan pengembangan kebijakan TBC.