(Tuban, Kuta-21 September 2018) – Munculnya kasus-kasus yang berhubungan dengan SARA tidak jarang meruak di permukaan. Hal ini pastinya sangat mengkhawatirkan, apalagi jika mengingat mayoritas penduduk Indonesia berasal dari suku, agama, dengan kebiasaan yang juga beragam. Perbedaan tidak harusnya menjadikan alasan untuk perseteruan antar sesama manusia. Inilah yang menjadi tema besar untuk acara Siraman Rohani yang diadakan di H Soveriegn Bali. Pidato ini diberikan oleh dua pemuka agama yang berbeda dan diikuti oleh seluruh staff H Sovereign Bali.
Pada Jumat, 14 September 2018 telah diadakan sebuah acara yang diisi oleh pemuka agama Islam: Bapak H. M Thoha. Pada acara yang berlangsung kurang lebih 1 jam ini, seluruh staff H Sovereign Bali diajak untuk berpikir mengenai semangat kerja dan beberapa tipe pekerja. Tema yang umum tapi mengena ini dapat dinikmati seluruh staf H Sovereign Bali yang memiliki latar belakang dari berbagai macam suku dan agama yang berbeda.
Tidak hanya sampai di sini, kampanye positif ini diteruskan dalam sebuah acara siraman rohani agama Hindu. Acara ini dipandu oleh tokoh agama Hindu, IGN. Wisnu Wardana (Ketua Yayasan Tri Hita Karana) dan turut dihadiri oleh Bapak Ramia Adnyana S.E., M.M., CHA. Dalam acara ini, seluruh staf tanpa memandang perbedaan suku dan agama mendengarkan acara yang positif. Acara “Siraman Rohani” ini dilakukan secara berkala setiap setahun sekali dan diharapkan dapat menyatukan berbagai perbedaan: Unity in Diversity.