JAKARTA, Indonesia, 17 Januari 2023 — Twilio (NYSE: TWLO), platform interaksi dengan pelanggan yang menghasilkan pengalaman real-time dan terpersonalisasi untuk brand-brand terkemuka, berbagi pandangan terkait sejumlah tren yang diperkirakan akan memengaruhi strategi brand-brand Indonesia dalam mengelola data dan interaksi dengan pelanggan di tahun 2024. Fokus pada peningkatan literasi data bagi karyawan dan edukasi tentang privasi data konsumen, penerapan satu strategi data untuk seluruh lini organisasi, serta pendekatan baru seperti minimalisasi data merupakan sejumlah tren yang menjadi perhatian Twilio.
Di kawasan Asia Pasifik, literasi data di kalangan karyawan dan edukasi privasi data konsumen akan menjadi landasan yang menentukan arah perkembangan bisnis yang semakin mengandalkan data
Privasi data dan kepatuhan akan menjadi tanggung jawab bersama oleh seluruh divisi dan tim dalam organisasi bisnis, sejalan dengan perkembangan regulasi yang mewajibkan perusahaan yang memanfaatkan data untuk memastikan keseimbangan antara strategi berbasis data dan pertimbangan-pertimbangan etis. Penerapan UU Perlindungan Data Pribadi akan mendorong peningkatan transparansi terkait pengumpulan, penggunaan, dan berbagi data, dan secara umum akan mensyaratkan pelaku usaha di Indonesia untuk menjadi lebih bertanggung jawab. Terkait dengan hal itu, literasi data akan menjadi komponen utama dari program peningkatan kapasitas dan rekrutmen karyawan. Lebih lanjut, organisasi bisnis diharapkan bersikap lebih proaktif dalam melakukan edukasi terkait privasi data konsumen, termasuk dengan cara menyampaikan informasi terkait privasi yang mudah dimengerti serta mendampingi konsumen dalam memutuskan sejauh mana mereka ingin melindungi data mereka.
Atribusi, pengukuran, dan personalisasi skala besar akan menjadi pertimbangan utama bagi para pelaku usaha dalam mengelola data konsumen dan berinteraksi dengan mereka, di samping hal-hal terkait privasi, persetujuan, dan tata kelola. Semua ini akan berdampak pada operasional dan strategi yang diterapkan pemasar dan praktisi data di berbagai vertikal industri.
Platform data menjadi elemen yang menyatukan organisasi dan keputusan untuk menerapkan strategi data merupakan tanggung jawab bersama seluruh tampuk pimpinan
Kemunculan platform data pelanggan (customer data platform atau CDP), CDP dengan komponen yang dapat dipilih dan dirakit dalam berbagai kombinasi untuk memenuhi kebutuhan pengguna tertentu (composable CDP), ruang pembersihan data (data clean room), dan gudang data (data warehouse) akan mendorong pergeseran nyata dalam dinamika organisasi di tahun 2024. Mengutip temuan IDC, 50% dari 1.000 organisasi bisnis terbesar di Asia menyatakan bahwa di tahun 2024, mereka akan mengadopsi CDP sebagai layanan data pelanggan perusahaan untuk menangani transaksi real time. Platform data modern, yang diharapkan dapat mengurai penyimpanan data tradisional dalam setiap divisi bisnis, akan menjadi kekuatan yang menyatukan berbagai tim dan fungsi dalam sebuah organisasi bisnis dengan satu strategi data yang sama.
Dengan kian pentingnya peranan data dalam menentukan arah kebijakan dan menemukan peluang baru, organisasi bisnis akan fokus pada pengembangan strategi data tunggal. Di era baru ini, bukan hal aneh bagi para pimpinan utama, termasuk Chief Technology Officer (CTO), Chief Marketing Officer (CMO), Chief Product Officer (CPO), dan Chief Revenue Officer (CRO), untuk melangkah keluar dari batasan peran masing-masing dan bekerja sama untuk menetapkan visi data dari suatu organisasi. Pendekatan kolaboratif seperti ini akan mendukung terciptanya perspektif yang lebih menyeluruh akan sebuah perusahaan dan praktik bisnis yang dijalankannya, yang akan menjadi masukan berharga dalam proses pengambilan keputusan serta faktor penting pendorong pertumbuhan.
Menentukan strategi data yang paling efektif akan jadi perhatian utama di tahun 2024, dan organisasi bisnis akan mengeksplorasi berbagai cara untuk mengurangi risiko data, salah satunya dengan minimalisasi data
Perdebatan antara kelompok yang mengusung prinsip minimalisasi data dan yang meyakini kekuatan maksimalisasi data akan meramaikan diskusi di antara pimpinan perusahaan, seiring dengan perjalanan organisasi bisnis dalam menemukan cara terbaik memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (AI) untuk menghasilkan dampak positif terbesar bagi perusahaan.
Di tengah kekhawatiran terkait privasi data dan pembobolan data, kita akan melihat banyak organisasi bisnis memilih strategi minimalisasi data guna mengurangi risiko dan juga sebagai upaya mematuhi standar privasi data. Di sisi lain, membatasi pengumpulan data hanya pada data yang penting untuk tujuan bisnis yang spesifik – alih-alih mengumpulkan data dalam jumlah besar – mungkin akan menghambat efektivitas dan perkembangan strategi yang berbasis AI. Karena itu, di tahun 2024, organisasi bisnis akan fokus mencari jalan tengah guna memastikan keseimbangan optimal antara penggunaan, privasi, dan keamanan data.