Dirjen Cipta Karya Danis H. Sumadilaga menerima kunjungan dari 42 Pegawai Negeri Sipil (PNS) Muda dari Belanda, Jumat (30/11/2018) di Gedung Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Dalam kunjungan tersebut, Dirjen Cipta Karya turut didampingi oleh Plt. Sesditjen Cipta Karya Dodi Krispratmadi dan Direktur Keterpaduan Infrastruktur Permukiman Edward Abdurrahman. Rombongan PNS Muda Belanda tersebut dipimpin oleh Khalid Aissati. Turut hadir dalam kunjungan tersebut yaitu perwakilan dari Utusan Khusus Presiden tentang Pengendalian Perubahan Iklim (UKP-PPI).
Sementara itu, Danis menjelaskan, kebijakan dan strategi dari Ditjen Cipta Karya yaitu tentang penyediaan pembangunan infrastruktur permukiman yang diuraikan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019 dengan target penyediaan air minum dan akses sanitasi untuk memenuhi kebutuhan dasar penduduk, 100% akses aman air minum dan sanitasi, pemenuhan infrastruktur dasar dan fasilitas umum, kota tanpa permukiman kumuh, dan pembangunan infrastruktur pedesaan. Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR bertujuan untuk mencapai 100% Urban Smart Living melalui permukiman yang layak huni dengan 100% akses air minum dan sanitasi, dan 0% permukiman kumuh di daerah perkotaan, membangun permukiman tangguh bencana, bangunan hijau, dan penerapan teknologi informasi. Target-target ini telah ditunjuk sebagai visi Kementerian PUPR yang akan dicapai pada tahun 2030.
Beberapa program yang dimiliki Ditjen Cipta Karya yaitu pendekatan konsep pembangunan infrastruktur permukiman, seperti pendekatan sistem bangunan yang direncanakan dengan komprehensif, terintegrasi dan berkelanjutan sesuai dengan rencana tata ruang, pendekatan pemberdayaan masyarakat, dan pendekatan fasilitasi Pemerintah Daerah. Ditjen Cipta Karya memiliki beberapa program dalam pengembangan permukiman terutama di sektor air minum, sanitasi, pembangunan permukiman dan bangunan serta lingkungan. Untuk program penyediaan air minum berupa sistem penyediaan air regional, sistem penyediaan air perkotaan, sistem pasokan air pedesaan, pasokan air berbasis masyarakat, dan instalasi pengolahan air di daerah-daerah khusus seperti perbatasan, pulau kecil dan daerah terpencil.
Sementara untuk program sektor sanitasi yaitu melalui sistem pengolahan air limbah regional, sistem pengolahan air limbah perkotaan, instalasi pengolahan lumpur, tempat pembuangan akhir regional, dan tempat pemrosesan limbah terpadu atau 3R. Untuk program pengembangan lingkungan melalui pembangunan kota hijau, pelestarian warisan kota, pengembangan ruang terbuka hijau, pengembangan kebun raya, dan memfasilitasi pemerintah daerah dalam peraturan bangunan yang akan dibangun.
Selain itu, Ditjen Cipta Karya memiliki program pemberdayaan masyarakat yang mengembangkan infrastruktur dasar di daerah permukiman melalui partisipasi masyarakat dari perencanaan hingga implementasi dan konstruksi. Program pemberdayaan masyarakat di Ditjen Cipta Karya yaitu Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas), Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas), Tempat Pembuangan Sampah 3R (TPS 3R), dan program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU). Program ini terletak di area lingkungan lingkup kecil.
Danis berharap melalui pertemuan ini, dapat dihasilkan pertukaran pengetahuan dan praktik terbaik dalam mengembangkan infrastruktur di kedua negara.
Aissati mengungkapkan maksud kedatangan dari PNS Belanda tersebut yaitu untuk melihat tata cara pengelolaan air dan landfill di Indonesia. “Kami secara khusus sangat tertarik pada program Kementerian PUPR terkait dengan green city planning,” tutur Aissati.