Jakarta – Raut wajah girang ditunjukkan Mukhlis Abdul Holik saat duduk berhadapan dengan Presiden Joko Widodo. Adul, begitu ia biasa dipanggil, adalah seorang pelajar berusia 8 tahun asal Sukabumi yang saat ini duduk di kelas 3 SD.
Sejak lahir, Adul yang bercita-cita menjadi pemadam kebakaran ini sudah mengalami keterbatasan fisik di bagian kakinya. Hal itu membuatnya harus merangkak menuju sekolah yang berjarak 3 kilometer dari rumahnya. Ia juga diketahui menderita kelainan di bagian tenggorokan.
Keterbatasan itu nyatanya tak menyurutkan semangatnya untuk bersekolah. Semangat Adul untuk menimba ilmu tak kalah dari anak-anak sepantarannya.
“Saya tadi tanya ke Abdul pas ketemu saya tadi di ruangan sana. Abdul mau minta apa ke saya? Saya pikir mau minta barang atau sesuatu. Saya minta sekolah dari SD sampai kuliah nanti Bapak perhatikan,” ujar Presiden menirukan jawaban Adul dalam acara Peringatan Hari Disabilitas Internasional Tahun 2018 di Kota Bekasi, Jawa Barat, Senin, 3 Desember 2018.
Adul yang sebelumnya berkeinginan untuk bertemu Presiden ini tampak digendong dan dipangku oleh Presiden Joko Widodo di lokasi acara. Kepala Negara dalam sambutannya memuji semangat Adul dan menyebutnya sebagai salah satu sumber inspirasi.
“Minta diperhatikan sekolahnya dari SD sampai kuliah. Semangat-semangat seperti ini yang harus kita tumbuhkan dan tingkatkan,” ucapnya.
Adul tidak hanya sendirian. Inspirasi dan prestasi lain juga ditunjukkan banyak penyandang disabilitas lainnya.
“Saya menjadi saksi kecintaan bapak, ibu, dan saudara-saudara sekalian terhadap negara kita Indonesia antara lain salah satunya melalui perhelatan Asian Para Games yang sangat mengagumkan di negara kita,” tuturnya.
Dari sisi prestasi, kontingen Indonesia untuk Asian Para Games 2018 yang merupakan ajang olahraga bagi para atlet disabilitas mampu merebut 37 emas dan masuk peringkat ke-5. Para atlet kita di Asian Para Games itu juga mendapat penghargaan yang sama seperti yang diterima atlet-atlet lainnya dari pemerintah.
“Selain di bidang olahraga banyak sekali teman-teman kita yang berprestasi di bidang yang lain. Saya berikan contoh, Risnawati Utama, ini WNI pertama yang dipilih menjadi anggota komite penyandang hak disabilitas PBB tahun 2018. Ini prestasi yang luar biasa,” imbuhnya.
Ada juga Surya Sahetapy yang merupakan seorang penggerak komunitas handai tuli. Surya juga beberapa kali mengajari Presiden mengenai bahasa isyarat.
Prestasi juga ditunjukkan oleh Muhammad Fahmi Husein. Mahasiswa disabilitas ini meraih penghargaan desain terbaik dalam kompetisi desain mobil listrik 2018 di Jakarta. Sederetan prestasi dari para penyandang disabilitas lainnya juga disebut oleh Presiden dalam kesempatan itu.
“Prestasi-prestasi seperti ini yang enggak pernah kita bicarakan dan angkat. Ini prestasi yang sangat tinggi dan perlu saya sampaikan pagi ini,” ujarnya.
Menurutnya, prestasi gemilang yang ditunjukkan mereka menjadi inspirasi tersendiri dan hanya dapat terwujud dengan kerja keras. Maka itu Kepala Negara berpesan kepada mereka untuk selalu percaya diri dan bekerja keras dalam menggapai impian di tengah keterbatasan mereka.
“Mereka ini adalah sumber inspirasi bagi kita, seluruh warga negara Indonesia. Prestasi yang gemilang tersebut saya pastikan bisa terjadi karena semangat juang, kerja keras, dan kreativitasnya,” tutur Presiden.
Turut hadir mendampingi Presiden, Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasasmita, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Ketenagakerjaan M. Hanif Dhakiri, dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.