Islamabad, 26 November 2018: “Situasi Pakistan sangat dinamis tapi kami selalu mencari peluang dan selalu berusaha memanfaatkan kesempatan untuk mempromosikan Indonesia karena potensi kedua negara besar,” kata Dubes RI Pakistan Iwan Suyudhie Amri dalam wawancara seusai Forum Konsultasi Bilateral II dengan Pakistan di Islamabad (26/11). Dalam FKB II ini, Delegasi Indonesia dipimpin oleh Dirjen Asia Pasifik dan Afrika, Desra Percaya.
Dubes Iwan menyampaikan bahwa “People-to-people contact” adalah kunci hubungan baik Indonesia-Pakistan. Karenanya, selain isu perdagangan, isu pendidikan adalah salah satu topik yang dibahas di FKB.
Saat ini sudah ada beberapa universitas di Indonesia yang memiliki MoU dengan Pakistan, termasuk UI. Di Islamabad ada International Islamic University yang mempunyai Mou dengan Pesantren Gontor, sementara Universitas lain yang berfokus di bidang agrikultur mempunyai kerja sama dengan IPB.
Sebaliknya, saat ini ada mahasiswa Pakistan yang melanjutkan studi di UNAIR dan ITB melalui skema Darmasiswa.
Menurut Dubes Iwan, saat ini ada sekitar 300 mahasiswa Indonesia di Karachi dan angka itu perlu digenjot lebih tinggi lagi.
“Saat ini hanya generasi 40 tahun keatas yang tahu mengenai ikatan historis Indonesia-Pakistan. Dengan penambahan pertukaran jumlah mahasiswa, generasi muda sebagai calon pemimpin bangsa bisa makin saling kenal,” cetus Dubes Iwan.
Isu lain yang menjadi fokus FKB II adalah diversifikasi produk kelapa sawit, yang mendominasi produk perdagangan Indonesia-Pakistan saat ini.
Berkat kelapa sawit, neraca perdagangan Indonesia-Pakistan tahun ini surplus sebanyak US$ 1.8 milyar. Sejak pengimplementasian Preferential Trade Agreement (PTA) di tahun 2013, Indonesia berhasil menguasai pangsa pasar di Pakistan sebanyak hampir 80%, merebut pangsa pasar yang sebelumnya dikuasai Malaysia.
Namun, mempertahankan posisi lebih sulit daripada mengambil alih. Karenanya, diversifikasi sangatlah penting, agar tidak tergantung pada satu produk saja. Apalagi saat ini ada wacana pelarangan konsumsi vegetable ghee atau vanaspati (pengganti minyak goreng yang dibuat dari minyak kelapa sawit) oleh Punjab Food Authority. Jika pelarangan ini, yang sedianya akan berlaku mulai 2020 jadi diterapkan, maka kelapa sawit dari Indonesia akan pula terdampak.
Berkaitan hal tersebut, dibahas juga Technical Barrier to Trade yang dikenakan ke Palm Oil dan Buah Pinang. Indonesia menyambut baik janji pihak Pakistan yang akan mengadakan rapat interkementerian untuk membahas isu ini.
“Indonesia menyambut baik jaminan pihak Pakistan yang menanggapi isu Techical Barriers to Trade ini dengan serius. Ke depannya, perundingan akan berjalan dengan lebih kekeluargaan,” kata Dubes Iwan, mengutip pernyataan Dirjen Desra.
Saat ini, Indonesia sedang mengupayakan masuknya produk dagang unggulan lain seperti produk-produk Mayora dan Suzuki Karimun. Jika produk-produk ini diterima dengan baik, maka perwakilan Indonesia bisa mendorong penurunan tarif untuk produk-produk ini.