Depok – Peneliti BRBIH melaksanakan kunjungan ke Balai Besar Pascapanen – Kementerian Pertanian dalam rangka sinergi pembuatan produk pakan hias, pada 21 Januari 2019.
Kebutuhan pakan dalam kegiatan budidaya ikan, khususnya mikroalga sebagai pakan alami untuk benih ikan atau udang pada fase pembenihan selama ini masih bergantung pada impor dari India dan China.
KKP terus mendorong pengembangan inovasi ini karena usaha ini dapat dilakukan skala rumah tangga dengan modal yang kecil, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan pembudidaya ikan. Inovasi teknologi kultur spirulina skala rumah tangga ini juga merupakan bagian dari gerakan pakan mandiri (GERPARI) bertujuan untuk meningkatkan efisiensi biaya produksi melalui peningkatan efisiensi pakan dalam usaha pembudidayaan ikan.
Teknologi ini telah diaplikasikan pada pelaku pembibitan ikan hias dan ikan lele di Kabupaten Bandung dan Purworejo, juga dalam proses pengembangan oleh “planktonshop” di Purworejo dan Gresik dengan melakukan modifikasi pengeringan pasta Spirulina.
Spirulina sendiri merupakan jenis mikroalga yang sangat potensial sebagai sumber makanan alami baik untuk hewan maupun manusia. Kandungan protein di dalamnya mencapai 55 – 70%, lipid 4 – 6%, karbohidrat 17 – 25%, asam lemak tidak jenuh majemuk seperti asam linoleat dan linolenat, beberapa vitamin seperti asam nikotinat, riboflavin (vitamin B2), thiamin (vitamin B1), sianokobalamin (vitamin B12), mineral, asam-asam amino, dan bahan aktif lainnya seperti karotenoid, pigmen klorofil dan fikosianin.