Polhukam, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto mengatakan bahwa jumlah pengungsi bencana gempa dan tsunami di Palu dan Donggala yang tercatat saat ini sebanyak 59.450 dan tersebar di 109 lokasi. Dikatakan, banyaknya titik lokasi pengungsian tersebut karena masyarakat masih takut dan trauma untuk tidur di dalam bangunan.
“Kok begitu banyak lokasi-lokasi penampungan-penampungan itu, sebenarnya pada saat gempa bumi itu tidak ada petunjuk nanti kumpul di mana, itu spontan. Saya tanya kenapa tidak kembali ke rumah? Takut, pak, trauma, tidak mau tidur di rumah, tidak mau tidur di bawah atap, tidak mau tidur di gedung-gedung. Itu yang memperbanyak lokasi-lokasi ini,” kata Menko Polhukam kepada para wartawan di Kantor Kemenko Polhukam, Senin (1/10/2018).
Selain itu, Menko Polhukam mengatakan bahwa pemerintah berusaha memenuhi kebutuhan para pengungsi tersebut, seperti tenda, makanan, minumam, air bersih, dan MCK. Hanya saja, pendistribusian bantuan-bantuan tersebut masih terkendala oleh akses masuk ke tempat-tempat pengumpulan para pengungsi.
“Satu-satunya angkutan yang saat ini sangat efektif itu angkutan udara, maka kita sangat membutuhkan adanya bantuan angkutan udara, itu menjadi prioritas kita. Barulah sekarang angkutan darat itu mulai berangsur-angsur datang karena jalan darat sudah mulai dipulihkan oleh Kementerian PUPR sehingga sekarang dari semua jurusan kita berusaha untuk memasukkan bantuan, terutama makanan dan minuman,” kata Menko Polhukam Wiranto.
Dirinya juga mengungkapkan bahwa masih banyak korban yang tertimbun di bawah puing-puing yang belum dapat dievakuasi karena kekurangan alat berat. Untuk itu, Menko Polhukam mengatakan sudah dilakukan mobilisasi bantuan alat berat yang didapat dari para pengusaha tambang, perkebunan dan real estate sebanyak kurang lebih 20 alat berat berupa eskavator dan bulldozer.
“Saya mendapatkan laporan tadi alat berat yang sudah kita kumpulkan dari para pengusaha tambang, kemudian pengusaha perkebunan dan para pengusaha pembangunan real estate, dan sebagainya itu sudah ada kira-kira lebih dari 20 eskavator termasuk bulldozer yang pada saat hari pertama saya ke Palu kira-kira hanya 2 eskavator,” kata Menko Polhukam.
Mengenai pasokan listrik, dikatakan bahwa Presiden langsung meninjau di sana dan beliau mengarahkan supaya listrik segera dipulihkan karena tanpa listrik, tanpa energi maka semuanya lumpuh, rumah sakit tidak bisa beroperasi, telepon seluler tidak bisa beroperasi, generator tidak bisa berjalan, dan kendaraan-kendaraan lumpuh.
Menko Polhukam mengatakan dari 7 gardu induk, hanya 2 yang bisa dioperasikan karena alat kelengkapan gardu tersebut masih utuh, sementara 5 gardu lainnya tidak bisa dioperasikan karena mesinnya rusak sehingga membutuhkan tenaga ahli dan waktu untuk memperbaikinya. Sementara menunggu gardu induk selesai diperbaiki, diperlukan genset-genset sebagai pemasok listrik. Tercatat sudah ada 20 genset dari BNPB dan 12 dari Kementerian Sosial.
“Rumah sakit prioritas mendapatkan pasokan listrik itu, kita membutuhkan banyak genset, maka itu juga jadi prioritas kita mendapatkan genset. Dan genset butuh bahan bakar, bahan bakar itu juga langka, Pak Presiden telah mengarahkan segera atasi bahan bakar, datangkan pesawat-pesawat yang kemarin dikerahkan untuk penyamaan harga BBM sampai ke Timika sana, sementara dialihkan ke situ,” kata Menko Polhukam.