Polhukam, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan Wiranto kembali menekankan mengenai pentingnya persatuan. Jika tidak bersatu, maka negeri ini akan kalah dalam persaingan global.
“Negeri ini kalau tidak bersatu dalam persaingan global yang sangat berat saat ini pasti kita akan kalah, kemudian tidak bisa mencapai cita-cita kita, masyarakat adil dan makmur. Oleh karena itu betapa pentingnya persatuan itu,” ujar Menko Polhukam Wiranto saat menghadiri tasyakuran HUT Paguyuban Jawa Tengah (PJT) ke 23 di Jakarta.
Menko Polhukam mengatakan, paguyuban mengandung rasa kebersamaan, saling membantu dan tolong menolong antar sesama. Sehingga, tidak bisa dipisahkan dengan rukun.
“Jadi guyub, rukun, itu tidak bisa dipisahkan. Kadang-kadang guyub iya, rukunnya tidak. Atau kadang-kadang rukunnya iya, tapi tidak guyub. Oleh karena itu saya rasa paguyuban Jawa Tengah itu tidak hanya guyub, ya juga rukun,” kata Menko Polhukam Wiranto.
Dalam kesempatan itu, Menko Polhukam mengatakan dalam sejarah bangsa-bangsa, banyak negara, kerajaan, dan bangsa yang bubar karena tidak bisa mempertahankan persatuan. Misalnya Romawi, China, dan sebagainya. Kemudian Majapahit, Demak sampai Mataram itu bubar karena tidak bersatu.
“Maka demikian, kita bersyukur sekali karena para pendahulu kita telah menempatkan persatuan itu menjadi satu hal yang harus dijaga kelestariannya sehingga sampai dicantumkan dalam sila ke 3 Pancasila yang 5 itu dan juga dalam pembukaan UUD 1945 juga dikatakan di sana “perjuangan pergerakan kemerdekaan Indonesia telah sampailah kepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur.” Jadi disamping merdeka ya bersatu, dari bersatu itu bisa berdaulat, dari berdaulat bisa adil dan makmur,” kata Menko Polhukam Wiranto