Puncak acara UPH Festival 25 ditutup pada tanggal 18 Agustus 2018 yang dimeriahkan oleh Music performance dan Human Configuration oleh 3.536 mahasiswa baru UPH beserta dengan para mentor. Rektor UPH, Dr. (Hon) Jonathan L. Parapak, M.Eng.Sc. menutup secara resmi seluruh rangkaian UPH Festival 25 dengan rasa syukur.
“Bersyukur pada Tuhan karena telah berkenan memakai kita semua dan sama-sama sudah memanggil kita ke UPH untuk memuliakan nama Tuhan. Kita semua sudah memahami arti Set Apart, artinya bukan kita jadi ekslusif tapi dipisahkan untuk menjadi orang yang diutus sebagai berkat. Biar kita semua di utus juga untuk mengalami pendidikan holistis dan transformatif,” ungkap Rektor yang disusul dengan pemukulan gong 3 kali sebagai simbol berakhirnya UPH Festival 25.
Usai simbolisasi penutupan acara, penutupanUPH Festival 25 langsung dilanjutkan dengan rangkaian puncak acara yang terdiri dari penampilan tari payung, Human Configuration, dan music performance dari Conservatory of Music (CoM)
Untuk Human Configuration tahun ini begitu unik dengan menyajikan move choreography sambil berlari menuju titik-titik dimana mereka harus berdiri untuk menampilkan Human Configuration yang nantinya membentuk sebuah logo. Hal inilah yang menjadi sebuah tantangan tersendiri, sebab masing-masing peserta tidak boleh salah posisi sedikitpun, begitu pula dengan gerakan yang dilakukan harus sesuai arahan dari para mentor, sehingga dapat membentuk berbagai konfigurasi logo dan tulisan. Akurasi sangat penting di dalam pertunjukan ini.
Fransiscus sebagai koordinator juga menyatakan bahwa untuk Human Configuration yang melibatkan 3536 mahasiswa ini waktu persiapannya juga sangat sedikit, hanya dua hari dengan masing-masing 1 jam saja. Tentunya ini menjadi sebuah tantangan yang tersendiri sebab dalam waktu latihan yang singkat terhadap ribuan mahasiswa baru ini, ditujukan untuk sebuah pertunjukkan yang sesempurna mungkin dengan tanggung jawab properti masing-masing.
“Kita senantiasa selalu upgrade, kalau tahun yang lalu mahasiswa duduk membawa properti, sekarang mahasiswa berjalan cepat sambil membawa properti membentuk 6 konfigurasi,” tambahnya.
6 konfigurasi tersebut yakni tulisan ‘We Are UPH’, Knowledge, Faith, Character, logo UPH, dan logo UPH Festival Set Apart. Dimana kesemuanya ini harus ditampilkan hanya dalam waktu 16 menit.
Tidak hanya itu, dalam performance ini nantinya juga akan ada tari payung dari 146 penari yang terdiri dari koreografi UKM Nusantara Dance Company, beserta mahasiswa Teacher College, Psikologi, dan Manajemen Perhotelan. Tari Payung ini akan berbentuk menjadi sebuah lingkaran yang mempunyai arti sebuah pesan bahwa anugerah Tuhan itu limitless dan tidak putus. Tarian ini akan ditampilkan dengan iringan lagu Swahili berjudul Baba Yetu, yang artinya Doa Bapa Kami. Lagu ini dipilih karena cocok dengan tampilan motif batik pada human configuration yang terkesan etnik.
Sedangkan melalui konfigurasi itu sendiri, Moses menjelaskan bahwa terdapat dua pesan yang disampaikan, pada tampilan 4 warna primer yakni merah, kuning, putih, dan biru menyatakan sebuah identitas khusus dari UPH, dan yang kedua adalah pesan sebuah keberagaman.
Usai penampilan Human Configuration, mahasiswa baru dan mentor juga diberi waktu jeda untuk ‘meet and great’ dengan para orangtua yang sudah hadir dan menunggu di lapangan bola basket dalam waktu kurang lebih 20 menit, untuk setelahnya melanjutkan mengikuti acara Musical Performance dan Fireworks. Suasana penutupan acara begitu meriah dan disambut dengan begitu antusias oleh para mahasiswa baru.