Jakarta, Kominfo – Guna memberikan solusi terhadap berbagai persoalan yang dihadapi di kota maupun kabupaten di Indonesia, seperti pertumbuhan penduduk, kemiskinan, bencana alam, kriminalitas dan lainnya, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) mengembangkan Gerakan Menuju 100 Smart City bersama seluruh Pemerintah Kota dan Kabupaten di Indonesia.
Dalam program tersebut, Kemenkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika (Aptika) menggandeng pemerintah kota dan kabupaten setempat yang wilayahnya masuk pada konsep Smart City.
“Tujuan dari pembangunan kota dan kabupaten pintar ini agar dapat tercipta kesatuan wilayah hijau yang mampu berdaya saing dan didukung oleh teknologi,” ujar Direktur Jenderal Aptika Kemenkominfo Semuel Abrijani Pangerapan, pada program TokTok Kominfo, di Jakarta, Selasa (22/1/2019).
Semuel menjelaskan, konsep program smart city disesuaikan berdasarkan karakteristik setiap daerah. Kemudian disinergikan dengan target terwujudnya smart economy, smart people, smart government, smart mobility dan smart living.
“Setiap kota atau kabupaten yang tergabung dalam program smart city kriterianya harus berkinerja baik. Memiliki pandangan ke bidang ekonomi, penduduk, mobilitas, pemerintahan dan juga lingkungan hidup. Di sisi lain juga mengontrol semua infrastruktur di daerahnya masing-masing,” ucap Semuel.
Menurut Semuel, paling utama dari program smart city adalah hadirnya cara baru melayani masyarakat oleh pemerintah daerah melalui teknologi, misalnya saja terciptanya suatu aplikasi, untuk mempercepat dan kemudahan.
Sebagai salah satu bentuk contoh dari program smart city dalam upaya pelayanan terpadu dari pemerintah daerah ke masyarakatnya atau smart government, Semuel menyebutkan, adalah fungsi teknologi informasi realisasi e-KTP di Indonesia.