Jakarta, 29 Oktober 2019 – PT Metrodata Electronics Tbk (“MTDL”), emiten yang bergerak di bidang distribusi, solusi & konsultasi Teknologi Informasi dan Komunikasi (“TIK”) berhasil mempertahankan pertumbuhan laba bersih pada kuartal III-2019 sebesar 35,5%YoY dari Rp191,0 miliar di kuartal III-2018 menjadi Rp258,8 miliar di kuartal III-2019.
Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia menjadi salah satu aspek yang berperan besar dalam menorehkan kinerja positif secara berkelanjutan.
Dari laporan e-Conomy SEA 2019 yang dirilis oleh Google, Temasek, dan Bain & Company, Indonesia menjadi salah satu negara dengan pertumbuhan ekonomi digital yang paling pesat di wilayah Asia Tenggara. Pertumbuhan tersebut sejalan dengan diresmikannya Palapa Ring baru-baru ini, yaitu proyek pembangunan jaringan serat optik nasional yang menghubungkan 514 kota untuk akselerasi pemerataan ekonomi digital. “Pertumbuhan ekonomi digital Indonesia ini meningkatkan demand akan produk dan solusi TIK, sehingga sebagai digital solution & distribution company MTDL siap mendukung transformasi digital para pelanggan dan mitra korporasi,” ungkap Susanto Djaja, Presiden Direktur MTDL.
Pendapatan MTDL meningkat pada kuartal III-2019, mencapai Rp10,2 triliun, atau naik 12,8%YoY dari Rp9,1 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya. “Masih sama dengan semester I-2019, pertumbuhan pendapatan paling tinggi berasal dari unit bisnis Solusi, yakni 25,1%. Sementara untuk kontribusi terbesar terhadap pendapatan masih berasal dari unit bisnis Distribusi sebesar 77,0%, diikuti oleh unit bisnis Solusi 21,3% dan Konsultasi 1,7%,” lanjut Susanto.
Sementara menurut Randy Kartadinata, Direktur MTDL, Pendapatan unit bisnis Distribusi, di bawah pengelolaan entitas anak PT Synnex Metrodata Indonesia (“SMI”), bertumbuh Rp838 miliar, atau 11,5%YoY dibandingkan tahun lalu. Salah satu pendukung utama pertumbuhan adalah segmen bisnis yang relatif baru lewat PT My Icon Technology yang bermain di pengadaan produk TIK melalui e-katalog (LKPP – Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah). “Untuk segmen B2G (business-to-government) penjualannya signifikan, yaitu mencapai Rp404 miliar hingga kuartal III-2019 ini,” ungkap Randy.
Randy menambahkan “Dari sisi lain, pertumbuhan unit bisnis Distribusi juga didukung oleh segmen Consumer yang melakukan penjualan kepada dealer, dengan meningkatnya permintaan dealer yang mulai me-maintain stok setelah pilpres. Ditambah dengan peningkatan pertumbuhan dari segmen Commercial yang melakukan penjualan ke segmen korporasi melalui Perusahaan Solusi TIK sejalan dengan transformasi digital yang menguntungkan perusahaan-perusahaan solusi tersebut.”
Perkembangan teknologi digital seperti IoT, AI (Artificial Intelligence), 5G, Big Data & Analytics, Dev-Ops, Cloud yang bertumbuh pesat di Indonesia membuat data menjadi aset yang perlu dilindungi. “Seiring perkembangan teknologi tersebut, keamanan siber yang kuat menjadi penting dan sangat diperlukan untuk menjaga data yang semakin kompleks. Oleh karena itu melalui SMI, kami telah bekerja sama dengan International Council of E-Commerce Consultants (“EC-Council”) menjadi penyedia solusi sertifikasi keamanan siber,” tutur Randy. EC-Council adalah perusahaan terkemuka penyedia jasa badan sertifikasi keamanan siber, beroperasi di 145 negara dan 200.000 sertifikasi keamanan informasi profesional secara global. Selain itu, baru-baru ini SMI juga telah ditunjuk Uniview untuk memasarkan produk Uniarch. Uniarch merupakan CCTV IP (internet protocol) berkualitas tinggi dengan harga yang terjangkau dan easy to use. Kerja sama ini menambah rangkaian lebih dari 90 merek yang ditawarkan melalui saluran distribusi MTDL.
Pendapatan unit bisnis Solusi MTDL di bawah entitas anak PT Mitra Integrasi Informatika (“MII”) bertumbuh Rp450,7 miliar, atau 25,1%YoY. “Kebutuhan akan solusi digital dari segmen perusahaan skala kecil dan menengah hingga enterprise dapat dipenuhi oleh MII sebagai digital solution provider sehingga di era digital transformasi ini, unit bisnis Solusi menjadi salah satu penyumbang growth terbesar untuk MTDL,” ujar Randy. “Customer base terbesar kami adalah dari industri Perbankan dan Telekomunikasi dengan solusi utama yang dibutuhkan adalah untuk pengadaan infrastruktur TI serta proyek interface bagi perbankan dan big data analytics bagi Telco.”
Disamping itu, penjualan produk 8 Pilar merepresentasikan 20% dari total pendapatan unit bisnis Solusi. Delapan Pilar yang terdiri dari Cloud Services, Digital Business Platform, Big Data & Analytics, Security, Consulting & Advisory Services, Managed Services, Hybrid IT Infrastructure, dan Business Application, merupakan inisiatif MTDL dalam mempersiapkan diri menghadapi teknologi masa depan. Dengan Cloud Services, Managed Services dan Digital Business Platform sebagai penyumbang terbesar.
Unit bisnis Konsultasi MTDL di bawah entitas anak PT Soltius Indonesia (“SI”) bersama unit bisnis Solusi terus berupaya menyediakan solusi-solusi spesifik terbaru kepada para pelanggan korporat.
Pertumbuhan unit bisnis Solusi & Konsultasi turut didukung oleh Sumber Daya Manusia yang unggul, dengan lebih dari 600 orang konsultan TIK dalam proses implementasi aplikasi dan jasa TIK. MTDL memberikan solusi Managed Services berupa jasa tenaga ahli TIK sebanyak 420 developer dan 800 technical support yang ditempatkan di kantor pelanggan korporatnya.
Susanto mengaku optimis MTDL dapat melampaui target pendapatan dan laba bersih yang dicanangkan pada awal tahun ini. “Melihat kinerja keuangan dari tiap unit bisnis sampai dengan kuartal III-2019 seiring pertumbuhan ekonomi digital Indonesia yang akan terus berkembang, kami rasa target 12% top line dan 12,5% bottom line dapat terlampaui. Dengan strategi diversifikasi segmen bisnis dan produk yang lengkap, MTDL berharap dapat menjadi perusahaan penyedia teknologi digital yang terpercaya yang turut berperan dalam akselerasi ekonomi digital Indonesia.”
Datascrip, Canon, BNI Syariah, UPH, UIN SUKA Yogyakarta, Metrodata Elektronik, Best Western Papilio Hotel, BPSDM PUPR, AMD, Huawei, Inspirational Video, Motivational Video